Chapter 31

662 91 9
                                    

Happy reading...

Untuk yang ke dua kalinya smith menangis, pertama saat ayah nya meninggal dan yang ke dua saat ini, Hatinya hancur berkeping keping. Sungguh smith sangat mengharapkan raya menjadi bagian dari hidupnya. Tapi bagaimana pun juga ia tak boleh memaksakan raya..

"Aku akan mencoba belajar melupakan mu, dan menghapusmu dalam pikiran ku..!" Lirih smith..

Rasanya ia enggan beranjak dari rooftop, senja yang menemani sorenya sangat cantik memancarkan cahaya jingga yang di padukan dengan warna hitam awan yang akan berganti malam..

"Mungkin aku seperti senja, hanya datang sesaat karna harus terkikis malam yang panjang.." Gumam smith.

"Kalo memang ini sudah menjadi takdirku, aku akan mengikhlaskan mu bersama dengan mondy. Paling tidak hatiku sudah lega karna aku sudah mengungkapkan semuanya pada mu.." lanjut smith, sekarang ia bener benar akan melupakan raya. Lagi pula ia tidak mungkin memaksakan cintanya pada raya..
Smith tau cinta tak mungkin di paksakan..

"Uaaaahhhhh, jam berapa sekarang. Sepertinya aku ketiduran..!" Raya beranjak dari tempat tidurnya menuju jendela untuk melihat suasana..

Mungkin karna pikirannya yang plong membuatnya tidur dengan nyenyak, dan ternyata sekarang sudah malam..

"Bagaimana dengan kabar smith, biasanya ia selalu mengusik dan menjaili ku..?" Tanya raya pada dirinya sendiri..

Raya merasa tak enak, sebenarnya ia menyakiti smith tapi ia masih saja berada di rumah smith..

"Untuk hal itu aku akan memikirkannya nanti, aku akan meminta maaf pada smith.." gumam raya pelan, tapi bagaimana dengan urusannya dan mondy. Mungkin besok ia akan membicarakannya lagi..

"Lebih baik ku lanjutkan lagi tidurku yang lumayan nyenyak, tapi hatiku masih ada yang mengganjal aku ingin tau bagaimana ke adaan smith saat ini.." Yang tadinya raya akan tidur, tapi ia teringat pada smith.. raya beranjak dari tenpat tidur nya, mungkin raya akan melihat smith di kamarnya atau pun di ruang kerja nya..


"Bagaimana sekarang ke adaan raya apa raya masih murung.." mondy sekarang tengah duduk di kursi panjang taman belakang rumah nya, mondy khawatir dengan ke adaan raya. Karna terakhir ia ke rumah smith untuk mengajak raya jalan jalan raya tidak mau, raya malah mengunci dan malah berdiam diri di kamar.

Jadi mondy tidak ingin mengganggu raya dulu, mungkin raya butuh waktu untuk sendiri...

"Smith..!" Raya masuk ke ruang kerja smith, tapi hasilnya sama. Smith tidak ada, raya sudah mencari di kamar bahkan ruangan ruangan yang smith sering datangi tapi dia tidak ada...

"Kemana perginya smith, lagi pula mobil dan bodyguard nya ada di rumah..?" Tanya raya pada diri nya sendiri..

"Aduhhh  smith, kau membuatku pusing, aku lelah mencari mu. Kau tau rumah mu besar sekali jadi jika harus bolak balik atas bawah membutuhkan tenaga yang extra.."

Raya bingung harus mencari kemana perginya smith, tapi ada satu tempat yang belum ia datangi.. "Rooftop..! Gumam raya antusias dan segera ia berlari ie tangga paling tinggi untuk menuju rooftop..

"Smith...!" Ternyata orang yang ia cari cari ada di rooftop, smith sedang terduduk sembari menenggelamkan kepalanya di antara ke dua pahanya.

Saking fokusnya melamun, smith tidak mendengar panggilan dari raya..

"Aaaaaaaaaa...aku mencintai mu raya, aku tulus mencintai mu, tapi mengapa kamu tidak memiliki perasaan yang sama padaku.."

Jleb...

Seketika hati raya sakit, sungguh ia tak menyangka bahwa smith mencintainya sedalam ini. Laki laki kaku dan dingin itu menangis di hadapannya.. bahkan tersedu sedu..

Sungguh raya merasa bersalah karna telah membuat smith sakit hati seperti ini, tapi apa yang harus ia lakukan untuk membuat smith kembali seperti sebelummya...

"Smith maafkan aku karna membuat mu seperti ini, ku mohon jangan seperti ini.."  ungkap raya, sembari menghampiri smith yang masih terduduk..

"Ku mohon jangan seperti ini smith.."gumam raya dan ikut duduk di samping smith yang sedang menunduk..

Grep..

Tiba tiba smith memeluk raya erat, bahkan raya sampai terjungkal ke belakang. Kalau saja tangannya tidak buru buru menahan berat badannya..

Raya pun membalas pelukan smith tak kalah eratnya, bahkan ia ikut meneteskan air mata haru.. ia bersyukur masih ada menyayangi dan mencintainya selain mondy..

"Ku mohon biarkan seperti ini untuk yang terakhir kalinya raya..!" Lirih smith dan semakin memeluk raya erat, tanpa niatan untuk melepaskannya..

Raya hanya mengangguk mengiyakan, mungkin ini akan menjadi pelukan kenang kenangan untuk smith, Sebelum ia pergi ke belanda..





"Apa..!, tega sekali kamu ray, kamu baru memberi tahu ku di saat kamu akan pergi ke belanda dua hari lagi.."

Mondy marah, ia sangat marah kenapa raya baru memberi tahunya saat waktunya semakin dekat dengan kepergiannya..

"Ada satu hari,aku bisa menghabiskan waktu dengan ku.." ungkap raya memegang tangan mondy..

Raya dan mondy sekarang tengah berada di taman kota, raya meminta bertemu pagi pagi.

"Baiklah, aku menerima semua keputusan mu ray. Aku tak bisa melarang mu.." ungkap mondy sedih, dan mengusap lembut pipi raya..

"Tapi mond...!" Raya tak sanggup meneruskan kata katanya, ia tertunduk menyembunyikan air matanya..

"Aku tau apa yang mengganjal di hatimu, aku akan selalu menemui mu jika aku ada waktu ray..!"

Raya masih diam tanpa kata..

"Kau tau, aku harus merintis perusahaan ku dari nol sejak kejadian di mana om bagas di tangkap polisi, dan aku juga di tipu oleh nya.."

Bagas memang seseorang yang penting di dalam perusahaan mondy, karna itu perusahaan mondy bisa sukses. Tapi tak di sangka, dana yang di pakai membantu mondy dullu adalah dana hasil penjualan narkoba yang ia lakoni, bagas juga menusuk nya dari belakang. Bagas memalsukan semua dokumen dokumen perusaahan mondy dengan mengatas namakan nama bagas sebagai pemilik perusahaan..

"Aku tau ello..!" Jawab raya lesu..

"Percayalah pada ku, aku tidak akan mengulangi kesalahan ku untuk yang  ke dua kalinya lagi.." ungkap mondy yakin...

"Aku akan percaya pada mu mondy tapi jangan hancurkan lagi kepercayaan ku untuk ke dua kalinya karna jika kesalahan mu terulang lagi, aku ikhlas melepaskan mu dan aku tidak akan berjuang untuk mu.." ungkap raya, sembari menatap mondy sendu..

"Ketahuilah ello, luka di hatiku masih terasa sakit sampai sekarang dan kamu jangan membuat luka ku kembali  perih untuk ke dua kalinya.."

Mondy memeluk raya erat seolah mondy meyakinkan raya agar raya percaya dengan ketulusan mondy, mondy tidak mungkin mengulangi kesalahan untuk ke dua kalinya. Mondy tidak ingin raya pergi dari hidupnya karna raya wanita yang membuat mondy menguci hatinya untuk perempuan di luar sana...hanya raya yang ada dalam hatinya..

"Dan sekarang, apa yang akan kita lakukan sebelum aku pergi mondy..!" Tanya raya antusias...

"Aku ingin senang senang, seperti anak muda zaman sekarang.."

"Bagimana kalau kita seru seruan bersama..?"

"Smith..!" Ucap raya dan mondy berbarengan..

Bersambung....

Hayooo penasaran gak menuju endingnya..? Gak ada kayanya😁 tunggu dua part lagi menuju ending..

Jangan lupa vote🌟and comentnya..
Koreksi typo guys..
Terima kasih yang udah setia baca story abal abal aku ini, jangan bosen yah buat baca😁

Salam dari aku...😍👍

Maafkan Aku✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang