Chapter 32

523 85 8
                                    

Happy reading..!

"Smith...!" Ucap raya mondy berbarengan saat mendengar suara smith..

"Bagaimana kalo kita seru seruan bersama.." ungkapnya lagi.

Raya hanya melongo cengo, iya tak menyangka jika smith bisa setegar itu dan itu membuat raya semakin bersalah. Raya tak menyangka jika smith memiliki hati yang besar, smith laki laki yang cukup dewasa jika menyikapi masalah, pasti gadis mana pun beruntung jika menjadi kekasih smith..

"Tentu saja aku tidak setuju..." ungakp mondy sinis.

"Kenapa mond, lagi pula aku ingin juga membuat kenang kenangan bersama dengan smith.." Ungkap raya sembari tersenyum ke arah smith dengan begitu manisnya..

Smith hanya menyambutnya dengan senyum tulus, sembari menatap mondy dengan tatapan meledek.

"Raya..! Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama mu berdua.." ungkap mondy manja..

"Terserah..! Lagi pula jika bersama sama lebih menyenangkan, ayooo smith kita pergi sekarang.." Raya menarik tangan smith, dan meninggalkan mondy yang tengah cemberut kesal..

"Ray..ray..tunggu aku..!" Mondy mengejar raya cepat cepat, ia tidak ingin si smith bulepotan mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Disinilah sekarang mereka bertiga, di  sebuah tempat wahana bermain di jakarta. Jujur raya sangat senang saat smith mengajaknya ke dufan sudah lama sekali raya tidak bermain ke tempat tempat wahana seperti ini. Terakhir ia kesini saat ia duduk di bangku SMA, apa lagi saat itu ia pergi kesini beserta keluarganya..

Rasanya raya ingin mengulang waktu lagi seperti dulu, di saat kedua orang tuanya masih ada dan menemaninya..

"Aku rindu kalian...!"

"Baiklah untuk permulaan bagaimana kita masuk kerumah hantu.." usul smith, dan di angguki oleh mondy dan raya.

Mereka bertiga pun membeli tiket dan mereka pun masuk ke wahana rumah hantu, tampak terlihat gelap saat berada di dalam.

Tapi tak ada rasa takut sama sekali di antara bertiga itu, mereka cukup berani saat hantu hantu palsu yang sengaja di buat untuk menakut nakuti pengunjung yang mencoba menguji nyali..






Berjam jam raya, mondy, dan smith bermain. Semua permainan mereka coba, tak ada tampak sama sekali lelah yang tercetak di wajah ke tiganya.. bahkan raya begitu senang bisa menghabiskan waktu bersama mondy dan smith.

Dan sekarang mereka bertiga tengah makan di salah satu tempat makan yang terdapat di sana,  karna terlalu asik bermain mereka sampai lupa makan. Alhasil, saat ini ketiganya makan seperti orang kelaparan...

Hampir semua makanan mereka coba dan makan, mereka bertiga sama sama fokus dengan makanan tanpa ada pembicaraan yang menjurus pada perpisahaan..



Setelah perut terisi penuh, dan tenaga pun mulai kembali. Smith mengajak raya dan mondy ke rooftop sebuah gedung yang menjulang tinggi..

"Untuk apa kau membawa aku dan raya kesini smith.." sedari tadi smith hanya diam tanpa mengucapkan satu kalimat apa pun, ia hanya bersidekap sembari memandang langit yang mulai menguning memancarkan sunset atau bisa di kata senja..

"Indah...!" Raya bergumam sembari terpesona dengan langit yang berwarna oranye bercampur awan gelap, ia pun memejamkan kedua matanya untuk merasakan angin yang melewati wajah penat nya akibat bermain seharian full..

"Kenapa kau aneh sekali ray.."

"Bisa tidak kau diam tuan rafello, aku ingin merasakan senja yang indah untuk yang terakhir kalinya bersama kalian. Harusnya kau ikut melakukan bersama dengan aku dan smith.." ungkap raya kesal, tapi posisinya masih sama. Mata nya masih terpejam rapat..

"Bodoh sekali, aku tidak suka senja dan sunset. Aku lebih suka malam.."

"Sejak kapan..?" Tanya raya penasaran..

"Sejak kau dekat dengan bulepotan ini.." mondy menunjuk smith yang masih tak bergeming dengan pertengkarang mondy dan raya..

"Ouhh terserah kau saja..!"

Raya tiba tiba kembali ke posisinya, memejamkan mata dan menghirup dalam dalam aroma senja yang lumayan dingin..

Tapi tiba tiba ada lengan kekar yang memeluknya hangat dan membuatnya tersenyum manis seketika..

"Aku suka melihat senja jika posisi kita seperti  ini ray.." mondy memeluk raya dari belakang dengan erat, sembari berbisik lembut di telinga kiri raya.

Bisikan mondy seperti bisikan setan yang membuatnya selalu goyah di setiap keadaan, hanya mendengar hembusan nafas mondy mampu berpengarus besar pada diri raya.

Rasanya menyengat dalam dalam, dan menimbulkan efek hangat dan nyaman dalam dirinya..

Raya mondy dan smith sama sama terpejam, tapi beda dengan mondy yang memeluk raya erat..


Smith membuka matanya, tetapi apa yang ia lihat membutanya tersenyum kecut dan miris. Melihat mondy memeluk raya erat membuat hatinya kembali hancur, padahal tadi pagi hingga sore tadi baru saja hatinya yang hancur pulih saat melihat raya tertawa dan tersenyum tapi ini, hatinya hancur kembali. Bahkan sepertinya sudah tidak bisa pulih kembali..

"Semoga kamu bahagia selalu ray.." smith bergegas melangkah pergi meninggalkan raya dan mondy yang tengah menikmati sunset dengan romantis...


Bersambung....

Satu part lagi guys sepertinya akan segera ending, entahlah ini bakal sad ending atau happy ending atau pun bisa saja menggantung..😂

Untuk kalian yang udah dengan setia membaca story yang amburadul ancur lebur seperti hati mr. Smith terima kasih banyakkkkkkkkkkkkk

Dan yang udah menyempatkan buat vote and coment, aku berterima kasih banyak.........

Jangan lupa baca terus story aku dan story ramon yang lainnya, kita dukung selalu para author RAMON agar selalu semangat....

Jangan lupa vote and coment nya untuk part ini..😉
Koreki typo guys..

Salam Rml😍

Maafkan Aku✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang