Chapter 26

709 95 23
                                    

Happy reading..klik mulmed di atas

"Smith..!"

Raya kaget, saat mendapati smith terkapar pingsan di kamarnya dengan kondisi yang lumayan memprihatinkan.

Bertelanjang dada, rambut acak acakan. Lebih terlihat seperti orang frustasi.

"Aku cemburu raya..!"

Racau smith, setengah sadar saat raya dan joo sudah mengangkatnya dan membaringkannya ke kasur.

"Ohhhh dia mabok ternyata, pantas saja aku mencium bau vodka..!"

"Joo tolong ambilkan aku kaos smith di lemarinya.."

Joo memberikan nya dan pergi begitu saja.

"Hey, dasar manusia robot bukan membantu memakaikan baju bosnya dia malah pergi dengan muka datarnya."

Dengan susah payah raya memakaikan baju smith, ia sama sekali tidak di bantu oleh para maid yang ada di sini. Karna jika jam tengah malam begini para maid sudah tidak lagi bekerja mereka pasti sudah istirahat.

"Aku cemburu raya..!"

"Tuan smith, kau menyusahkan ku apa yan terjadi padamu..?"

Setelah selesai memakaikan smith baju, raya beranjak pergi. Tapi tiba tiba tangannya di cekal smith..

"Kenapa kau menahanku..?"

Saat berbalik, ternyata smith masih terpejam.di lepaskannya tangan smith dari tangannya dengan pelan pelan setelah berhasil raya beranjak pergi untuk menuju ke kamarnya.

Tapi saat sampai pintu kamar smith, raya mendengar smith meracau di iringi dengan suara menggigil.

Segeralah raya menghampiri, di pegangnya kening smith.

"Awsss panas banget, perasaan tadi enggak panas kaya gini..!"

Raya menyelimuti smith sebatas dada smith, dan ia berlari ke dapur untuk mengambil kompres sekaligus obat penurun panas.

Di bawanya di nampan besar, air hangat dan juga obat untuk di berikan pada smith.

Setelah sampai di kamar, raya mulai mengompres smith.

"Panas banget sih, kayanya smith belum makan nihh, gimana mau minum obat..?"

Raya bingung harus bagaimana, mana mungkin keadaan smith yang sedang sakit memakan makanan yang tersedia di meja makannya rata rata semuanya pedas..

Raya segera berlari ke dapur, ia tau apa yang harus ia lakukan..






Senyum tidak pernah pudar dari bibir seseorang yang sedang terbaring memandangi langit langit kamarnya yang luas, Sesekali ia memegang bibirnya sendiri yang beberpa saat dengan lancangnya mencium bibir seseorang.

Mondy tak habis fikir raya akan diam saja, saat mondy menciumnya. Sekarang ia sangat yakin jika ia harus benar benar memperjuangkan raya kembali...

"Aku akan segera membawa mu menuju kebahagiaan raya..!"






"Smith..smith...!"

Raya menepuk nepuk pelan pipi smith, yang sekarang panas di tubuhnya lumayan membaik.

Smith mengerjapkan matanya, saat tepukan di pipinya menyadarkannya.Di lihatnya raya yang sedang duduk di sampingnya sambil memegang mangkuk yang sepertinya berisi bubur.

"Smith, lebih baik kamu makan dahulu lalu kamu minum obat..!" Suruh raya saat mendapati smith mulai sadar..

"Aku paling tidak suka, memakan obat raya...!" Rajuk smith manja sambil menutup hidungnya..

Maafkan Aku✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang