Melvin (3)

368 5 0
                                    

Sudah 3 bulan aku berada di kelas 12 SMA, hampir 3 bulan ini aku di sibukan dengan latihan team basketku, dan 3 bulan ini aku belum berani untuk mendekati Haikal. Dia memang sangat manis, namun aku terlalu deg degan setiap berada di dekatnya, bahkan walau hanya menatap senyum manisnya.

Ada satu hal lagi yang aku pertanyakan sejauh ini, apakah dia dan Randy memiliki hubungan spesial? Karena mereka berdua selalu bersama kemanapun mereka pergi. Memang ku akui, Randy adalah anak yang sangat baik, badannya cukup atletis, dan juga otaknya sangat pintar, berbeda denganku yang terkesan tukang bolos kelas dan malas belajar. Namun untuk ketenaran dan ketampanan, aku yakin aku lebih unggul daripada dia. HAHA (tiba tiba aku terlalu percaya diri)

Bahkan aku dengar dari Sheila dan Ola, Randy dan Haikal sudah memiliki fansclub sendiri yang bernama 'RADIKAL', para siswi wanita mulai dari kelas 10 sampai dengan 12 yang membuatnya.

Jujur sebenarnya aku cemburu dengan kedekatan mereka berdua, namun apa yang bisa ku lakukan jika memang mereka berdua saling mencintai? Well, aku mungkin cuma bisa mengagumi Haikal dari jauh...

"Eh vin, tu cewe ngeliatin lu terus tuuuh.." kata Nathan menyadarkanku dari lamunanku.

"Hah?.. siapa tan?" Saat aku bertanya pada Nathan, ada sekitar 8 orang siswi kelas 10 dan 11 yang mendatangiku.

"Ka, ini untuk kaka." Kata salah seorang dari mereka sambil memberi coklat.

"Ini juga ka.."

"Ini ka.."

"Aku juga mau ngasih ini ka.."

"Aku mau kasih ini.."

Aku tersenyum sambil menerima barang barang dari mereka, "Makasih banyak ya adik-adik manis untuk barang barangnya.."

"Sama-sama ka, kita ngefans banget sama kak Melvin, semangat ya ka mimpin Team Basketnya!" Kata seorang cewek dengan poni rata dan wajah cantik.

"Iya, makasih ya.."

"Oh iya kak, ada titipan juga nih, coklat sama surat, dari.... ada deh hehe"

"Wah, penggemar rahasia? Haha bilang dia terimakasih ya" kataku sambil menerima coklat dan surat
dari mereka, lalu mereka pergi.

"Masih banyak aja yang ngefans sama lu vin, gua kira bakal berenti pas Haikal datang ke sekolah ini" kata Ola sambil makan Mie Ayam.

"Haha gua juga gatau nih, eh btw yang ngasih surat sama coklat ini kira kira siapa ya..?" Kataku sambil memegang coklat dan surat tersebut.

"Coba gua baca!" Sheila langsung merebut dan membaca surat tersebut tanpa menunggu persetujuanku.

"Hai vin, apa kabar? Makin ganteng aja. Gua kangen nih jalan sama lu. Main berdua lagi sama lu. Gua minta maaf karena..." sebelum menyelsaikan surat tersebut, sheila sudah terhenti dan langsung berkata "Fix ini surat sama coklat dari Seth... emang dasar SETHAN, dia kira pake beginian bisa ngeluluhin hati lu lagi apa?!"

"Hah? Gila emang tu anak.." aku langsung mengambil surat itu dari tangan Sheila dan merobeknya.

"Ga mau ku baca dulu vin?" Ola berkata sambil masih memakan mie ayamnya.

"Engga deh, gua gamau mood gua hari ini ancur dulu.."

"Sabar masbrooo, mending kita beli bakso lagi deh satu porsi.. hehe" kata Evan sambil merangkul pundakku.

.....

Akhirnya kelas selesai, dan aku bergegas menuju lapangan basket..

"Guys, gua duluan ya, nanti jadi ga ke rumah Sheila?" Kataku sambil berjalan ke luar kelas.

"Jadi vin, langsung ke rumah aja ya, kita nunggu, tenang aja, mami gua udah masakin makanan kesukaan lu!" Kata Sheila sambil mengedipkan matanya.

"Waahh.., sip siipp, bye guys!" Aku melambaikan tangan dan berlari ke ruang ganti di dekat lapangan.

Saat aku tiba di lapangan aku melihat Randy dan Haikal sedang bercanda.. meleka terlihat sangat akrab, dan sangat cocok.

"Eh, kalian baru sampe?" Tanyaku sambil toss dengan Randy.

"Hai ka, iyanih kita baru selesai kelas juga, yaudah yuk deh ganti baju dulu.." kata Randy mengajaku, "kal, kamu jagain tas aku ya, please.."

Sejak kapan mereka menggunakan kata aku-kamu.. mereka sudah sampai tahap situ kah..?

Eh, kenapa hatiku jadi agak sakit gini ya. Haha padahal ngobrol dengan Haikalpun jarang, tapi kenapa aku bisa cemburu begini. Aneh memang.

Teamkupun sudah lengkap dan kami mulai sesi latihan kami.

Selama latihan aku merasa tidak nyaman karena Seth selalu berada di dekatku dan selalu mencari cara agar bisa bersentuhan denganku.

"Seth! Lu bisa main yang bener ga bro?! Jangan di deket gua terus!" Bentakku kepada Seth karena aku sudah terlalu jengkel.

"Lu bisa biasa aja ga ngomongnya?!" Seth terpancing omonganku dan terlihat sangat emosi.

"Lu kalo gabisa main mending keluar dari team gua deh!" Kataku sambil menunjuk mukanya

Semua matapun tertuju kepada kami berdua, pelatih kamipun akhirnya bediri dari bangkunya dan meneriaki nama kami berdua. Namun semua sudah terlambat, aku sudah terlanjur emosi dan akupun melayangkan sebuah pukulan ke muka Seth.

Seth langsung memukul perutku. Adu pukul pun tak bisa terhindarkan, kami berdua akhirnya di lerai oleh anggota team yang lain. Aku merasakan darah di lidahku.

"MAU LU APASIH?! GUA HARUS MINTA MAAF KAYA GIMANA LAGI HAH?!" Seth berteriak sambil melepaskan dirinya dari tangan orang orang yang menahannya, lalu ia pergi mengambil tasnya dan keluar dari lapangan. Aku bisa melihat air mata mengalir di matanya yang sudah berkaca kaca.

"DASAR BRENGSEK!" Akupun berteriak sambil menahan sakit di sekujur tubuhku.

Semua orang menenangkanku, akhirnya latihan hari itu di berhentikan. Aku mendapatkan teguran keras dari pelatih teamku. Aku tidak terlalu menanggapinya, aku masih terlalu emosi, tanganku sampai gemetar ingin memukul apapun yang ku lihat.

Saat aku mengambil tasku, ada suara langkah yang mendekatiku.

"Ka Melvin, ayok kita ke UKS, mukamu babak belur begitu." Haikal berlari ke arahku.

"Ga usah.." kataku dingin, aku sedang malas menanggapi siapapun. Dari tadi semua orang menyuruhku ke UKS lah, aku tidak perduli.

"Ayok ka, gua anter, gua yang obatin nanti!"

Namun aku tidak tahu, mengapa aku bisa luluh dengan ajakan Haikal. Dengan langkah yang agak tersebata bata, aku berjalan mengikuti langkah Haikal.

"Udah mulai hafal ya letak ruangan sekolah..." aku memulai pembicaraan karena merasa bersalah sudah ketus terhadapnya tadi.

"Iyadong... udah gausah banyak bicara dulu" kata Haikal.

"Randy dimana? Lu gak pulang bareng dia?"

"Randy pulang duluan, dia mendadak harus pergi jemput mamanya di bandara abis selesai latihan tadi" kata Haikal sambil membuka pintu ruang UKS.

Sampai di dalam aku duduk dan Haikal langsung membersihkan luka di kepalaku dengan alkohol.

"Pinter juga lu..." kataku sambil menahan rasa perih.

"Iyadong, gua pernah jadi dokter kecil pas SD dulu haha.... um, lu kenapa sih bisa sampe berantem gitu sama dia? Pernah ada masalah pribadi ya?" Kata Haikal sambil manatap mataku.

Tanganku langsung gemetar karena emosi saat di ingatkan dengan kejadian tadi. Tiba-tiba Haikal memeluk tubuhku.

Dengan pelan ia berbisik "kata mamaku, kalo orang lagi emosi, harus kita peluk, biar hatinya jadi lebih tenang.."

Tanpa kusadari, aku memeluk balik tubuh Haikal. Sangat nyaman, membuat hatiku jadi lebih tenang.

-melvin-

Loving UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang