Part 7

2.8K 393 68
                                    

Taehyung POV

Jung Gamdong-nim akhirnya menceritakan bagaimana kita berdua bisa tidur bersama tanpa memakai baju. Aku sungguh penasaran dan tak mengingat apapun malam itu. Saat mengetahui hal itu, ingin rasanya aku menenggelamkan diri ke laut terdalam. Walaupun lima hari telah berlalu, aku masih saja malu kalau bertemu dengan Jung Gamdong-nim. Dan akibatnya, aku sering menghindari bertatap muka dengannya.

Sialnya, hari ini aku ada jadwal syuting setelah 3 hari penuh kami diliburkan. Mau tidak mau aku harus menghadapi Jung Gamdong-nim. Tapi dari tadi siang, gelagat Jung Gamdong-nim sangat aneh. Tak ada yg berani mendekatinya kecuali Jeon Jogamdong-nim. Jadwal syuting untuk malam ini pun terkesan diulur waktunya. Entah ada masalah apa. Tapi menurutku, proses syuting yg sempat terhenti 3 hari kemarin itu saja sudah mencurigakan.

Aku juga sedikit terhenyak saat membaca naskah baru untuk syuting malam ini. Aku sungguh tak menyangka, Seo Cakka-nim akan membuat alur seperti itu. Dan ini adalah tantangan terbesar untukku. Karena aku baru kali ini berakting menjadi seorang korban pemerkosaan. Ya, Seo Cakka-nim dengan teganya membuat karakter Minhyun diperkosa setelah ia menerima penolakan yg menyakitkan dari Hyunbin.

"Taehyung-ssi..." panggil Jeon Jogamdong-nim.

"Ya..." jawabku.

"Syuting akan dilaksanakan sebentar lagi..." sahutnya.

"Baiklah..." sahutku.

"Oh, Jeon Jogamdong-nim..." panggilku saat ia akan pergi.

"Kenapa Taehyung-ssi?" tanyanya.

"Apa Jung Gamdong-nim baik2 saja?" tanyaku. Jeon Jogamdong-nim terdiam sejenak, kemudian ia tersenyum.

"Ya, kau tak perlu khawatir..." jawabnya. Meskipun begitu, aku tetap merasa ada sesuatu yg Jeon Jogamdong-nim sembunyikan.

"Eum, dimana kita akan melakukan adegan itu?" tanyaku.

"Oh... Nanti akan ada pengambilan gambar saat kau berjalan melewati pertokoan itu, kemudian lokasinya akan berpindah ke gang sempit di antara cafe2 itu..." jelasnya, aku pun mengangguk mengerti.

Seo Cakka-nim sungguh hebat. Ku kira adegan seperti itu akan di lakukan dalam gedung tak terpakai atau di suatu ruangan. Ternyata ia membuat hal itu terjadi di ruang terbuka. Catat, di ruang terbuka dan di sebuah gang sempit yg lembab! Aku curiga, Seo Cakka-nim sedang mengerjaiku. Dia sengja menulisnya, dan mau tak mau aku harus melakukan adegan tersebut.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ready, action!" shutan itu mengawali langkahku. Aku pun mulai berakting sebagai seorang Hwang Minhyun yg hatinya hancur. Setelah kejadian di toilet kampus, Minhyun masih mencoba untuk berbicara dan mendekati Hyunbin. Namun usah itu sia2, Hyunbin tetap saja tak ingin berdekatan dengan Minhyun.

Aku berusaha menampilkan raut wajah sesedih mungkin, mengekspresikan rasa sakit karena putus cinta dan dihindari oleh orang2 terdekat. Karena sejak Hyunbin menjauhi Minhyun, Minah dan Woonshik juga menjauhinya. Minah tentu saja membela Hyunbin, sedangkan Woonshik sepertinya memiliki masalahnya tersendiri.

"Hai manis..." sahut salah satu pemain pembantu. Baiklah, adegan itu akan dimulai sebentar lagi.

"Mau kemana malam2 begini?" tanyanya. Aku pun mencoba menghindar tapi ia menahan tanganku.

"Jangan terburu-buru... Bagaimana kalau kita bermain sebentar..." sahut yg lainnya. Ya, sekarang ada 8 orang pemain pembantu yg sedang mengepungku.

"Aku tidak mau..." tolakku sambil mencoba melepas genggamannya. Tapi semakin aku berontak, tangannya semakin kuat mencengkramku.

"Lepaskan!" teriakku.

Your Story (HopeV) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang