Part 4

3.4K 446 74
                                    

-----oooOooo-----

My Regrets

.
.
.
.
.

Semakin hari, Minhyun dan Hyunbin semakin dekat. Walaupun tak memiliki status yg jelas, tapi mereka menikmati itu. Setiap hari Minhyun selalu datang ke tempat dimana Hyunbin bekerja part time, ia juga tak pernah lupa membawakan bekal. Minhyun tak pernah menyerah untuk mendapatkan perhatian Hyunbin, tapi Hyunbin masih saja menjaga jarak.

Minhyun tau kalau Hyunbin memiliki cita2 besar, ia juga harus bekerja untuk mencukupi kehidupannya di Seoul, dan Hyunbin juga tak ingin mengecewakan ibunya yg menaruh harapan besar pada dirinya. Bisa dikatakan, Hyunbin tak ingin memecah konsentrasinya pada sebuah hubungan yg mengikat. Dan jika Hyunbin terlalu sibuk dengan hidupnya sendiri, maka ia takut kalau Minhyun akan terluka karenanya.

Hubungan tanpa status itu berlangsung cukup lama, terhitung sudah sebulan lebih semenjak Minhyun mengatakan perasaannya. Namun ada satu hal yg membuat Minhyun gusar. Yaitu kedekatan antara Hyunbin dengan sahabatnya, Shin Minah. Ia tau, Hyunbin tak memiliki perasaan terhadap wanita itu. Tapi tetap saja, Minhyun khawatir dan... Cemburu tentunya.

Minhyun: hyung... (Setelah mereka semakin dekat, Minhyun tak lagi memanggil Hyunbin dengan panggilan sunbae)

Hyunbin: hmm? (Sambil memakan bekalnya)

Minhyun: apa benar, kau dan Minah nuna cuma sahabat? (Seketika Hyunbin menghentikan acara makannya, ia lalu menatap Minhyun heran)

Hyunbin: tentu saja, memang kenapa?

Minhyun: a-ani... Kau, kau terlihat terlalu dekat dengannya... (jawab Minhyun pelan, Hyunbin berpikir sejenak, lalu ia tersenyum)

Hyunbin: kau cemburu?

Minhyun: eumm, bisa dikatakan seperti itu... (jawab Minhyun sambil tertunduk malu)

Hyunbin: kau tau kan, aku tak ingin menjalin sebuah hubungan... Mana mungkin aku dan Minah punya hubungan yg seperti itu...

Minhyun: lalu... Apa bedanya dengan hubungan kita? (ucap Minhyun sambil mendongak, menatap Hyunbin penuh tanda tanya)

Hyunbin: Minah adalah orang yg ku sayangi, hanya dia orang yg mau bersahabat denganku sejak SMP dulu... Dan kau... (Hyunbin berhenti sejenak, dan Minhyun pun menunggu dengan sabar)

Hyunbin: kau adalah orang aneh yg mampu mengobrak-abrik pikiranku... (sahut Hyunbin sambil tersenyum)

Minhyun: hyung... (tiba2 Hyunbin memotong perkataan Minhyun)

Hyunbin: sebenarnya aku tak ingin memberimu harapan lebih, tapi memang itu yg kurasakan... (sahut Hyunbin sambil mengusap-usap poni Minhyun, Minhyun pun tersenyum hangat)

-----oooOooo-----

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Taehyung POV

Jung Gamdong-nim memberikan waktu kepada kita untuk istirahat sejenak. Aku pun memanfaatkan waktu istirahatku untuk membaca naskah sambil menghafalkan beberapa dialog. Sejenak aku terdiam, mencoba menyelami karakter Minhyun yg sedang dalam mode cemburu. Aku sebenarnya tak mengerti. Kenapa dia bisa cemburu hanya dengan melihat Hyunbin dekat dengan sahabatnya? Itu kan hal wajar, jika dua orang sahabat saling dekat. Kalau saling menjauh, itu namanya musuh!

Terlalu banyak sifat Minhyun yg tak ku mengerti. Karakter khayalan Seo Cakka-nim sungguh di luar nalar, apa dia tidak bisa membuat yg sedikit lebih realistis? Berusaha mati2an hanya untuk cinta, itu bodoh namanya. Jika Minhyun tau alasan mengapa Hyunbin menolaknya, harusnya dia menghormati itu. Terus berusaha tanpa memikirkan keadaan Hyunbin, itu namanya egois!

Your Story (HopeV) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang