Cewek mungil yang sekarang ada didalam kelas ini masih sibuk dengan pikirannya. Bagaimana tidak, dia merasa hidupnya terlalu flat untuk ukuran remaja seperti dia yang berada di akhir tahun SMA.
Dengan kepala diletakkan di atas meja dan telinga yang disumbat menggunakan earphone yang memperdengarkan alunan musik genre K-Pop kesukaannya, gadis ini tampak seperti pengangguran yang sedang memikirkan nasibnya dimasa depan.
Tidak peduli dengan ramainya kelas karena sedang tidak ada jam pelajaran sama sekali sejak pagi, yang dia inginkan hanyalah tenggelam dalam pikirannya dan mencari solusi tentang hidupnya.
Bukan masalah besar sebenarnya, tapi bagi remaja seumurannya itu mungkin menjadi masalah tersulit.
Padahal uang jajannya selalu berlebih, makan bisa tiga kali sehari, keluarga masih lengkap, wajah lumayan cantik, imut? Apalagi, teman? Banyak, tapi semua itu masih saja terasa kurang baginya.
Kurangnya adalah, dia tak punya pasangan sepeti teman-temannya. Mungkin dalam satu kelas, atau kalau boleh lebay dalam satu sekolahan dia sendirian yang nggak punya pengalaman sama sekali tentang percintaan. Bukannya dia nggak pernah suka sama orang, nggak normal namanya kalau selama hidup dan nggak pernah suka sama orang. Tapi, masalahnya setiap menyukai seseorang selalu berakhir mengenaskan.
Yah bagaimana tidak, dia bukan tipe orang yang mudah mengungkapkan suka dan pemalu. Jadi, dia selalu menyukai orang dalam diam. Nggak pernah curhat kepada teman-temannya tentang masalahnya. Lebih suka dipendam sendirian akhirnya sakit hati sendiri, nangis sendiri, marah sendiri, cemburu sendiri, semuanya serba sendiri. Mengenaskan bukan?
"Yoojung!! Woii!! Bangun luu!! Ngebo bae bocah!", Teriak salah satu temanny sambil menghampiri mejanya.
Gadis bernama Yoojung ini sama sekali tak bergeming, bukan karena dia jutek atau cuek, dia hanya tidak mendengar karena musik di earphone nya sangat keras.
"Lah! Si boncel dipanggil-panggil kaga nyaut! Woii!! Upil kuda! Bangun woii", teriak gadis itu lagi sambil menggoyangkan tubuh Yoojung.
Yoojung langsung mendongak kesal karena merasa tidurnya diganggu, walaupun sebenarnya dia sama sekali tidak tidur.
"Apaan sih lu!", Kesal Yoojung sambil melepasy earphone yang masih bertengger di telinganya.
"Lah, pake hetset ternyata. Pantesan budeg!", Temannya itu menepuk jidatnya.
"Hetset pala lu burik! Ini earphone ogeb!", Yoojung menatap kesal lalu mematikan alunan musik di ponselnya.
"Bodo amat, mau earphone kek, sexsofon kek, telepon kek,, bagi gua tetep HETSET!!", Yoojung merotasi bola matanya. Nggak peduli.
"Ngapain sih lu gangguin tidur gua, bosen hidup lu?", Yoojung udah nggak santai karena diganggu istirahatnya
"Galak bener lu, pantesan jomblo", Yoojung langsung melotot karena dikatain jomblo.
Sebenarnya sih biasa aja bagi orang lain, tapi enggak bagi Yoojung. Menurut dia itu adalah sebuah penghinaan berat baginya, lebay kan anak satu ini.
"EH KETEK JERAPAH!! SEKALI LAGI LU NGATAIN GUA JOMBLO, GAK USAH NGOMONG SAMA GUA!!!", teriak Yoojung membuat seisi kelas menatap, bukan tatapan marah karena teriakan yang menggelegar tapi menahan tawa karena perkataan yang dikatakan Yoojung.
"Hehehehe... Jangan gitu dong, nanti yang nungguin gua boker siapa kalo bukan lu", temennya nyengir tanpa dosa.
"Najis", Yoojung makin kesel.
Walaupun mukanya imut minta dikantong ini kayak gitu, Yoojung kalau udah marah kayak singa betina. Jadi nggak ada yang berani sana dia kalau lagi marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirteen First Kiss (With Seventeen) -10 Minutes [✔]
FanfictionCOMPLETED ✔ "hidup gua gini banget yah, jangankan ciuman.. pacaran aja gua belum pernah" - Yoojung "aku kabulkan satu permintaan" - Mimi peri :')