Bak deja vu, Yoojung menaiki bus yang sama saat bertemu Woozi sebelumnya. Tapi kali ini, sampai perjalanan sampai rumah pun Yoojung tidak melihat tanda-tanda akan kedatangan pacar virtual selanjutnya.
Yoojung meletakkan tas nya di kursi meja belajar nya, lalu merebahkan diri diatas kasur empuk berwarna hijau toska kesukaan nya. Rasanya dia sudah melewati banyak perjalanan waktu sehingga membuat Yoojung merasa sangat kelelahan. Lelah bercampur senang, maksudnya.
Yoojung menutup matanya perlahan, niatnya ingin tidur sebentar. Dengan seragam dan kaos kaki yang masih menempel ditambah bau keringat masih melengkapi tubuh Yoojung.
Baru saja dia akan terbawa ke alam bawah sadarnya, perut Yoojung berbunyi nyaring. Nyaris saja membuat tikus-tikus yang berkeliaran terloncat kaget. Lebay
Mengusir rasa kantuknya, Yoojung lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokoknya agar bisa tidur lebih nyenyak nantinya. Rasa lapar memang mengalahkan segalanya.
Entah karena akan makan enak, Yoojung dengan semangat turun ke lantai bawah sambil berlari. Iyah, letak kamar Yoojung ada dilantai dua.
Bak pembalap MotoGP, Yoojung mengerem kakinya yang masih beralas kaos kaki itu saat tepat berada didepan meja makan.
Dengan wajah sumringah, Yoojung membuka tudung saji dan...
Senyumnya menekuk, tudung saji itu hanya menutupi angin. Meja makan itu kosong. Pupus sudah harapan Yoojung. Lebay
"Yaaahhhh,, kok kosong sih? Bisa mati gue", penyakit Yoojung saat lapar kumat, ke-lebay an yang over.
Seakan habis saja di pukul kepala nya, wajah Yoojung menunjukkan ekspresi terkejut. Ada satu hal yang tidak disadarinya dari tadi. Ibunya.
Sedari Yoojung sampai, dia sama sekali tidak mendapati kehadiran ibunya. Biasanya jika Yoojung pulang sekolah, ibunya akan ribut sendiri menyuruh Yoojung untuk segera makan bahkan sebelum Yoojung sempat melepaskan sepatunya.
Tapi, kali ini rumah sepi. Seperti hati Yoojung :)
Yoojung berjalan ke arah kulkas, lalu melihat sticky note yang tertempel disana. Dapat Yoojung lihat dengan jelas apa yang tertulis disana, Yoojung menghela napas pasrah.
"Dek, Mama ke rumah nenek sama Papa. Nenek kamu minta di beliin suami katanya. Mama ga sempet masak, kamu kalo mau makan masak sendiri aja yah. Kalo males, delivery aja. Uangnya ada diatas kulkas. Besok Mama pulang. Jangan lupa, hari ini jadwal kamu les bahasa Inggris".
Yoojung merogoh bagian atas kulkas tersebut, dan benar saja 3 lembar uang 100 ribuan dia temukan. Walaupun begitu, Yoojung tetap saja merasa malas. Pasalnya kalau dia harus memasak pasti lama, dan delivery pun lama.
"Yah, mager. Mana abis ini les lagi. Males banget dah", Yoojung mengeluh. Lalu mendudukkan dirinya diatas kursi dan menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya diatas meja makan.
Yoojung ketiduran.
"Jung..", sebuah suara dan tangan seseorang berusaha membangun kan Yoojung yang tidur dalam posisi belum mandi, kelaparan, dan mengenaskan.
"Hmmhh", Yoojung hanya menggeliat kan tubuhnya saja. Tanpa berniat bangun.
Orang tersebut kini mengambil tempat disebelah Yoojung, menatap gadis itu sambil tersenyum.
Lucu, pikirnya.
"Jung..", panggil orang itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirteen First Kiss (With Seventeen) -10 Minutes [✔]
FanfictionCOMPLETED ✔ "hidup gua gini banget yah, jangankan ciuman.. pacaran aja gua belum pernah" - Yoojung "aku kabulkan satu permintaan" - Mimi peri :')