"Ini kenapa sih sebenarnya?", Yoojung nggak tahu kenapa jadi pusing. Dia sama sekali nggak bisa mencerna semuanya.
Dan Doyeon yang udah kembali dari toilet, kembali duduk di kursinya.
"Jung, lu tadi dicariin ketos noh, katanya dia nungguin lu diruangan OSIS sekarang juga", kata Doyeon waktu dia udah duduk didepan Yoojung.
"Ketos? Siapa? Sejak kapan gua kenal sama anggota OSIS", Yoojung makin pusing karena perkataan Doyeon yang baginya nggak masuk akal.
Yah, gimana enggak. Yoojung itu nggak pernah ikut organisasi ataupun ekstrakulikuler apapun disekolah, dan dia nggak pernah kenal sama anak OSIS.
"Lah, lu sama temen sendiri lupa. Lu itu waketos dan yang minta lu datang ke ruang OSIS itu si S. Coups, si ketos. Masa gitu aja lupa. Dah buru gih kesana, ditungguin lu", paksa Doyeon.
Yoojung yang masih pusing berat itu mau tidak mau pergi keruang OSIS, masih setia memegangi kepalanya yang nggak tahu kenapa pusing itu.
Sampai di ruang OSIS Yoojung nggak nemuin siapapun dan karena udah nggak tahan sama pusing dikepalanya Yoojung langsung aja duduk di sofa yang tersedia di ruang OSIS tersebut.
"Udah lama?", Tanya sebuah suara diikuti munculnya sosok cowok tampan sedang membawa kardus ditangannya yang keluar dari dalam gudang.
"Loh, S. Coups Seventeen?", Yoojung kembali dikagetkan dengan kehadiran member Seventeen lainnya.
"Iya gua S. Coups, bukan Seventeen", kata S.Coups.
"Tunggu dulu, ini apaan lagi sih?", Yoojung makin tak mengerti dan nolak buat ngerti. Kepala nya makin sakit.
"Jangan bercanda elah", Yoojung udah mulai pengen nangis, yah siapa yang nggak nangis dipermainkan dengan cara kayak gini.
"Lu kenapa? Lagi ada masalah?", S. Coups mendekat ke Yoojung setelah meletakkan kardus yang tadi dia bawa.
Yoojung cuma sanggup menggeleng, dia takut kalau buka suara malah bablas nangis.
S. Coups memegang kedua pundak Yoojung, membuat atensi wanita itu kini tepat pada matanya.
"Lu sakit?", Interupsi S. Coups lagi, kali ini lebih lembut agar wanita itu luluh.
"Muka lu pucat, udah makan?", Seru cowok itu lagi.
Yoojung menggeleng, matanya sudah berkaca-kaca sejak tadi. Tinggal menunggu kapan air matanya tumpah dari sana.
"Gua beliin makanan dulu, gua nggak mau anggota gua ada yang sakit", S. Coups lalu berdiri hendak pergi ke kantin.
Tapi tangannya langsung ditahan sama Yoojung.
"Temenin gua", cicit Yoojung lirih, tapi masih terdengar oleh cowok itu.
S. Coups kembali duduk, lalu menatap mata Yoojung sambil tersenyum kecil.
"Kenapa, hmm?" S. Coups membelai pucuk kepala Yoojung lembut, membuat wanita itu merasa tenang dan lebih nyaman.
Yoojung nggak menjawab, kini dirinya malah terisak pelan yang berujung menjadi tangisan histeris.
S. Coups sedikit kebingungan karena tiba-tiba cewek mungil didepannya ini menangis.
Pundak Yoojung bergetar karena dia berusaha meredam suara tangisnya tapi sia-sia, tangisnya sudah terlanjur pecah. Bahkan Yoojung sendiri nggak tahu apa penyebabnya.
S. Coups dengan sigap memeluk Yoojung, menarik cewek itu kepelukannya, bersandar pada dada bidangnya.
Diperlakukan seperti itu membuat tangisnya semakin menjadi-jadi, sebenarnya Yoojung malu karena menangis di depan cowok yang bahkan nggak dia kenal, tapi semuanya udah kepalang tanggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirteen First Kiss (With Seventeen) -10 Minutes [✔]
FanfictionCOMPLETED ✔ "hidup gua gini banget yah, jangankan ciuman.. pacaran aja gua belum pernah" - Yoojung "aku kabulkan satu permintaan" - Mimi peri :')