Karena udah mulai terbiasa, Yoojung sekarang tengah menunggu salah satu anggota boyband itu yang akan menemuinya. Sebenarnya otak Yoojung sudah banyak memutar potret wajah siapa saja orang yang ingin dia temui.
Saat sedang sibuk-sibuknya membayangkan orang yang akan menemuinya, Yoojung tiba-tiba dikagetkan dengan munculnya sebuah tangan yang kini sedang bertengger dia tas kepalanya. Mengelus pelan, walaupun begitu tentu saja membuat Yoojung kaget.
"Eh? Dino?", Yoojung membulatkan matanya lebar saat melihat siapa pemilik tangan tersebut.
Yang dipanggil Dino, hanya tersenyum lalu duduk didepan Yoojung.
"Kok kaget sih ay?", Tanya cowok itu, saat melihat wajah kaget Yoojung.
"Ay?", Yoojung masih belum paham. Siapa ay?
"Kenapa sih? Kan udah biasa aku panggil kamu ay", raut wajah Dino tampak bingung, apalagi Yoojung yang tak tahu apa-apa. Otaknya terlalu minim untuk memahami hal seperti ini.
"Nggak-nggak, gua Yoojung bukan ayan", Yoojung menggelengkan kepalanya sambil mengibaskan tangan kanannya didepan wajahnya.
Seketika Dino diam, tak habis pikir kalau wanita didepannya itu kelewat lamban dalam hal berpikir.
"Ay, bukan ayan. Itu panggilan sayang aku ke kamu", kata Dino lembut. Tangannya kini berada di tangan Yoojung yang tergeletak bebas diatas meja.
Yoojung yang tak biasa, mungkin tidak pernah dipegang tangannya kecuali saat sedang menyebrang jalan itu seketika diam. Jantungnya berdetak tak beraturan. Wajahnya sudah pasti memerah.
Hal itu membuat Yoojung diam, dan berpikir keras.
Dino menghela nafas pelan, lalu menangkup wajah mungil Yoojung dengan kedua tangannya.
"Udah jangan banyak mikir, kasian otak kamu", kata cowok itu.
Yoojung seketika cemberut, mempoutkan bibirnya lucu. Membuat Dino gemas dengan pacar nya ini.
"Jadi kamu ngatain aku goblok gitu", kata Yoojung, menyesuaikan dengan jalan cerita kali ini.
"Aku nggak ngomong loh", Dino mencubit pelan hidung Yoojung, benar-benar gemas dengan pacarnya yang kelewat imut itu.
Yoojung hanya tersenyum, dia berpikir, jadi begini rasanya diperhatikan, disayang oleh seorang laki-laki. Yoojung suka perasaan seperti ini.
"Ayo ke perpus, katanya kamu mau nemenin aku", ajak Dino lalu berdiri dari duduknya.
"Boleh deh, sekalian ngadem", setuju Yoojung lalu ikut berdiri lalu menghampiri Dino.
Yoojung yang niatnya jalan lebih dulu keburu ditarik tangannya oleh Dino agar mereka sejajar.
"Eeehh", Yoojung menatap Dino bingung.
Dino membalas tatapan Yoojung dengan senyuman lalu mengaitkan tangannya pada tangan Yoojung.
"Gini kan lebih enak", Dino berjalan dan mau tak mau Yoojung juga ikut berjalan walaupun masih belum bisa memahami situasi.
"Gak enak diliat anak-anak", ujar Yoojung saat mereka berjalan di koridor menuju ke perpustakaan. Karena saat itu jam istirahat, maka lumayan banyak anak-anak lalu lalang dan tentu saja memperhatikan mereka.
"Kenapa? Kamu malu?", Dino masih menatap lurus ke depan.
"Ehh,, nggak gitu. Risih aja rasanya karena diliatin sama anak-anak", jawab Yoojung merasa sedikit bersalah.
"Ini tuh sebagai peringatan buat cowok-cowok diluar sana, kalo kamu itu milik aku", perkataan Dino sukses membuat semburat wajah Yoojung memerah. Setiap perkataan laki-laki itulah dapat membuat dirinya serasa melayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thirteen First Kiss (With Seventeen) -10 Minutes [✔]
ФанфикCOMPLETED ✔ "hidup gua gini banget yah, jangankan ciuman.. pacaran aja gua belum pernah" - Yoojung "aku kabulkan satu permintaan" - Mimi peri :')