10 minutes - Woozi

1.1K 108 7
                                    

Bel pulang berbunyi (sudah 2 kali bagi Yoojung), dan dengan malas Yoojung untuk membawa tubuhnya keluar dari kelas tersebut. Padahal biasanya dirinya selalu yang paling semangat jika soal waktu pulang tapi entah kenapa tiba-tiba rasa malas mendatanginya.

Saat berjalan keluar kelas, sebuah tangan bertengger di bahu Yoojung membuat Yoojung yang sedang tidak siap itu hampir oleng.

"Bantet, ayo balik. Buruan! Gua anter", kata pemilik suara tersebut dengan tidak berperikemanusiaan nya (?).

"Berisik lo tiang! Ini juga mau balik", Yoojung seakan tak perduli dengan makhluk kelebihan tinggi badan disampingnya itu. Siapa lagi kalau bukan Doyeon.

"Santuy dong mbak! Selowww!! Iya gua tau gua cantik", celoteh Doyeon yang membuat Yoojung seakan tuli seketika.

"Heran gue, kok bisa punya temen songong nya se- tingkat Pluto", Yoojung menggelengkan kepalanya.

"Hehehe", Doyeon hanya menunjukkan cengiran nya.

Mereka berdua kembali berjalan di koridor dengan tangan Doyeon masih setia di pundak Yoojung.

"Btw nih Jung ya, kira-kira si 'cowok hetset' hari ini naik bus yang sama kayak lagi nggak ya?", Doyeon lebih memperuntukkan pertanyaan itu untuk dirinya sendiri.

Yoojung terkekeh, julukan macam apa lagi yang Doyeon sebutkan untuk orang lain. 'Cowok hetset'. Kebiasaan dengan plesetan lidah panjang Doyeon.

Tapi Yoojung juga cukup bingung, masalah nya siapa yang Doyeon maksud. Perasaan selama ini dia tidak pernah bertemu atau bahkan bicara dengan laki-laki selama didalam bus yang selalu dia tempati. Kalaupun bertemu, Yoojung tidak pernah mengajak bicara. Atau kalau misal ada laki-laki yang mengajaknya bicara hanya dibalas Yoojung seadaanya dan kemudian Yoojung hanya akan diam. Gak sopan kan.

"Cowok yang mana?", Tanya Yoojung tak mengerti.

Doyeon menghentikan langkahnya, lalu menatap Yoojung tak percaya. Yoojung yang diatatap begitu hanya bisa memasang wajah seakan bicara 'apa?'.

"Lo gimana sih? Padahal dari seminggu yang lalu lo ribut soal cowok bantet yang selalu pake hetset tiap ketemu sama lo", jelas Doyeon.

Yoojung menautkan alisnya. Ekspresi wajahnya seakan berkata 'gua ngomong gitu?'

"Emang iya?", Yoojung kembali bertanya.

Doyeon mendengus.

"Heran gue, kok bisa punya temen yang otaknya sekecil Pluto", Doyeon kini menggeleng kan kepalanya sama seperti yang Yoojung lakukan sebelumnya.

Balas dendam ceritanya.

Doyeon kembali menaruh tangannya ditempat favoritnya (bahu Yoojung) dan meneruskan jalan mereka yang terhenti.

"Lo juga bilang, kalo tuh cowok selalu duduk disamping lo terus make-in lo hetset tanpa ngomong apa -apa. Sok misterius!", Pada saat bagian 'sok misterius' Doyeon menirukan cara bicara Yoojung yang seminggu belakangan ini membicarakan si 'cowok hetset', julukan dari Doyeon.

Yoojung berpikir mungkin laki-laki yang dimaksud Doyeon adalah laki-laki yang akan menjadi lawan mainnya kali ini. Lawan main?

Dan sekarang, Yoojung merasa dirinya adalah seorang aktris yang sering berakting dengan banyak aktor. Lebay.

"Udah nyampe. Semoga tuh cowok datang lagi ni hari", Doyeon menepuk pundak Yoojung sebelum dirinya pergi meninggalkan Yoojung di halte bus bahkan sebelum Yoojung sempat mengatakan apa-apa tentang 'cowok hetset' itu.

Memang sudah jadi ritual wajib bagi Doyeon untuk mengantar Yoojung ke halte bus saat pulang sekolah. Pertanyaan nya kenapa tidak pulang bareng saja?

Thirteen First Kiss (With Seventeen) -10 Minutes [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang