10 minutes - Jeonghan

902 84 6
                                    

Yoojung benar-benar lapar, padahal dia baru saja memakan makanan yang dibawa Joshua sebelumnya. Apakah makanan yang dimakannya tadi hanya angin belaka? Apakah makanan itu sama seperti Joshua? Yang datang dan pergi seenaknya saja. Dasar! Yoojung ingin sekali mengumpat pada Mimi Peri yang menurut nya telah mempermainkan nya.

Tapi, Yoojung juga senang. Kapan lagi dia bisa berkencan dengan laki-laki tampan, terlebih lagi mereka itu idol Korea yang sangat diidolakan saat ini. Oh, ayolah. Siapa yang ingin menolaknya.

Yoojung naik lagi kelantai dua, berniat mengganti bajunya yang sudah bau keringat itu. Dia baru sadar tadi saat bersama Joshua pasti bau badannya sangat tercium. Maka dari itu Joshua tidak jadi mencium nya. Ada-ada saja.

Setelah Yoojung mengganti bajunya, lalu berjalan ke arah dapur. Mengambil uang yang ada diatas kulkas pemberian ibunya. Yoojung akan ke supermarket, membeli beberapa makanan instan juga cemilan. Stok miliknya sudah habis sejak 3 hari yang lalu, Yoojung harus menyetok nya kembali.

Karena letak supermarket yang tidak jauh, Yoojung memilih untuk berjalan kaki. Sekaligus sebagai cara termudah untuk menurunkan berat badannya. Akhir-akhir ini Yoojung sering mengeluh tentang pipinya yang semakin lama semakin terlihat gembul itu. Padahal itu salah satu daya tarik nya. Yoojung tidak sadar saja kalau pipi itu jadi incaran banyak orang.

Belum juga sampai di tempat tujuan, Yoojung sudah membayangkan enaknya tteokbeokki instan kesukaan nya, ramen pedas yang masih hangat dengan keju juga sosis, kimbab tuna segitiga, dada ayam yang bisa dia jadikan makanan diet, es krim, susu pisang, dan masih banyak lagi makanan yang Yoojung bayangkan selama perjalanan. Hal itu membuat perut Yoojung makin bersuara nyaring. Yoojung terkekeh sendiri mendengar suara yang dihasilkan perutnya itu.

Yoojung mendorong pintu transparan itu pelan, lalu masuk setelah membungkuk sopan kepada si penjaga kasir.

"Selamat datang nona, semoga anda nyaman berbelanja. Anda belanja banyak kami tenang", kata sang kasih yang berjenis kelamin pria itu. Pria itu tersenyum kala melihat Yoojung.

Yoojung tidak melihat dengan jelas wajah si penjaga kasir, karena dia lebih sibuk meneliti makanan apa yang akan dia beli. Yoojung segera mengambil keranjang belanja nya.

Menelusuri setiap rak yang dipenuhi dengan makanan membuat Yoojung tergiur. Jika dia punya banyak uang mungkin Yoojung akan memborong semua makanan yang ada di supermarket ini. Yoojung itu gila makan, jika bagi orang lain makan ada kebutuhan tapi tidak untuk Yoojung. Dia menjadi kan itu sebagai hobi, yang bisa dia lakukan setiap mempunyai waktu luang. Dan Yoojung selalu punya waktu luang yang dia gunakan untuk makan. Tidak heran jika pipinya terlihat seperti bakpao.

Setelah hampir 15 menit lamanya Yoojung memilih, keranjang belanja hampir penuh. Yoojung yang kelelahan memilih untuk duduk di salah satu meja kursi yang ada didalam supermarket itu. Sambil meminum softdrink yang tadi dia beli sekedar untuk melepas penat karena sibuk berkeliling.

Lama terdiam, Yoojung jadi teringat akan sesuatu. Kenapa pacar virtual nya tidak datang? Apakah sudah selesai? Padahal kan belum semua member Seventeen datang padanya. Kenapa cepat sekali, apa pintu waktunya bermasalah. Apa Mimi peri lupa membayar sewa pintu waktunya? Tidak mungkin. Memangnya siapa yang menyediakan persewaan pintu ajaib. Kalau ada, Yoojung pasti akan menyewa lebih dulu.

Bukannya apa-apa, rentang waktu kedatangan pacar virtual nya kali ini lebih lama dari sebelumnya. Jika yang sebelumnya datang hanya hitungan menit, tapi yang sekarang ini lebih dari bermenit-menit dan hampir mendekati setengah jam bahkan hampir satu jam.

Tidak tahu saja Yoojung jika disalah satu sudut, ada seseorang yang memandangnya gemas. Ingin rasanya memeluk tapi langsung diurungkan karena melihat sang gadis sedang cemberut dan berwajah kesal. Bukannya menakutkan malah menggemaskan.

Thirteen First Kiss (With Seventeen) -10 Minutes [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang