Oct 12, 2017
Aku membuka mata dengan pelan, membiasakan cahaya ruangan yang masuk melalui retina mataku.
Kedip
Aku melihat warna yang didominasi dengan putih.
Kedip
Warna lain mulai bermunculan.
Aku menggerakan kepala perlahan ke kiri dan aku melihat ada meja berwarna putih dengan segelas air minum dan buah buahan diatasnya
Kugerakkan lagi kepalaku ke kanan, seketika kurasakan pusing mulai menderaMenyadari ada selang infus tertempel di lengan kiri ku, seketika aku sadar bahwa aku sedang berada disebuah ruangan rumah sakit.
Pintu terbuka dan menampilkan seseorang yang amat sangat kukenal
"Ji..." tanyanya sambil berjalan kearahku
"Woojin..." ucapku lemah
Woojin terbelalak dan langsung berlari kearahku, ia memegang pipiku, menggoyangkannya kekanan dan kekiri seperti memeriksa sesuatu dengan wajah menahan senyum yang tak bisa ditutupi.
"K..Kau sungguh sudah bangun? Apa kau baik? Kau merasa sakit? Di bagian mana? Kepala? Tangan? Perlu kupanggilkan dokter?"
Aku tersenyum lembut.Benar, ini woojinku..
Woojin yang tak pernah membiarkanku merasa kesepian..
Woojin yang selalu membela dan menyayangiku..
Woojin yang selalu siap siaga bahkan saat aku hanya tertusuk duri kecil di kelingkingku..Aku menggeleng pelan.
"Tidak usah woojin, aku.... Baik."
Woojin tersenyum lebih lebar seraya memelukku erat. Matanya berkaca-kaca.🐕🐕🐕
Sept 20, 2016
"PARK JIHOON!! CEPAT BANGUN!!" teriak ibu dari dapur.
Sepertinya ini teriakan yang ke 5Bukannya aku tidak mendengar, hanya saja kemarin aku pulang sangat malam dan masih mengantuk.
Salahkan saja para senior yang mengadakan pesta penyambutan mahasiswa baru sampai tengah malam."JIHOON JIKA KAU MASIH BELUM BANGUN AKAN IBU SIRAM DENGAN AIR!!"
Terserah ibu saja lah, aku benar-benar masih mengantuk.
Beberapa menit kemudian terdengar suara kaki menaiki tangga.
Tunggu... Suara kaki menaiki tangga? Sebentar... Apa tadi ibu bilang akan menyiramku dengan air? OH TIDAK
Dengan cepat aku menendang selimutku, mengambil handuk , berlari menuju kamar mandi dan menyalakan keran air.Pintu terbuka.
"Aku sudah bangun dari tadi dan sedang mandi bu!" Teriakku dari dalam kamar mandi.
Terdengar suara kaki menuruni tangga. Aku bisa membayangkan ibuku sedang menggerutu kesal.. Kkk...
Oke, biar kuperjelas.
Sebenarnya aku tidak mempan dengan ancaman ibu seperti akan memukulku jika aku tidak bangun, dan akan menyita mobilku jika aku tidak bangun, atau mengatakan jika ini sudah siang dan aku terlambat.
Toh pukulan ibu tidak terasa sakit bagiku, dan juga jika mobilku disita aku bisa naik bus, keuntungan naik bus adalah macet.
Mengapa aku bilang itu keuntungan? tentu saja jika macet aku pasti terlambat datang ke kampus, dan aku selalu menyalahkan ibu karena telah menyita mobilku. Kkk...
Selain itu, percayalah saat ibuku berkata 'sudah jam 8' maka itu adalah jam 6 pagi.Tetapi entah dapat siraman rohani darimana, ibu menemukan cara baru untuk membangunkanku.
Awalnya aku bodoh dengan berpikir ibu hanya akan menyiramku dengan segelas air. Seketika tubuhku basah kuyup. Bantal, selimut bahkan kasurku pun basah.IBU MENYIRAMKU DENGAN 1 EMBER AIR
Hah, pantas saja langkahnya terdengar berat saat menaiki tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose to Love You [END]
Short StoryPark Jihoon seorang mahasiswa baru di kampus ternama yang terletak di seoul. Dalam satu hari hidupnya berubah drastis dari mahasiswa menjadi CEO sebuah perusahaan. Apa dia sekertaris yang dimaksud hyung? Oh Tidak!! Ini bukan berita bagus. "Tidak bis...