Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Jihoon belum kembali dari acara kencan nya dengan Daniel.
Woojin mulai dilanda kekhawatiran.
Mungkinkah Jihoon tersesat? Pikir Woojin.Woojin mulai menghubungi Jihoon dan dijawab oleh suara operator.
'Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi'Sial, nomornya tidak aktif.
Woojin mencoba tenang dan tidak panik. Ia mencoba menunggu setengah jam lagi.Disisi lain..
Jihoon dan Daniel menikmati waktu berkencan mereka dengan berbincang di taman. Jihoon baru menyadari bahwa ini sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Hyung ini sudah malam, apa tidak sebaiknya kita pulang?" Tanya Jihoon.
Daniel mulai mengecek jam di pergelangan tangan nya.
"Baiklah, ayo."
Jihoon membereskan barangnya dan mulai bangkit.
"Park Ji..." Panggil Daniel lembut.
Jihoon menolehkan kepalanya.
"Bolehkah aku...." Daniel sengaja tidak melanjutkan kalimatnya.
Jihoon mengeryit pertanda bahwa ia kebingungan.Daniel mulai mendekatkan kepalanya ke arah Jihoon. Jihoon yang mengerti maksud Daniel terdiam ditempat dan menutup matanya. Daniel terus mendekat.
Saat Bibir Daniel hampir mengenai bibirnya, Jihoon memalingkan wajahnya. Daniel yang menyadarinya memutuskan untuk memundurkan kepalanya.
Jihoon tertunduk."M...maaf hyung.. a..aku t..tidak bisa." Ucap Jihoon gugup.
Jihoon sebenarnya mencoba untuk menerima ciuman Daniel. Tetapi entah mengapa hatinya menolak. Berbanding terbalik saat Woojin yang melakukannya.
Daniel tersenyum maklum dan mengelus kepala Jihoon.
"Tak apa, aku tahu ini terlalu cepat.. maafkan aku Ji.."
"T..tidak hyung, seharusnya aku yang meminta maaf."
"Sstttt.. ini sudah malam, ayo kita pulang." Daniel mengalihkan topik pembicaraan.
Akhirnya Jihoon pulang diantar oleh Daniel.🐕🐕🐕
Woojin mulai gelisah, waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 malam dan Jihoon masih belum kembali ke rumah. Woojin khawatir akan terjadi sesuatu pada Jihoon.
Woojin memang tidak percaya pada sunbae nya yang bernama Daniel itu. Woojin takut sunbaenya itu mencelakai Jihoon.Karena nomor Jihoon yang tidak dapat dihubungi, Woojin memutuskan untuk mencari Jihoon mengunakan motor kesayangannya.
Dimulai dari daerah terdekat, Woojin menyusuri tempat-tempat yang mungkin dijadikan lokasi kencan.Woojin berkeliling dengan tanpa sadar 1 jam sudah terlewati. Jihoon belum ditemukan.
Woojin memarkirkan motornya di sisi jalan sebentar. Ia teringat bahwa ia memiliki nomor orang terdekat Jihoon. Woojin memutuskan untuk menelfon nomor temannya Jihoon 'Ong Seongwoo' mungkin temannya tahu dimana Jihoon berada.Terdengar nada sambung sebelum panggilan diangkat oleh orang yang dituju.
"Halo.." Sahut orang disebrang.
"Halo Ong Seongwoo-ssi, aku Park Woojin dari jurusan Art&Design jika kau ingat."
Seongwoo terdiam sebentar, sepertinya ia tengah berpikir."Ah ya aku ingat, kau orang yan menggendong Jihoon saat terkena lemparan bola basket."
"Maaf mengganggu waktumu, tetapi bisakah kau beritahu Jihoon sedang berada dimana?" Woojin langsung bertanya.
"Jihoon? ah.. mungkin ia sedang berada dirumahnya, Jihoon tidak pernah keluar larut malam." Jawab Seongwoo yakin.
Woojin mendenguskan nafasnya kasar. Jelas-jelas Woojin berangkat dari rumah Jihoon."Ah, maaf Woojin-ssi sebenarnya aku dan Jihoon belum berhubungan dalam 2 hari terakhir karena kesibukanku. Setahuku Jihoon memang tidak pernah keluar malam-malam."
"Baiklah, terimakasih Seongwoo-ssi." Woojin akhirnya mengakhiri panggilan saat tak mendapat info penting apapun.
Woojin memutuskan untuk mencari Jihoon lagi ke tempat yang belum ia jajahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Choose to Love You [END]
Storie breviPark Jihoon seorang mahasiswa baru di kampus ternama yang terletak di seoul. Dalam satu hari hidupnya berubah drastis dari mahasiswa menjadi CEO sebuah perusahaan. Apa dia sekertaris yang dimaksud hyung? Oh Tidak!! Ini bukan berita bagus. "Tidak bis...