16. Lost

1.5K 162 8
                                    

Jihoon mengehempaskan tangan Woojin yang menariknya untuk meninggalkan Daniel.
"Woojin, biarkan aku membantu Daniel hyung!"

Woojin menghela nafas. Entah mengapa, Jihoon malah membela Daniel ketimbang Woojin yang jelas-jelas mengkhawatirkannya.
"Terserah padamu, Ji."

Woojin pergi setelah mengatakan kalimat itu. Ia kecewa pada Jihoon, tetapi lebih kecewa pada dirinya sendiri. Ya, ia kecewa karena sampai saat ini belum bisa membuat Jihoon memihak padanya. Mungkinkah Woojin belum berusaha keras?

Jihoon kembali ke taman untuk menolong Daniel, tetapi nihil. Daniel tidak ada di tempat. Bagaimana ini? Pasti Daniel akan sangat marah pada Jihoon.

Akhirnya Jihoon memutuskan untuk duduk di bangku taman yang tadi ditempatinya bersama Daniel.
Jihoon merenung, ia merasa bersalah. Baik itu terhadap Daniel maupun Woojin.
Di satu sisi Jihoon ingin mengikuti Woojin yang selalu membantunya, tetapi Jihoon pun tak mungkin meninggalkan Daniel yang sedang terluka begitu saja. Ini terlalu sulit untuk Jihoon.

Matahari mulai membenamkan dirinya, pertanda sore mulai menjelang. Jihoon masih terdiam di tempatnya tadi. Tak berniat pulang ataupun beranjak.
Jihoon tak berangkat kerja, tetapi Woojin bahkan tidak menghubunginya. Mungkin Woojin benar-benar marah padanya, jadi Jihoon memutuskan untuk tak bertemu Woojin setidaknya hari ini.

Entah kemana tujuannya setelah ini. Seongwoo? Hanya temannya itu yang terlintas di pikiran Jihoon. Haruskah Jihoon menginap di rumah Seongwoo? Sepertinya itu pilihan yang terbaik. Walau hubungan nya dengan Seongwoo sempat canggung karena kejadian di restaurant tempat Seongwoo bekerja. Tetapi, tak ada pilihan lain. Menghubungi Daniel disaat seperti inipun kurang tepat rasanya.

Akhirnya Jihoon memutuskan untuk naik taksi menuju kediaman Seongwoo.
Perjalanan menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam. Karena rumah Seongwoo memang letaknya agak jauh dari kampus.

Jihoon turun di dekat rumah Seongwoo dan membayar taksinya. Jihoon tidak sadar saat ia menyimpan dompetnya di tempat duduk penumpang, dan lupa untuk memasukannya kedalam saku. Jihoon hanya turun dari taksi dan mengucapkan terimakasih kepada sang supir.

Tiba-tiba, Jihoon melihat Seongwoo yang baru pulang bekerja. Seongwoo tak melihat Jihoon, ia hanya berjalan gontai menuju rumahnya. Kelelahan mungkin?

Jihoon bersembunyi di balik pohon besar sambil melihati Seongwoo. Beberapa anak muda lewat di sisinya.

Jihoon terdiam menyaksikan orang tua Seongwoo yang menyambut kedatangan anaknya.
"Anakku kau sudah pulang?" Ibu Seongwoo berseru.
"Kau pasti lelah, ayo, ibu sudah menyiapkan makanan untukmu. Setelah makan, kau harus bersiap ke kampus bukan?"
Seongwoo hanya mengangguk dan masuk ke dalam rumahnya.

Oke, sepertinya situasinya juga sedang tidak tepat. Jihoon lupa bahwa Seongwoo memiliki jadwal kuliah malam. Mana mungkin ia seenaknya datang lalu menginap saat Seongwoo sedang tidak ada di rumah?

"Hahh.." Jihoon menghela nafas.
Ia memutuskan untuk pergi, mungkin menginap di hotel lebih baik untuknya saat ini.

Jihoon memberhentikan taksi dan mulai menaikinya.
Di pertengahan jalan, Jihoon merogoh sakunya, tempat ia menyimpan dompet dan uangnya.
Tetapi..

Kosong!

Tak ada dompet di sakunya.
Jihoon mulai panik dan mencari ke dalam tas nya. Tetapi nihil. Dompetnya tidak ada.

Apakah seseorang mencurinya? Jika Jihoon ingat lagi, tadi beberapa orang lelaki lewat di sampingnya saat ia berdiam dibalik pohon besar.
Ah, berandalan itu! Maki Jihoon dalam hati.
Jadi ia harus bagaimana sekarang?

Sopir taksi itu melihat Jihoon yang sedang gelisah, lalu menanyakan ada masalah apa?
Jihoon lalu memberitahu sopir taksi itu bahwa dompetnya telah hilang dicuri. Tanpa diduga, sopir taksi tersebut memberhentikan mobilnya di sisi jalan.
Sopir taksi itu lalu turun dan membukakan pintu untuk Jihoon. Wajahnya terlihat merah karena menahan marah.
"Silahkan turun disini." Ucap sopir taksi tersebut.
Jihoon yang kaget hanya menuruti sopir tersebut tanpa banyak bicara.
"Lain kali, jika tidak punya uang, anda tidak usah naik taksi tuan."

I Choose to Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang