11. Rain

1.7K 187 8
                                    

Hari yang penuh rintangan telah Jihoon lalui kemarin, Woojin selalu memarahinya saat pekerjaannya tidak dikerjakan dengan baik.
Sepulang bekerja Jihoon masuk kedalam kamarnya dan menelfon Daniel untuk mengatakan bahwa ia menerima Daniel menjadi kekasihnya.

Jihoon berguling di kasurnya dan tersenyum saat membayangkan bahwa ia kini telah resmi menjadi kekasih dari seorang senior terkenal di kampus.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintunya. Jihoon berjalan dan membuka pintu.
"Makanlah, aku sudah memasakanmu sesuatu." Woojin berucap, gurat kelelahan terlihat jelas di wajah Woojin.
"Aku akan turun nanti." Jihoon mengangguk.

Woojin pergi setelahnya. Jihoon turun saat perutnya berbunyi. Ia melihat Woojin yang masih berkutat dengan pekerjaannya. Jihoon tidak memperdulikannya dan memakan masakkan Woojin.

🐕🐕🐕

Keesokan pagi Woojin mulai keluar dari rumah dan hendak menaiki motornya saat melihat mobil mewah terparkir di depan rumah Jihoon.
Mobil siapa itu? Apa Sajangnim pulang lebih cepat menggunakan mobil baru itu? Pikir Woojin.

Woojin berjalan medekat kearah mobil bersamaan dengan keluarnya pemilik mobil tersebut.
Woojin membungkuk memberi salam saat menyadari bahwa orang itu adalah senior di kampusnya.
Daniel mengangguk seraya tersenyum.
"Kau Park Woojin dari jurusan Art & Design kan?" Daniel bertanya.
Woojin hanya mengangguk dengan wajah datarnya.
"Bukankah ini rumah Park Jihoon?" Tanya Daniel lagi.
Woojin tidak menjawab dan malah memberikan pertanyaan lainnya.
"Apa yang sunbae lakukan disini?"
"Ah, aku menjemput Jihoon."
Woojin terdiam dan bergelut dengan pikirannya.
Untuk apa sunbae yang ia tidak tahu namanya ini menjemput Jihoon? Pikir Woojin.
"Dan bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan disini?"

Woojin belum sempat menjawab pertanyaan Daniel saat terdengar suara teriakan yang sangat familiar di telinganya.
"Hyung!!" Jihoon berlari menuju Daniel dengan wajah cerianya.
"Selamat pagi Park Ji.." Daniel mengusak rambut Jihoon sambil tersenyum.
Jihoon melirik sekilas Woojin yang berdiri disamping Daniel.
"Hyung, perkenalkan ini Park Woojin temanku yang tinggal disini dan menemaniku selama Sungwoon hyung pergi." Ucap Jihoon.
"Dan Woojin, kenalkan ini Daniel hyung...." Jihoon terdiam sejenak sebelum melanjutkan.
".....Kekasihku."

Kekasih? Apa-apaan ini? Batin Woojin.
Entah mengapa Woojin merasa sangat kesal. Ia menendang pot bunga didekatnya dan berjalan menuju motornya. Woojin menggunakan helm dan menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.

Daniel tidak menghiraukan kelakuan juniornya yang tidak sopan itu.
"Ayo.." Ucapnya pada Jihoon. Daniel merangkul bahu Jihoon dan menggiringnya menuju mobilnya.
Berbeda dengan Daniel yang ceria, Jihoon hanya mengulas senyum kecut. Woojin tidak mengatakan apapun dan langsung pergi.
Apa yang kau harapkan Park Jihoon? Woojin sudah pasti tidak akan perduli. Batin Jihoon.

Akhirnya mereka berangkat menuju kampus bersama. Daniel menyetir dengan fokus.
Raut wajah Jihoon berubah lesu tanpa sepengetahuan Daniel. Beberapa kali Jihoon mneghela nafas.

Daniel menyadari tindakan Jihoon.
"Apa kau lelah Park Ji?" Daniel bertanya dengan pandangannya yang masih fokus pada jalanan.
"T..tidak hyung."
"Lalu mengapa kau banyak menghela nafas? Apa tugasmu begitu sulit?" Daniel bertanya lagi.
Tidak mungkin Jihoon menjawab bahwa pikirannya saat ini hanya tertuju pada Woojin maka dari itu Jihoon memutuskan untuk berbohong.
"Y..ya sepertinya begitu hyung.."
"Jangan terlalu memaksakan diri Ji, aku bisa membantumu jika kau kesulitan. Kau bisa mengandalkan kekasihmu ini." Daniel menepuk dadanya sambil terkekeh.
Jihoon memaksakan dirinya untuk tersenyum.
"B..baiklah hyung."

Tak ada percakapan lagi setelahnya. Mereka sampai di kampus 10 menit sebelum kelas dimulai.
Jihoon masuk kekelasnya. Kelas terasa sepi tanpa kehadiran teman dekatnya Seongwoo. Ya, Seongwoo mengambil kelas malam karena harus bekerja pagi harinya. Waktu untuk mereka bertemu akan semakin tipis, Jihoon disibukkan oleh pekerjaannya begitu juga dengan Seongwoo.

I Choose to Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang