Part 4: Mengapa Harus Terjadi??

3K 94 16
                                    

😱😱 Ternyata Hannah sakit parah.
Mau tahu sakit apa? Baca ajaa.. 😁
Happy reading 😊

Setelah sampai di rumah, tepatnya pukul 19:30, Cathalina membanting pintu kamarnya, menjatuhkan diri di kasur dan membenamkan wajahnya ke bantal.
Ny. Rosie yang mendengar suara pintu dibanting sangat terkejut dan menghampiri Cathalina.

"Kate, are you okay?" Ny. Rosie mendekatkan telinganya ke pintu. Tidak ada jawaban dari dalam kamar. Perlahan pintu yang tidak dikunci itu dibuka.

"Kate, kamu kenapa?" tanya Ny. Rosie sambil mendekat dan duduk di sisi ranjang Cathalina.

"Emmhh ... tidak apa-apa, Mam," jawab Kate sembari mengusap air matanya.

"Jangan bohong kamu!"

"Benar, Ma ... aku cuma pusing, sakit kepala," ucap Kate berbohong. Ia tidak mau mamanya mengetahui apa yang terjadi antara dirinya dengan Hannah.
"Anak-anak mana, Ma?"

"Tadi pergi sama papa ke minimarket, sebentar lagi juga pulang."

"Oh ..." Kate beranjak dari tempat tidur dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Sementara itu Ny. Rosie keluar dari kamar Kate dan kembali melanjutkan menonton tv yang sempat terhenti tadi.

Cathalina menatap dirinya di depan cermin di atas wastafel. Wajahnya tampak kusut dengan raut penuh penyesalan. Ya, penyesalan atas kematian Kevin.

Cathalina menyalakan keran bathub dan mengisinya dengan air hangat. Ia memutuskan berendam pada malam yang menurutnya amat melelahkan itu. Melepaskan segala penat serta pikirannya yang kacau setelah pertemuannya dengan Hannah.

***

Hannah POV

Di ruang UGD di RS Sentosa, Hannah baru saja siuman setelah tak sadarkan diri selama 3 jam. Ia membuka matanya pelan. Dilihatnya sang suami, Malik Al-Fateeh, sedang duduk di sisi kanan brankar.

"Alhamdulillah ... akhirnya kamu siuman, Sayang," kata Malik sambil tersenyum lalu mengecup kening Hannah.

"Aku di mana, Mas?" tanya Hannah yang masih dalam keadaan linglung.

"Kamu di rumah sakit. Tadi ada orang yang membawamu ke sini, katanya kamu pingsan di Coffee Cafe," jelas Malik.

Hannah mengingat kembali kejadian di Coffee Shop. Juga, pertemuannya dengan Cathalina.

"Sebenarnya apa yang terjadi sampai-sampai kamu pingsan begini?" tanya Malik penasaran.

"Tadi aku ketemu sahabat lamaku, Mas."

"Sahabat lama? Siapa?"

"Cath ..." belum selesai Hannah bicara, ada seorang dokter yang masuk ke ruangan UGD.

"Sudah siuman, ya? Saya periksa sebentar, ya?" kata Dokter itu basa-basi lalu memeriksa mata Hannah dengan senter dan menempelkan stetoskopnya ke dada Hannah.

"Pak, Anda suaminya?" tanya Dokter sambil menatap Malik.

"Iya betul, Dok."

"Bisa ikut saya ke ruangan?" Dokter meminta Malik mengikutinya ke ruang praktek.

"Tunggu sebentar ya, Sayang." Malik mencium punggung tangan Hannah. Hannah hanya tersenyum tipis.

Bismillah Kunikahi Suamimu [Difilmkan] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang