Part 2: PULANG

3.2K 108 18
                                    

Hepi reading 😊

"Mrs. Smith, saya mau mengundurkan diri." Cathalina menghampiri bosnya, Mrs. Smith, dan menyodorkan amplop putih berisi surat pengunduran diri.

"Apa katamu? Mengundurkan diri?" Mrs. Smith menaikkan kacamatanya yang melorot sampai ke tengah hidung. "Apa tugas membuat cerpen yang kuberikan sudah selesai?" tanyanya sambil menatap tajam ke arah Cathalina.

"Belum, Mrs," jawabnya pelan. Dia tahu bahwa wanita bergincu merah di hadapannya akan marah besar. Mrs. Smith adalah wanita paling galak dan cerewet di perusahaan itu.

Dugh. Mrs. Smith membanting tumpukan dokumen super tebal ke atas mejanya. "Sudah hampir deadline, tapi kau mau mengundurkan diri? Huh ... licik sekali!" Dia memalingkan wajahnya ke arah dinding dengan sudut bibir yang naik sebelah. "Di mana tanggung jawabmu? Jika kau keluar dari perusahaan ini, siapa yang akan menggantikanmu menyelesaikan semua cerpen itu? Aku?" Mrs. Smith mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja sambil melotot.

"Maaf, bukan maksud saya melarikan diri dari tanggung jawab, tapi ...." Cathalina terdiam sejenak.

"Tapi, apa ...??" tanya Mrs. Smith dengan nada tinggi. Membuat Cathalina terkejut sekaligus kesal.

"Saya sudah tidak sanggup tinggal di negara ini, saya terus teringat mendiang suami saya. Ditambah lagi perubahan drastis terjadi pada anak sulung saya semenjak ditinggal papinya. Dia amat terpukul," jelasnya. Matanya mulai berkaca-kaca dan Mrs. Smith bisa melihatnya.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan?" nada suara wanita bertubuh gempal itu mulai merendah. Ia mulai merasa iba padanya.

"Aku akan pulang ke Indonesia. Aku pikir anak-anakku akan lebih baik jika berada di sana karena ada kakek dan neneknya."

"Ya, Tuhan ... Cathalina ... Aku saja yang baru tinggal di Melbourne selama lima tahun, tidak terpikir sama sekali akan pulang ke Indonesia," katanya tersenyum sinis.

Itu karena kau masih punya suami! sahut Cathalina dalam hati.

"Oke. Kau boleh mengundurkan diri. Tapi, gajimu akan kupotong separuh dan kau tidak dapat pesangon sebagai hukuman karena kau tak menyelesaikan tugasmu," jelas Mrs. Smith sambil menanda tangani surat pengunduran diri Cathalina.

Cathalina menelan ludahnya dengan susah payah. Beruntung baginya masih ada sisa tabungan, jadi tak masalah bila gaji yang diterimanya hanya separuh. Tanpa pesangon pula. Yang terpenting baginya adalah bisa pulang ke Indonesia. "Terima kasih, Mrs. Smith ... senang selama ini bisa bekerja sama dengan Anda." Cathalina bersalaman dengan Mrs. Smith. Dalam hatinya sungguh ia tak pernah menyukai wanita itu. "Kalau begitu saya permisi, saya akan membereskan barang serta berkas-berkas, lalu pergi." Cathalina memaksakan senyumnya dan menuju pintu ruangan Mrs. Smith.

"Cathalina, wait ...," Mrs. Smith memanggil. Cathalina menghentikan langkahnya dan membalikkan badan.

"Semoga di Indonesia kau bertemu kembali dengan jodohmu yang lain." Mrs. Smith mengembangkan senyuman termanisnya. Cathalina yang mendengarnya hanya tersenyum kecut, dan senyum wanita itu sangat menjijikan baginya.

Huh ... apa maksudnya dia bilang begitu? katanya dalam hati sambil berjalan keluar ruangan mantan bosnya tersebut.

***

Cathalina yang baru saja selesai makan malam dengan anak-anaknya segera mencuci piring dan mengeluarkan tiga buah koper besar dari dalam gudang.

"Mam, untuk apa koper-koper itu?" tanya Arsen penasaran sambil menunjuk ke arah koper yang sudah usang tersebut. Lama tidak dipakai.

Bismillah Kunikahi Suamimu [Difilmkan] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang