Part 9: Harus Tabah

2.1K 75 6
                                    

Hannah melahirkan.
Apa dia dan bayinya selamat? Deg deg ... deg deg ...
Yuk, ikuti terus ceritanya!
Cerita di part ini lebih panjang dari part sebelumnya. Semoga nggak bosen ya ... hehehh ...
Happy reading 😊

Kriing kriing.

"Mamii ... your phone!" Arsen melongok dan berteriak dari pinggir balkon kamar sambil memegang ponsel.

"Siapa yang telepon Arsen?" tanya Cathalina dari arah taman. Ia sedang menyiram bunga bersama Ny. Rosie.

Arsen melihat ke layar ponsel dan hanya ada rentetan nomer tanpa nama. "Nggak tau, Mam. Nggak ada namanya."

Cathalina pun menghentikan aktivitasnya dan mematikan keran serta menggulung selang. Ia masuk ke dalam rumah dan naik ke kamarnya. "Mana ponsel Mami, Ar?"

"Itu ..." Arsen menunjuk ke arah meja rias.

"Oh ya, Alice pergi ke mana sama kakek?"

"Alice diajak kakek makan bakso, Mam."

"Kenapa kamu nggak ikut?"

"I don't like bakso, Mami ... lebih asyik main ini," jawab Arsen sambil bermain sebuah game di tablet milik Maminya.

Cathalina menggeleng-gelengkan kepala lalu mengambil ponselnya. Tertulis '1 missed call'. "Hmm ... siapa ya?" Cathalina merasa tidak mengenali nomer tersebut. "Aku telepon balik deh, siapa tau penting."

Tuut...tuut...tuut...

"Halo." Telepon dijawab.

"Ya, halo. Maaf ini siapa ya? Tadi telepon ke nomer ini."

"Ini aku, Lina." Tanpa menyebut namanya, Cathalina langsung mengetahui siapa yang ia telepon.

"M-Malik ... ada apa? Tumben nelepon? Maaf tadi teleponnya nggak keangkat."

"Nggak apa-apa. Lin, aku butuh bantuan kamu. Kamu bisa nggak ke rumah sakit sekarang?" pinta Malik.

"Rumah sakit? Hannah kenapa, Lik?" Cathalina panik Malik memintanya datang ke rumah sakit. Spontan ia berpikir telah terjadi sesuatu pada Hannah.

"Mendingan kamu ke sini dulu aja, aku nggak bisa jelasin di telepon."

"Oke aku ke sana sekarang." Cathalina mematikan panggilannya lalu mengambil sweater berwarna merah marun dari dalam lemari dan memakainya.

"Mami mau ke mana?" tanya Arsen.

"Mami mau ke rumah sakit sebentar ya, Arsen."

"Aku mau ikut, Mam."

"Haduh ... kamu itu." Cathalina memutar bola matanya. "Diajak makan bakso nggak mau, tapi ke rumah sakit mau. Kalau nanti kamu disuntik, mau juga?"

"No, thanks!" jawab Arsen cepat. Cathalina terkekeh, ia tahu betul putranya itu sangat takut dengan jarum suntik. Arsen mendelik ke arah Maminya dan memancungkan bibirnya yang tebal.

"Kate, kamu mau ke mana sore-sore begini? Mendung juga, sebentar lagi hujan," tanya Ny. Rosie yang sedang membuat teh di dapur.

Bismillah Kunikahi Suamimu [Difilmkan] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang