Prolog

1.5K 184 32
                                    

Hari sudah larut malam, seorang gadis cantik duduk sendirian di halte bus. Masih mengenakan seragam sekolah. Tas berwarna ungu dipeluk erat, pipinya mengembung lucu. Oh, perkenalkan—namanya Bae Joohyun (biasa dipanggil Irene).

Setelah mengikuti les, ayahnya berencana akan menjemput anak perawannya di depan halte. Tapi ini sudah terlalu lama—tiga puluh menit sudah lalu, dan Irene masih setia duduk termenung di kursi. Dalam hati ia berdoa; semoga tidak ada pria mesum yang melihat atau mengganggunya di sini.

Mata Irene melirik ke kanan dan kiri—memastikan apakah sang ayah sudah datang menjemput. Ah, bukan sang ayah yang ia lihat—tapi sesosok pria berwajah macam preman sekolah dengan seragam yang sudah berantakan. Irene menerawang lebih dalam; seragamnya sama dengan miliknya. Diteliti lagi wajahnya, dan—oh! Itu Song Mino; siswa berandalan yang hobinya keluar-masuk ruang BK.

Irene sempat merasa tidak nyaman. Jangan sampai Mino melihatnya di sini. Sumpah, bisa berabe nanti. Bukannya Irene mulai berperasangka buruk pada Mino—tapi ini sudah larut malam dan Mino dikenal dengan kehidupannya yang liar. Irene harus tetap berhati-hati. Ia melihat pria itu tengah merokok dan sebotol alkohol ada dalam genggamannya.

Mobil hitam berhenti di depan halte. Irene bisa bernapas lega sekarang, "Ayah lama sekali."

"Maafkan Ayah, Joohyun. Tadi di kantor banyak sekali pekerjaan."

Irene hanya mengangguk mengerti. Ketika kakinya ingin melangkah, tiba-tiba sepatunya menyenggol sebuah cermin. Tunggu, sejak kapan benda itu ada di sana? Irene tidak ambil pusing, ia membiarkan cermin itu lalu masuk ke dalam mobil.

Tak lupa, ia sempat melirik Mino yang masih asyik menghisap batang rokok dan meminum sebotol alkohol.

"Itu temanmu, Joohyun?" sang ayah yang sempat melihat Mino pun bertanya.

Irene mengangguk, "Iya, tapi tidak sekelas."

"Jangan dekat-dekat dengannya." sang ayah mulai memperingati anak perawannya.

Irene mengangguk. Lalu mobil hitam pun melaju cepat.

.

Sampai di rumah, Irene langsung mengganti pakaian dan membersihkan wajah. Ketika ingin rebahan di atas kasur, rasa-rasanya ada benda padat yang tak sengaja ia tiduri. Merasa tak nyaman, Irene segera bangkit kembali dan—ia menemukan cermin yang sama macam di halte tadi.

Sepertinya tadi Irene tidak menghiraukan, kenapa tiba-tiba cerminnya ada di atas kasur?

Jika dilihat-lihat, bentuknya lucu dan bagus. Bulat dengan bingkai berwarna keemasan. Tidak terlalu besar, namun tidak terlalu kecil. Kalau kalian susah membayangkannya—wujudnya macam layar laptop. Ya, kira-kira seperti itu. Irene menatapnya dalam. Lumayan pikirnya buat dipajang di dalam kamar.

Kamu bisa melihat wajah seseorang yang kamu inginkan di sini.

Tiba-tiba saja, dalam cermin muncul sebuah kata-kata. Irene bingung ditambah merinding. Tapi ia penasaran juga. Dan karena rasa penasarannya lebih mendominasi ketimbang rasa takut, dirinya mulai mengucapkan beberapa kata.

"Siapa orangtuaku."

Dalam cermin, muncul dua orang berjenis kelamin berbeda yang—Irene kenal sebagai orangtuanya.

Wah, hebat.

"Siapa temanku yang hobi makan?"

Irene tertawa terbahak-bahak ketika cermin menampakkan wajah Seulgi di sana.

"Oke, oke. Ini sudah larut dan besok aku tidak ingin telat sekolah. Sekali lagi, siapakah suamiku di masa depan?"

Irene sudah berangan-angan. Ah, mungkinkah rupanya seperti Brad Pitt? Oh tunggu, atau seperti Zayn Malik? Johnny Deep? Robert Downey Jr.? Hoho, Irene benar-benar tidak sabar.

Cermin mulai bersinar—dan perlahan menunjukkan rupa seorang pria yang digadang-gadang akan menjadi suaminya di masa depan kelak.

Irene tercengang. Mulutnya menganga, tidak bisa ditutup rapat.

Ia berteriak histeris. Kaca dilempar secara refleks. Agresivitasnya mendadak muncul. Peluh-peluh mulai bercucuran di dahi. Napasnya terengah-engah. Oh, apa tadi yang muncul di dalam cermin?!

"T—tidak mungkin... Tidak mungkin Song Mino yang akan menjadi suamiku di masa depan kelak!"

Ah, Irene rasanya benar-benar ingin mati muda. Apa salah dan dosanya sehingga bisa mendapatkan suami macam Song Mino, Tuhan?!

.

Bersambung

Tangerang, 7 Agustus 2018 - 14:13 PM

a/n: yalord gue bikin apaan :")) niatnya mau di-post pas Lost in New York tamat, tapi tangan ini terlalu gatal:"))) semoga menikmati semua~

Speculum Magica [Minrene; Mino/Irene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang