Disclaimer: seluruh tokoh milik agensi dan keluarga masing-masing. Tidak ada keuntungan finansial apa pun yang saya dapat dalam membuat fanfiksi ini. Dibuat hanya untuk bersenang-senang
Main pair: Mino/Irene
Selamat membaca...
.
—Speculum Magica—
Bab 9: Falling Down
.
Mino tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya.
Kalau boleh jujur, Mino bukanlah tipe yang akan menggoda banyak wanita cantik—ah, boro-boro menggoda, melirik saja tidak pernah. Walau boleh dikata Mino ini termasuk pangeran (setan) di sekolah, tetapi tidak ada wanita mana pun yang pernah didekati Mino. Hidup Mino itu hanya didedikasikan untuk balap liar, berkelahi, dan segala tetekbengeknya. Tetapi tidak terlintas dipikirannya tentang seorang wanita. Bukan, bukan berarti Mino penyuka sesama jenis. Sumpah, Mino masih normal. Kan sudah dibilang Mino suka menonton p0rnhub di kolong kasur seminggu sekali.
Tapi masalahnya, sekarang ia terjerat dengan satu wanita. Siapa lagi kalau bukan Bae Joohyun; si cantik dari kelas sebelah.
Mino memang sering menolong banyak wanita. Tapi untuk yang satu ini, entah kenapa malah membuat mereka dekat. Mino merasa jika Irene berbeda. Entah kenapa, tapi ia rasa ia dan Irene akan memiliki kisah panjang macam dalam novel-novel yang sering ia lihat di toko buku. Bukan, Mino tidak suka membaca novel. Ia ke toko buku untuk membeli komik.
Tubuh bagongnya disandarkan pada dinding kamar, sebelah mata menatap ke arah jendela—langit sudah menjadi biru dengan bintang serta rembulan yang menggantung di atasnya. Mino merasa tertarik untuk sekadar melihat ciptaan Tuhan yang begitu indah. Kakinya melangkah keluar, menuju balkon. Dan ya, ciptaan Tuhan memang tidak pernah mengecewakan. Tapi, menatap langit saja tidak cukup. Mino mengeluarkan rokok serta korek dari saku celananya. Mino ini memiliki prinsip sendiri; ora udud paru-paru ora smile. Hahaha.
Irene itu cantik. Irene itu manis. Irene itu lucu. Irene itu bawel. Irene itu ceroboh.
Ah, Mino terkekeh sendiri membayangkannya. Dan anehnya ia senang. Oh God, what's wrong with Mino? Tapi memang Irene itu bagaikan dewi. Sudahlah cantik, pintar, dari keluarga terpandang. Kalau ia dan Irene memiliki hubungan bagaimana ya? Yang ada bikin satu sekolah heboh nanti. Jatuhnya malah Beauty and the Beast. Ah, tidak-tidak. Mino kan tidak jelek. Masa iya dia jadi Beast? Romeo and Juliet? Tidak, Mino tidak mau memiliki kisah cinta yang berujung tragis begitu.
Lho, kok Mino jadi berandai-andai begini?
Tidak terasa satu batang rokok sudah habis. Mino merenung sesaat, besok hari kamis. Dan biasanya ia hanya akan membolos. Tapi kali ini, ia tidak sabar untuk datang ke sekolah. Ingin bertemu seseorang. Ingin ketemu Bae Joohyun. Hehehe.
Mino berniat untuk menjemput Irene besok. Eh, besok Irene berangkat dengan siapa ya?
.
Irene mendengus kesal. Karena tengah merajuk, jadilah dirinya jalan kaki menuju sekolah.
Huh, lagi-lagi jalan kaki. Tidak, ia akan naik bus hari ini. Dirinya sedang kesal dengan sang ayah yang terus memaksanya untuk masuk ke fakultas kedokteran jika sudah lulus SMA nanti. Irene memang pintar, jurusan IPA, tapi ia tidak berminat sama sekali dengan dunia kedokteran. Irene kan bercita-cita ingin menjadi penulis. Oh, Irene ini hobi menulis cerita di banyak situs. Pernah saat ia SMP dulu dirinya ditawari untuk menjadi novelis oleh seorang editor. Tentu saja Irene menerbitkan ceritanya diam-diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Speculum Magica [Minrene; Mino/Irene]
Fanfic[ School Life AU ] "Cermin ajaib. Tolong tunjukkan wajah suamiku di masa depan." Betapa terkejutnya Irene ketika mengetahui sosok yang--katanya--akan menjadi suami di masa depannya adalah Song Mino; pria berandalan yang kerap kali langganan keluar-m...