"Permisi.. Disini kan ada Rehabilitation Centre ya, namanya Si..."
Chenle yang sedang menggoreskan tinta hitam pada kertasnya, menoleh pada pemuda disampingnya dan menunduk.
"Bentar, namanya Si... Apa sih, gue lupa anjir" Erang pria tersebut.
Chenle membalikan buku sketchnya dan menunjukan arah jalan menuju Siloam Rehabilitation Centre, Kalau pria disampingnya tersesat ya bukan salah dia. Siapa suruh lupa namanya.-.
Buru-buru Chenle menggambar arah jalan menuju Siloam dan langsung memberikannya kepada pemuda asing disampingnya.
"Oh iya! Siloam!" Pekik pemuda pirang tersebut, belum mengucap sepatah katapun, Chenle meninggalkan pria asing tersebut dan berlari menuju rumahnya.
Ia memasuki kamarnya dengan tergesa dan meraup oksigen untuk paru-parunya. Matanya berjengit ketika knop pintunya berputar. Bulir keringat dingin membasahi wajah dan tubuhnya.
Bagaimana jika... Bagaimana jika...
Cklek!
"Le?" Panggil sang Ibu, Chengxiao. Chenle mendesah lega ketika yang membuka pintu kamarnya adalah Ibunya.
"Ada apa? Ibu berada di bawah khawatir melihatmu berlari tergesa menaiki tangga" Tanya sang Ibu khawatir.
"Tadi ada orang asing mendekatiku" Jelasnya. Xiao membulatkan matanya khawatir.
"Apa yang ia lakukan padamu?"
"Ia... Ia bertanya jalan padaku"
Xiao menghela nafas lega, ia mengusap wajah Chenle yang penuh dengan keringat.
"Hanya bertanya jalan, tak apa. Jangan dipikirkan."
"Beruntungnya gua mendapatkan barang-barang ini saat di Italy" Pria berumur 25 tahun itu mengeluarkan dua botol anggur merah dari dalam tasnya
"Gua juga dapet spagetthi handmade yang lo pesen" Jisung tersenyum melihat antusiasnya pria dihadapannya.
Ya mereka berada di ruang inap pria tersebut.
Oh Sehun, Pria berumur 25 tahun itu kecelakaan saat mengikuti pertandingan balap MotoGP di Italy. Dan Jisung menjenguknya, sekalian minta oleh-oleh dari Italy.
"Oh ya, gua juga bawain lo champagne mahal dari sana" Sehun menggerakan kursi rodanya menuju kopernya. Jisung terdiam ketika melihat kaki kanan Sehun diamputasi. Hingga menyisakan Paha sampai dengkulnya.
"Apa yang lu rasain Hyung?"
"Ketika gua berbelok di tikungan... Ntah lah, gua juga ga inget gimana kejadiannya"
"Bukan kecelakaannya. Maksud gua, kaki lu, bener-bener udah gaada?"
"Gua ga punya pilihan, konsekuensi gua sebagai pembalap ya begini. Lagian, dokter bilang kalo kaki gua ga diamputasi, nyawa gua bisa ga selamat"
Jisung menatapnya kasihan, membuat Sehun yang didepannya risih.
"Gausah ngeliatin gua kaya gitu, lagian dokter bilang dia bakal gantiin kaki gua yang baru"
"Dah, ini champagne buat lu, kita minum diem-diem biar ga ketauan Luhan, okay?"
"Okay."
Dari luar, Luhan sudah membawakan 1 gelas champagne ditangannya.
"Eh Jisung, udah lama disini?" Tanya Luhan ramah, ia memberikan gelas champagne ke Jisung.
"Ngga, baru sampe kok"
"Kok satu doang gelasnya?" Protes Sehun ga terima. Kan dia mau minum juga.
"Kau tidak boleh meminumnya Oh Sehun" Peringat Luhan, membuat Sehun menggembungkan pipinya kesal. Luhan adalah istri dari Sehun.
"Jadi sore-sore ini ada aja yang buat repot. Si Jisung ini, dia ga punya ponsel, dan aku susah banget mau janjian sama dia dimana." Celoteh Luhan sambil membereskan tas Sehun dan menaruh baju-baju baru kedalam tasnya.
"Cari rumah sakit yang terkenal kek, kan ga susah nyarinya juga"
"Alesan, yang penting kamu udah disini sekarang"
"Ya beruntungnya ada yang mau gambarin jalan menuju kesini" Jisung mengambil kertas yang dikantong jeansnya, ia membuka lipatannya, mata Luhan berbinar ketika melihat gambar dibelakang kertasnya.
"Eh- eh itu ada gambarnya!" Tangan Luhan merebut kertas dari Jisung dan membaliknya.
"Gambarannya bagus dan halus. Kamu ceroboh banget, jadi membekas tuh lipatannya" Omel Luhan lagi. Ia memberikan kertas tersebut ke Jisung lagi. Jisung menatap kertasnya, ia teringat dengan Ibunya.
"Ayo Sehun, sebentar lagi kamu akan terapi, Jisung ingin pulang?"
"Ah iya, kayanya gua pulang Ge"
"Yaudah ayo gua anter"
Jisung mendorong kursi roda milik Sehun dengan diikuti Luhan dibelakangnya.
"Sampe sini aja. Makasih buat oleh-olehnya Hyung, semoga cepet dapet kaki baru ya" Jisung high five bersama Sehun dan Luhan, ia berjalan menjauhi mereka berdua, tapi Sehun memanggilnya.
"Sung!"
"Apa hyung?" Tanya Jisung, ia menyipitkan matanya karena silau matahari sore.
Hap!
Jisung menangkap sesuatu yang dilemparkan oleh Sehun ke tubuhnya. Kunci motor. Jisung berjalan mendekati Sehun lagi, berniat mengembalikannya.
"Hyung..."
"Udah, pake aja buat lo, gua tau lu pasti butuh buat kesekolah"
"Tapi Hyung..."
"Denger ya, gua gapunya kaki buat ngendarain motor. Jadi itu motor buat lo"
"Iya, Jisung ambil aja ya motor pemberian dari Sehun, motornya ada di parkiran rumah sakit, pencet aja alarmnya nanti bunyi kok. Dijaga baik-baik ya motornya" pesan Luhan kepadanya.
Jisung memeluk mereka berdua dengan sangat erat.
Mereka seperti orang tua kandung Jisung.
"Gua sayang sama kalian"
Ku gabisa tidur, jadinya ngetik aja dah sambil nonton dramanya wkwk.
Chenle nyanyiin salah satu ost dari drama ini versi Inggrisnya, dan kalian Chenle stans pasti kenal lagu Chenle - Close My Eyes ;D
KAMU SEDANG MEMBACA
[➖] 戰神 MARS // SungLe
FanfictionRe-Make dari Drama Taiwan dengan judul yang sama. ⚠Mature Content ⚠BXB Enjoy~ Start : 7 Agustus 2018 End : ❓