3.5

980 152 58
                                    

"Tanganmu sudah tak apa-apa?" Tanya Chenle saat mereka sudah selesai kelas, dan Jisung mengangguk kalau tangannya sudah bisa ia gunakan untuk mengendarai motor lagi.

"Bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan?" Ajak Jisung yang langsung diangguki oleh Chenle.

"Kemana kita akan pergi? Pantai atau gunung?" Tanya Jisung meminta saran, pria itu terlihat berfikir.

"Apa aku benar-benar boleh duduk diatas motormu?"

"Kenapa tidak boleh Memangnya?"

"Minjung, aku takut kau masih sedikit kepikiran olehnya" Chenle menyuarakan kegugupannya, dan Jisung menggeleng.

"Aku tidak membayangkan dia duduk diatas motorku"

"Setelah hari itu, apakah kau masih berbicara dengannya? Kau tahu bahwa kau harus berani untuk melihat dirimu sendiri"

"Aku sudah yakin bahwa masalah yang kemarin sudah selesai" Ucap Jisung dengan tegas.

"Aku menegaskan sekali lagi bahwa hubunganku bersama wanita tidak semurni itu, aku bisa menyukainya atau tidak. Dan aku dengan Minjung sudah selesai-" Jisung menghentikan ucapannya, ia menoleh dan melihat Mark datang dengan sedikit takut melihat wajah tidak bersahabat dari Jisung.

"Apa lagi sekarang?" Tanya Jisung kesal.

"Maaf untuk terus mengganggumu, tapi aku yakin ini akan menjadi yang terakhir. Minjung ingin bertemu denganmu, ia akan menunggumu sampai kau mau menemuinya. Jika ada kemungkinan, aku ingin kau bicara dengannya" Jelas Mark, sebenarnya ia juga tak enak hati dengan Jisung dan juga terutama Chenle.

Pria itu harus mengalah terus menerus demi memahami egonya Minjung. Gadis itu begitu manja dan menyebalkan. Bahkan Chenle sudah tidak menampilkan senyuman ketika dirinya menyebut nama Minjung.

Maafkan Mark, ia selalu mengganggu waktu kencan kalian berdua.

"Yaudah, aku akan pergi" Jisung mengangguk, ia berbalik dan menatap Chenle. "Tunggu aku ya"

"Didekat stasiun ada taman, aku akan menunggu kamu disana"

Jisung dan Mark pun pergi meninggalkan Chenle menuju parkiran.

"Chenle itu orang baik ya" Komentar Mark sambil menunggu Jisung menyiapkan motornya.

"Iya"

"Tapi aku memperlakukannya begitu kejam, merebut waktu kalian demi Minjung, dia pasti membenciku dalam hidupnya" Ucap Mark begitu merasa bersalah.

"Dia bukan orang yang berfikiran pendek, dia tidak membenci orang" Potong Jisung dengan cepat.

"Jisung, Minjung bilang bahwa kau mencintai Chenle karena dia mirip dengan Jisun. Dan itu bukan cinta, tapi kelemahan. Menggunakan emosi yang menampik fakta bahwa Jisun telah lama meninggal. Kau bukan orang yang pengecut"

"Aku orang yang pengecut" Jisung menatap tajam Mark yang masih tenang dalam menghadapi dirinya. "Aku bukan hanya lemah, tapi juga jelek. Aku yang mengatakan tentang orang tua kami ke Jisun, aku berfikir, akan betapa bebasnya aku jika Jisun tidak ada. Lucu kan?"

Mark menggeleng tak mempercayainya.

"Aku membenci Jisun, tapi juga mencintai Jisun. Aku tidak tahu mana yang lebih dominan. Beritahu aku bagaimana caranya menjadi kuat dan aku sudah membuat keputusan antara Minjung dan Chenle"

 Beritahu aku bagaimana caranya menjadi kuat dan aku sudah membuat keputusan antara Minjung dan Chenle"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[➖] 戰神  MARS // SungLeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang