"Sedang apa kau disini? Kelas akan dimulai, tidak ingin naik?"
Jisung masih terdiam duduk ditangga, mengabaikan pertanyaan dari Chenle. Saat kemarin ia menjenguk Minjung, gadis itu mengatakan bahwa besok adalah hari kematian Jisung, yang tak mana adalah hari ini.
Jisung bingung, sudah lama sekali ia tidak mengunjungi saudaranya.
"Tidak, aku tidak masuk ke kelas" Pria itu menggelengkan kepalanya kemudian menunduk, menatap kosong pandangannya. Chenle maklum, mungkin Jisung memang sedang dalan suasana hati yang tidak baik.
"Oh yaudah, aku akan masuk ke kelas sekarang" Izinnya, dengan ragu ia melangkahkan kakinya menaiki tangga, "Bisakah kamu menemaniku disini sebentar?" Jisung menahannya. Tanpa mengucap satu katapun, Chenle duduk disebelah Jisung.
Diatas sana ada Jaemin dan Jeno yang memperhatikan mereka dari lantai dua, tepat dibelakang mereka.
"Aku tidak bisa berlama-lama lagi, aku akan masuk ke kelas" Jaemin beranjak darimana, mulutnya masih sibuk mengunyah permen karet. Dirasa Jeno masih diam ditempat, Jaemin menatap pria dengan kulit pucat tersebut.
"Nunggu apa lagi? Ayo masuk ke kelas" Pria yang lebih manis menggerakan gestur tubuhnya agar Jeno mau ikut masuk ke kelas dengannya, dan mereka pergi dari sana, namun mata Jeno masih fokus memandangi Chenle dan Jisung yang duduk didepan tangga.
"Apa kau mau memberitahuku apa yang terjadi denganmu?" Yang lebih pendek membuka suaranya, wajah Jisung terlihat sedih.
"Hari ini, hari kematiannya Jisun"
"Hari ini?" tanya Chenle memastikan.
"Aku berniat untuk mengunjungi pemakamannya, namun aku tidak ingat dimana ia dimakamkan" Matanya menatap kosong, wajahnya datar, namun nada bicaranya penuh dengan kesedihan.
"Tapi... Kamu pernah mengunjungi makamnya tidak?"
Jisung menggeleng lemah, "Aku selalu berfikir kalau itu tidaklah nyata. Aku tidak bisa menerima kenyataan bahwa Jisun sebenarnya sudah tidak ada" Ia menarik nafasnya dalam, kemudian menghelanya dengan berat.
"Faktanya, aku tidak ingat apa yang terjadi pada diriku setelah kematian Jisun. Yang aku ingat, aku pergi ke kantor polisi dan sesampainya disana aku jatuh pingsan. Lalu... Ketika aku bangun, pemakamannya sudah selesai dilaksanakan" Jelas Jisung, Chenle sendiri bingung mana yang harus ia percaya, omongan Mark tempo lalu ataupun Jisung.
Apakah Jisung sedang tidak dalam kesadarannya hingga bicara melantur atau bagaimana?
"Jisung, kamu bilang, kamu yang mendorong Jisun sampai ia jatuh dari gedung, apakah itu benar?" dan Jisung langsung terdiam, senyuman miring tersenyum dibibirnya.
"Kemungkinan seperti itu"
"Tapi Jisung, jika kau sangat ingin mengunjungi makam Jisun, kenapa tidak bertanya kepada Ayahmu?"
"Dia tidak akan mengijinkan, dia tidak ingin aku mengunjungi makam Jisun"
"K-kenapa?"
"Dia tidak menyukaiku dan juga Jisun" Jawaban Jisung membuat Chenle terpaku, ia menggelengkan kepalanya, mana ada Ayah yang membenci anaknya?
"Kenapa Ayahnya tidak menyukai anaknya sendiri? Setiap kau bercerita tentang Ayahmu, kau selalu menjelek-jelekkan dirinya? Apakah kau yang tidak menyukainya?-"
"Aku tidak tahu" Potong Jisung dengan cepat sebelum Chenle menanyakan perihal Ayahnya lebih jauh lagi, "Aku benar-benar tidak mengetahuinya. Ibuku, Ibuku yang mengatakannya terus menerus kepada kami, bahwa... Ayah tidak menyukai kami"
KAMU SEDANG MEMBACA
[➖] 戰神 MARS // SungLe
FanficRe-Make dari Drama Taiwan dengan judul yang sama. ⚠Mature Content ⚠BXB Enjoy~ Start : 7 Agustus 2018 End : ❓