2.1

1.3K 190 24
                                    

"Jen, Jisung sakit?" Tanya Chenle, Jeno menatap Chenle bingung.

"Sakit apa?"

"Tidak tahu, pas kita keluar kemarin, dia tiba-tiba pingsan dan nafasnya berhenti" Chenle menggelengkan kepalanya.

"Pasti ada sesuatu yang ngga kita tahu" Chenle menghela nafasnya dan menatap khawatir kepergian Jisung dengan motornya.

"Jeno, kamu pernah denger ga tentang adiknya Jisung yang meninggal dua tahun lalu?" Tanya Chenle, Jeno menatapnya bingung.

"Jisung punya adik?"

Seharian Jisung hanya tiduran di flatnya, menatap lampu tidurnya yang remang-remang menerangi flatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian Jisung hanya tiduran di flatnya, menatap lampu tidurnya yang remang-remang menerangi flatnya.

Bayangan-bayangan Ibunya yang sakit, mungkin gila, yang terobsesi untuk membunuh mereka berdua- Jisung dan Jisun, Ibunya yang membunuh anjing tidak bersalah dirumah sakit, sampai ia menyaksikan sendiri Jisun lompat dari rooftop sekolahnya dengan kedua matanya sendiri.

Ia memejamkan matanya, lebih baik ia tidur daripada mengingat-ingat kenangan buruk tersebut dalam hidupnya.

Keesokan harinya, Jisung mendatangi rumah rehabilitasi milik Dr.Kim Junmyeon, tempat Ibunya dulu pernah dirawat.

Ia melangkahkan kakinya ragu, tempat ini tidak pernah berubah.

Dibawah pohon besar itulah, Ibunya membunuh anjing tidak bersalah kemudian memeluk mereka berdua dengan tangan bau amis dari anjing yang ia bunuh, mengotori baju dan juga kulit pipi mereka.

'Perhatian untuk seluruh perawat, ini sudah masuk jam makan siang, pastikan bahwa pasien anda sudah masuk kedalam ruangannya masing-masing, terima kasih'

Jisung tidak peduli pemberiyahuan tersebut, ia menatap seorang suster dengan pasiennya masuk kedalam ruangan yang gelap.

Ruangan yang dulu ditempati Ibunya yang dirawat.

Jisung berbalik, kemudian ia mendengar namanya dipanggil dengan suara yang sangat halus.

Suara itu dari dalam sana.

"Jisung" panggilnya, Pria itu menatap pintu yang tertutup rapat dibelakang tubuhnya.

Ia rasa, ia menggila terlalu lama disini.

Lebih tidak mempedulikannya, Jisung memilih pergi menjauh dari sana, pergi keruang seni disana.

"Jisung, kenapa bisa disini?" Tanya Dr.Kim Junmyeon, Jisung menoleh dan menyunggingkan senyumnya.

"Jisung, kamu keliatan lebih baik ya, ayo duduk" Junmyeon mempersilahkannya untuk duduk, segera Jisungpun mengambil tempat.

"Masalahnya apa?" Tanya Jisung kepada Junmyeon, didepannya ada anak kecil yang memegang bolpoin, didepannya hanya ada kertas kosong.

"Dia ga mau menggambar. Setidaknya dia mau untuk memegang sebuah bolpoin" Jawabnya, tangannya mengusap kepala anak itu dengan sayang.

"Menggambar adalah cara efektif untuk mengekspresikan emosi dalam diri kita, kau juga dulu memakai metode tersebut untuk menyalurkan emosimu. Seingat saya, kami masih menyimpan gambarmu deh" Ucapnya, Jisung tertawa.

[➖] 戰神  MARS // SungLeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang