4.4

524 86 21
                                    

"Siapa yang melakukannya?" Tanya Jisung saat mereka sudah tenang. Chenle juga tidak menangis lagi. Ia memeluk lututnya dengan air mata yang mengering dipipinya.

"Katakan Chenle, siapa yang melakukannya?"

Namun Chenle masih tidak ingin membuka mulutnya.

"Apa kamu sudah melaporkannya ke polisi?" Chenle menggelengkan kepalanya.

"Kenapa? Apa kamu tahu orangnya seperti apa?" Chenle menganggukan kepalanya.

"Ayahku" Jawaban yang membuat Jisung shock.

"Ayah..mu? Bukankah dia sudah mati?" Chenle menggelengkan kepalanya.

"Dia bukan ayahku. Orang seperti itu bukanlah Ayahku. Mencoba membangun gambaran baik untuk menarik perhatian aku dan Mamaku. Dan mebgkhianati Mama lalu melakukan itu kepadaku.." Chenle menundukkan kepalanya, ia merasa malu membongkar masa lalunya.

"Ibumu menikah lagi?"

"Saat itu aku hanyalah pria yang lemah bahkan sampai sekarang aku tidak bisa melawannya. Aku tidak berani bilang ke Mama. Pada akhirnya Mama mengetahui kelakuan Ayah, dan kita meninggalkannya.

Tapi setiap malam aku selalu bermimpi buruk tentang hal itu. Bermimpi bahwa Pria itu akan menghampiriku, kemanapun aku bersembunyi. Kemanapun ia akan datang, jadi aku membunuhnya.

Didalam mimpiku, aku menggunakan cutter untuk membunuhnya dengan kejam. Aku membenci dirinya. Aku membenci laki-laki, Karena dialah aku ingin memusnahkan semuanya!" Chenle kembali terisak dengan keras, menyembunyikan kembali wajahnya yang berlinang air mata di lututnya.

"Siapa yang akan menyelamatkanku?"

Ini adalah hari dimana Chenle dan Ibunya pindah ke rumah Ayah tiri dan suami barunya. Chenle dikenal dcukup periang anaknya. Dengan inisiatif dirinya, ia bahkan membenahi barang-barang milik sang Ibu dikamar Ayah barunya, yang mana akan ditempati olehnya. Tak ada salahnya juga kan untuk membantu karena Ibu sedang bekerja?

Seseorang memperhatikannya dari balik pintu yang terbuka sedikit. Memang tidak salah menjadikan Cheng Xiao sebagai Istrinya karena ia memiliki anak yang manis juga lucu tingkahnya serta rajin.

Chenle tersenyum tipis ketika melihat sang Ayah memasuki kamarnya, dan mulai waspada ketika Ayahnya menutup pintu kamar. Dirumah hanyalah mereka berdua, tak ada siapapun lagi.

"Anakku rajin sekali"

"Papa.." panggilnya dengan suara pelan. Barang-barang yang dipegang Chenle pun diambilnya dengan lembut, kemudian menaruhnya dimeja nakas.

Tubuhnya terduduk di ranjang ketika sang Ayah menghimpitnya, tangannya mengelus pipi Chenle dengan lembut. Membuat pria kecil itu sedikit takut.

"Papa.." Dia mulai risih dengan usapan tangan kasar Ayahnya dipipinya.

"Ssttt.. Jangan berisik" Ujar sang Ayah kemudian mengelus bibirnya lalu turun ke arah kemeja miliknya dan membuka kancing paling atas.

"PAPA!" Chenle mulai menangis, ia berteriak ketika sang Ayah menindih tubuh kecilnya. Menahan pergerakannya untuk membuka paksa pakaian miliknya. Chenle sudah memberontak, menangis namun usahanya sia-sia karena Ayahnya memiliki tenaga yang begitu besar.

"PAPAAA!!"

Namun Sang Ayah tidak mau berhenti. Ia mengecupi leher Chenle dan merobek paksa kemeja yang dikenakan oleh Chenle. Kakinya pun tertahan karena sang Ayah menduduki paha miliknya. Tubuhnya bergerak kasar berusaha melepaskan dari Ayahnya namun sia-sia. Yang pada akhirnya Ayahnya berhasil untuk melesakkan ereksinya kedalam tubuh Chenle.

[➖] 戰神  MARS // SungLeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang