Rahasia adalah hal yang menyakitkan, itu mengapa orang-orang lebih suka mengubur masa lalu dengan kata rahasia. Karena di baliknya ada luka yang terpendam.Zahra Affianisha
***
Setelah sampai rumah, Zahra langsung bergegas turun dari taksi menuju ke depan pintu.
Ada rasa ragu saat Zahra akan mengetuk pintu rumahnya. Ekspresi wajah Zahra memperlihatkan bahwa saat ini ia sedang tidak baik-baik saja. Pikirannya melayang entah kemana-mana sejak kejadian itu.
Dengan wajah tertunduk Zahra langsung membuka pintu rumah tanpa memberikan salam atau pun mengetuk pintu lebih dulu.
Langkah Zahra terasa gontai saat menaiki anak tangga dengan wajah tertunduk lesu. Zahra menyusuri anak tangga dengan langkah tertatih.
"Zahra, kamu udah pulang sayang?" Tegur umi berhasil menghentikan langkahnya.
Zahra menghela nafasnya dengan berat, seakan-akan ia sedang mencoba melepaskan beban berat yang di pikul nya malam ini.
Zahra hanya menundukkan wajahnya dan tidak merespon pertanyaan umi.
Umi bergerak menaiki anak tangga dengan perlahan mencoba mendekati putri bungsunya yang terlihat murung.
"Kakak mu mana, dek? kok pulangnya hanya sendiri?" Tanya umi lagi tetap dengan suaranya yang menenangkan dan menghangatkan.
Deg
Seperti ada pukulan keras yang menghantam hati Zahra saat mendengar pertanyaan umi.
"Tetap saja, aku memang tidak pernah terlihat di mata mu umi." Batin Zahra kesakitan.
Sakit, sungguh ini sangat sakit bagi Zahra. Tak sedikit pun umi nya berpikir tentang Zahra, hanya tentang Annisa. Apakah tidak terlihat sama sekali? langkah lemas dengan wajah tertunduk murung tidak bersemangat. Sekali lagi, hati Zahra kembali tergores. Bukan goresan besar, tapi ini cukup membuat Zahra meremas tangan kuat, sekedar pelampiasan.
"Zahra-"
"Tolong jangan sekarang, aku sangat lelah untuk hari ini.." Potong Zahra dingin dan berlalu meninggalkan umi dengan langkah yang lebih cepat.
Baru saja Zahra mengunci pintu kamarnya tiba-tiba suara klakson mobil berbunyi, pertanda bahwa mobil itu sedang memasuki halaman depan rumahnya.
"Itu pasti mereka.." Gumam Zahra pada dirinya sendiri sambil berjalan ke arah balkon kamarnya. Zahra fokus melihat ke arah halaman dimana mobil itu parkir. Zahra melihat seorang laki-laki keluar dari dalam mobil sambil membopong seorang wanita. Zahra kenal siapa mereka, bukan hanya kenal namun sangat kenal.
Iya, mereka Razi dan Annisa. Seorang adik kakak yang tidak dapat di pisahkan.
Setelah beberapa menit kemudian, seorang laki-laki yang sangat di cintai Zahra keluar dari mobil sambil memapah seorang gadis seumurnya. Dia, Fia.
Sahabat Zahra.
Oh, tidak..bukan sahabat melainkan teman palsu.
Melihat dua pemandangan dengan situasi yang sama namun dalam kondisi yang berbeda membuat hati Zahra kembali tergores, namun kali ini sedikit lebih dalam dari luka yang lain.
Tik
Satu bulir air mata Zahra jatuh mengenai tangannya.
"Apakah aku menangis?" Tanya nya kepada dirinya sendiri. Ia mengusap wajahnya kasar, namun tetap saja air mata itu terus mengalir bahkan lebih deras dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekotor Itukah Aku (selesai dan Revisi)
РазноеUntuk cerita lengkapnya silahkan berkunjung ke NovelToon, gratis kok😘 ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم...