6. The Treble Clef (Kunci G)

1.7K 353 17
                                    

"Namjoon, bagaimana luka mu? Kau baik-baik saja, kan?" Yoongi bertanya khawatir pasca kejadian dua hari lalu

"Tidak, ini sudah tidak sesakit kemarin" Namjoon tersenyum

Bohong, kenyataannya Namjoon sama sekali tidak berbicara mengenai lukanya kepada Sandara. Selama 2 hari itu ia membiarkannya, mana tahu anak sekecil mereka harus mengobati dengan apa jika mendapat luka bakar.

Namjoon akhir-akhir ini selalu mengelak jika ingin dimandikan Mamanya, ia mengatakan jika guru di sekolahnya mulai mengajarkan untuk mandiri. Sederhananya, mandi sendiri dan ganti baju sendiri. Sandara tersenyum senang mengetahui Namjoon mau menurut dengan omongan gurunya, dan wanita itu menurutinya tanpa bertanya macam-macam.

"Joon, kenapa kau diam? Ayo, buka bekalmu!" seru Yoongi yang menyadarkan Namjoon kemudian

"Ya, ayo!"

Keduanya membuka kotak bekal bersama-sama. Nasi goreng, telur gulung, dada ayam lengkap dengan salad, semua ini Sandara yang memasak, ditambah dengan susu kotak pada masing-masing bekal. Dibawah pepohonan rindang, Namjoon dan Yoongi asyik menikmati makan siangnya.

"Euhmm... masakan Ibumu yang terbaik, Joon" Yoongi langsung memuji begitu selesai mencoba semuanya

Namjoon bosan mendengar kalimat pujian itu, sudah seringkali Yoongi mengatakannya. Ketika giginya tengah bekerja untuk mengunyah, Namjoon tiba-tiba kepikiran sesuatu. Ia baru mengutarakannya setelah selesai ditelan.

"Oh ya, Yoon. Sampai kapan kau akan terus berguru pada Choi Ahjussi?"

"Eh-... oh, itu. Hmm... entahlah" Yoongi mendesis lesu, "Choi Saem masih mengajariku membaca notasi, belum sampai praktek ke lagu. Terkadang aku bosan, tapi entah mengapa aku selalu senang saat menulis kunci G"

"Aku tidak tahu"

Yoongi mengambil pena di sakunya kemudian menarik tangan Namjoon. Menggambar kunci G disana, sebuah kunci untuk menunjukkan treble yang amat disukai Yoongi. "Nah begini bentuknya, cantik kan?"

 "Nah begini bentuknya, cantik kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namjoon bergeming menatap goresan pena ditangannya, menghela napas.

Bermula dari kekaguman Yoongi pada nada-nada yang bersumber dari tuts yang ditekan, ia terpesona pada permainan seorang pria baya yang menjadi pianist tetap di sebuah gereja. Tidak disangka, pria tersebut secara sukarela mau mengajari Yoongi, asal dia ikut komunitas bagi anak-anak di gereja.

Setiap sabtu dan minggu, mereka sudah tidak bermain bersama lagi. Yoongi disibukkan dengan kegiatan menyanyi nya di gereja, dan sebagai bonus, tiap akhir bulan anak itu selalu mendapat seperangkat alat tulis secara cuma-cuma dari pengurus gereja.

"Kau mendengarku?"

"Apa?"

Yoongi mendengus, "Kuberi tahu, musik telah mewarnai hari-hariku. Aku benar-benar jatuh cinta"

.

.

.

.

.

(Apalah artinya hanya sekali menekan bintang di pojok kiri bawah, seorang penulis bahkan butuh waktu berhari-hari untuk menemukan ide dan mengetik nya)

[END] Sampah Masyarakat -NamgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang