7. Tetaplah Di Sini

1.9K 379 32
                                    

Musim panas di LA membuat AC di dalam swalayan ini seakan tidak berfungsi. Sugar mengibaskan jemarinya, sesekali menghembuskan napas lesu, tersisa 3 orang lagi sebelum ia dilayani oleh kasir. Ia pandangi trolinya yang penuh dengan bahan dapur.

"Sugar!"

Yang disapa itu berjengit, ternyata teman lamanya. Sugar langsung bermuka cerah begitu melihatnya. "Oh, hi! Jimin"

"Astaga, bagaimana kabarmu?" keduanya berpelukan dan tertawa riang

"Aku baik" tukas Jimin, "Omong-omong, panggil aku Jimmy saja. Atau Jim"

"Terdengar seperti tempat kebugaran, haha..." Sugar tertawa, ia kemudian berdehem "Aku baru saja pindah kemari"

"Oh ya, aku akan mengunjungimu lain waktu"

"Tidak, Jim. Aku sangat sibuk. Aku harus mencari pekerjaan secepatnya" tukasnya diselingi dengusan lesu

"Pas sekali, Mrs. Anne sedang mencari pegawai baru di restorannya"

"Benarkah?"

"Ini nomorku, kau bisa menghubungiku lain waktu. Sekarang aku harus pergi, bye!"

..........

Runch yang sehabis mandi kini sedang mengeringkan rambutnya. Tadi Sugar sempat mengintip otot-otot tubuhnya, dia terlihat lucu saat malu. Sontak si mungil itu mengalihkan pandangan, sok sibuk sendiri.

"Pakai bajumu! Aku tahu tubuhmu bagus" dengusnya kesal

"Apa urusanmu, ini kan apartemenku" Runch menyahut jahil

"Terserah"

Beberapa hidangan yang telah masak kini tertata rapi, baunya membuat perut keroncongan.

"Runch, setelah ini aku akan keluar. Kau taruh saja piring kotornya di sana, aku akan mencucinya sepulang bekerja"

"Kau tetap bersikeras melakukannya?"

"Well, jangan jadikan aku seperti istrimu saja. Aku butuh uang"

"Aku akan memberimu"

"Cukup, Runch. Kau sangat baik, tapi aku tidak bisa" Sugar lantas bangkit, ia mampu menghabiskan sarapannya hanya dalam waktu 5 menit saja.

"Aku pergi"

Runch meraih pergelangan tangannya, Sugar terdiam beberapa saat. "Hati-hati"

Tangan besar Runch mengusap surai poninya. Pipi Sugar merona dengan tidak elitnya, buru-buru ia membuang mukanya dan pergi begitu saja.

.........

"Anda sudah sampai di tujuan"

Sugar amati lagi layar ponselnya, memastikan bahwa tempat yang ditunjukkan Maps tepat sesuai alamat yang Jimmy kirimkan kemarin. Dia sudah membuat janji kemarin, dan mereka sepakat bertemu di Heavy Gold Tatto. Sebuah tempat untuk membuat mahakarya pada tubuh, dengar-dengar juga menyediakan jasa tindik. Ia sendiri tidak mengerti mengapa Jimmy memintanya bertemu di tempat seperti ini.

"Excuse me"

"Sugar! I am here"

Ia kemudian menghampiri Jimmy yang tegah duduk di depan seseorang, "Kenalkan, dia pacarku. Orang Busan. Namanya Jungkook, tapi dia dipanggil Justin"

"Annyeonghaseyo, Jungkook-sshi" sapa Sugar dalam bahasa Ibunya

"Senang bertemu denganmu. Jim sudah banyak bercerita tentangmu sebelum kau datang" balasnya santai

[END] Sampah Masyarakat -NamgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang