15. Terkuak

1.2K 255 35
                                    


Sejujurnya, semua orang tidak ingin masuk dalam dunia kotor ini. Hanya saja keadaan lah yang menuntutku jadi sekeras ini, aku masih pelajar, tidak terlalu berprestasi pula, kelebihan hanya terletak pada parasku.

Aku bukanlah gay, tapi sekarang aku meragukannya. Masalahnya, selama ini aku sama sekali tidak berminat menjalin hubungan dengan laki-laki maupun perempuan.

Aku akhirnya menyetujui tawaran Baekhyun sunbae, dengan segala kesanggupan, aku harus menerima konsekuensi jika diriku merupakan korban human trafficking. Aku ditawarkan pada para pria bejat yang memiliki kelebihan uang, apalagi aku seorang perjaka, sehingga harga jualnya semakin tinggi.

"Lakukan yang benar, jalang!"

PLAAK

"Arghh!"

Pria itu mencengkram kuat rahangku, mendorong masuk miliknya dan mengobrak-abrik isi mulut ku.

"Nah begitu..." si pria tersenyum puas

Dibalik wajah sayu ku, ada setitik air mata yang jatuh perlahan. Namun secepat mungkin aku menghapusnya ketika pria itu tengah terpejam, mencari kepuasannya sendiri.

........

Terhitung sudah 3 kali aku melakukan pekerjaan kotor ini, pria baya tersebut sudah memuji kemampuanku. Asal kalian tahu, aku sama sekali tidak dibayar sepeser pun. Alasannya, karena aku benar-benar awam soal profesi ini, dan pria itulah yang membeliku sekaligus mengajariku cara memuaskan hasrat.

Wajah lugu ku membuat pria tersebut ketagihan, malam ini dia memanggilku kembali. Jam 5 sore nanti, sepulang sekolah, aku akan dijemput oleh pria itu menuju hotel di kawasan Gangnam. Dia berjanji kali ini akan membayar ku, ditambah melunasi seluruh biaya SPP ku yang menunggak selama beberapa bulan.

Tidak ada pekerjaan yang gampang, walaupun menjual tubuh sekalipun, rasanya tenaga ku terkuras habis. Pria itu menghujamku keras-keras, tapi sepadan dengan uang yang dia berikan padaku.

Sudah jam 11 malam, pelan-pelan aku menutup pintu, berharap orang-orang rumah sudah terlelap tertidur. Namun aku berjengit tatkala Eomma tiba-tiba muncul dari kamar dan menghadangku.

"Darimana saja kau?"

Diam, seluruh tubuh ku gemetar. Eomma melangkah mendekat, mengamati beberapa bagian tubuhku yang dipenuhi bercak, namun kemudian wanita itu malah tersenyum.

"Kau jadi pelacur ya? Haha... Anakku sayang, terimakasih ya. Aku bangga memiliki anak berbakti sepertimu"

Tangan Chaerin merambat menuju tasku, "Kau pasti mendapat banyak uang kan, dimana? Sini, berikan pada Ibu"

"Hiks... Andwaeyo Eomma! Jangan"

Chaerin tidak peduli, dia menarik lepas tas ku dan mengacak-acak isinya, matanya berbinar mendapati sebuah amplop berisi lembaran Won yang cukup banyak.

"Eomma kembalikan hikss..."

Aku menangis, meringkuk di samping ranjang. Meratapi sikap Ibu ku yang begitu kejam.

Sebuah amplop di jatuhkan tepat di depanku, aku yang masih berlinang air mata lantas mendongak.

"Ambil itu, sembunyikan dari Eomma. Tolong berhenti menangis, kau terlihat seperti lelaki lemah, " itu Seokjin. Dia berbisik lirih, tetap dengan nada datarnya

Aku cukup terperangah melihat isi di dalam amplop tersebut, melebihi total bayaranku hari ini "Hyung, kau dapat dari mana?"

"Kalau kau bertanya, aku akan mengambilnya lagi"

[END] Sampah Masyarakat -NamgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang