17. Sugar

1.2K 240 13
                                    


Tidak ada lagi aksara hangul sepanjang aku melangkah, orang-orang di sekitarku berpostur tinggi besar dan berhidung mancung. Aku bersyukur, sekarang diriku berada di tempat yang jauh sekali dari keluargaku. Segala terimakasih ku ucapkan berkali-kali pada Mr. Chanyeol dan juga mantan daddy ku, mereka lah yang membantuku hingga berhasil kemari. Mereka memang bejat, tapi kenyataannya mereka juga yang menyelamatkan hidup ku.

Pertama kali menginjakan kaki di Amerika, malam harinya aku di paksa mendatangi sebuah acara semacam pelelangan. Beberapa orang suruhan Chanyeol mendandaniku sedemikian rupa hingga wajahku nampak cantik sekali, menyembunyikan raut lelahku sehabis perjalanan.

Dalam acara itu, aku harap-harap cemas. Sedikit ngeri juga jika aku menjadi sugar baby atau bahkan budak mereka. Pria-pria Amerika terlihat lebih kasar. Di atas panggung, aku berdiri gemetar. Pria-pria itu memandangku dengan berbagai ekspresi, saat MC mulai membuka penawaran, aku cukup terperangah melihat reaksi mereka yang memperebutkanku dengan nominal fantastis untuk seukuran jalang biasa sepertiku.

Akhirnya, diriku berhasil jatuh ke tangan seorang pengusaha –katanya- bernama Mr. Luther. Aku kira dia seorang CEO perusahaan besar dan semacamnya, tapi ternyata dia adalah seorang bos pemilik hotel dan bar yang cukup ramai di Nevada, yakni Artifice.

Dia membeliku bukan untuk memenuhi hasratnya, tapi untuk di jual kembali pada pelanggannya. Jadi, sebelum aku benar-benar diserahkan seutuhnya, Mr. Luther datang menemui Chanyeol. Dari situ dia tahu pekerjaan awalku hanyalah seorang pelacur. Ia kemudian membawaku ke Las Vegas, di sana aku di kursuskan bahasa inggris, sekaligus berlatih menjadi seroang penari tiang pada seorang wanita yang lebih senior dari ku.

"Aku akan memperkerjakanmu sebagai penari tiang pria. Setiap selesai tampil, jika mereka menginginkanmu, kau harus melayaninya. Selama di lingkungan Artifice, mereka tidak boleh membayar kepadamu langsung, tapi melalui ku. Ya, pengecualian kalau kau dan pelangganmu punya janji sendiri di luar ini, aku tidak akan ikut campur. Kau mengerti maksud ku, kan? Belajar lebih giat ya!" begitulah pesan Mr. Luther padaku

Kenyataannya, dia mengambil untung lebih banyak dan menyisakan 25% nya untukku. Aku tidak mampu menyewa apartemen, penghasilanku pun tidak cukup memenuhi kebutuhan hidupku yang hanya seorang diri. Mr. Luther ataupun Chanyeol? Jelas mereka lepas tangan. Aku akhirnya mencari sampingan dengan bekerja di cafe, dari situ aku mendapat seorang teman perempuan, namanya Brenda. Dia berbaik hati mau mengijinkanku tinggal se-apartemen.

Terlepas dari fakta menyakitkan itu, aku sekarang bersyukur. Di sini aku melupakan semua ingatan kelamku. aku ingin jadi sosok yang baru. Bukan lagi Min Yoongi. Cih, aku saja muak menyandang marga tersebut.

Semua orang mengenalku sebagai Sugar.

Sekarang, seorang Min Yoongi  berganti menjadi sosok putih pucat yang mewarnai rambutnya menjadi biru, mengenakan kontak lens berdiameter lebar sehingga mataku nampak lebih besar –tentunya dengan bantuan eyeliner- dan memakai banyak piercing yang menggantung.

Aku bukan lagi seorang dungu yang terus-menerus menuruti nafsu duniawi Ibuku, berkat dia, terimakasih. Kini aku menikmati profesi kotorku untuk menghidupi diriku sendiri, membeli yang aku inginkan, dan mencari kebahagiaan sesaat yang selalu terasa semu.

Ya, sejak kehilangan sosok kakak sepupuku, hidup ku jadi tak tentu arah. Hal itulah yang membuatku jadi stress selama ini. Sejatinya, hidupku tidak ada yang berubah. Aku hanya jauh dari Ibu gila ku, itu saja.

Omong-omong, sore ini Brenda tidak bisa datang kerja karena sakit, akhirnya aku lah yang diminta untuk menggantinya.

Tali belakang celemek ku sudah diikat, merapikan sedikit penampilanku sebelum melayani para pengunjung.

"Sugar, antarkan ini ke meja di sana"

"Ok, madam"

Bokong semok ku bergeol seksi, ku sentuh pundak si pelanggan yang duduk di meja sana sambil mengedip imut. Aku mengenal baik pria tersebut, salah satu yang pernah melakukan one night stand denganku dulu

"Sir, ini green tea latte pesanan anda"

"Oh, Sugar. Kau kembali?"

"No, aku hanya menggantikan Brenda"

"Oh begitu, " pria itu mengangguk, "Kau akan tampil lagi kan lusa?"

"Of course, you should watch it!"

"Kapan jadwalmu kosong?"

"Tidak ada, semuanya penuh," aku melengkungkan bibir sengaja

"Shit, mungkin bukan saatnya haha..." pria itu kemudian menyelipkan uang tambahan pada saku belakang jeans ku, sekalian mengelus dan merematnya sekilas. Tipikal pria yang tak mau melewatkan kesempatan.

Aku tertawa. Ya, inilah aku. Kenalkan, namaku Sugar. Pria cantik yang selalu menggoda om-om berdompet tebal, sekaligus salah satu penari stripper pria di Artifice. Aku memang murahan, terkesan menjijikkan, hanya seonggok sampah di mata masyarakat. Tapi percayalah, dari situlah aku bisa bertahan hidup, daripada mereka yang menghidupi diri dengan mencuri bahkan melukai orang lain. Aku masih lebih mulia kan?

.

.

.

(Apalah artinya hanya sekali menekan bintang di pojok kiri bawah, seorang penulis bahkan butuh waktu berhari-hari untuk menemukan ide dan mengetiknya)

[END] Sampah Masyarakat -NamgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang