16. Showcase

1.4K 260 27
                                    


Maunya ga update sekarang, tapi liat vote udah 1k, gw jadi pengen merayakan (ノ◕ヮ◕)ノ TYSM gaes, mumumu.... :***
.
.

2 hari menjelang showcase Runch dan kawan-kawannya, Sugar telah berjanji untuk menemani pria itu membeli semua keperluannya. Kemarin, ia telah mendapat ijin dari Mrs. Anne untuk mengambil shift sore. Jadi pagi ini, ia bisa sedikit lebih santai.

Ia sedang memasak sebuah kudapan berbahan dasar roti yang cukup untuk mengganjal perut mereka. Saat tengah menumis daging, tiba-tiba ia merasakan seseorang memeluknya dari belakang, siapa lagi pelakunya kalau bukan Runch. Dia menaruh dagunya di bahu Sugar, sesekali mencuri ciuman di bibir menggoda kekasihnya tersebut.

"Pagi sayang" bisik Runch serak

"Pagi juga, sayangku. Tolong duduk, aku sedang memasak" Sugar membalasnya dengan mengelus rambut Runch

"Tidak mau, mana morning kiss ku?" Runch menggeleng manja

"Jadi kau kemari ingin minta jatahmu ya?" Sugar terkekeh. Kebetulan adonannya sudah matang, ia segera mematikan kompornya dan menarik Runch

"Kemari lah, ambil jatahmu"

Runch langsung membenturkan punggung Sugar ke lemari es, meraup bibir tersebut dengan serakah, yang dibalas dengan lumatan tak kalah ganas dari Sugar. Keduanya melepas diri setelah dirasa cukup lama, mengatur napas masing-masing.

"Kau tidak lupa janji mu kan?" Runch menatapnya intens

"Tentu saja" Sugar mengecup sekilas bibir Runch. Sambil diam-diam menyunggingkan smirk, ia beranjak dari sana untuk melanjutkan masakannya

Selesai menyusunnya, kini roti tersebut siap di oven. Kira-kira 15 menit lamanya. Sugar hendak mencuci piring kotor selagi menunggu, tapi Runch menahannya dan kembali membawa tubuhnya dalam dekapan.

"Sialan, kau tampak seksi saat memasak"

"So?"

"Mari kita selesaikan ini dalam 15 menit" Runch tiba-tiba mengangkat tubuhnya ke meja bar

Mereka berciuman kembali, melumat satu sama lain. Tangan Sugar secara otomatis mengalungi leher Runch. Ketika berciuman, Runch sengaja membuka mata demi melihat ekspresi Sugar. Namun matanya malah melihat tatto itu lagi di tangan kiri Sugar, ia memang sudah mengetahui perihal tatto tersebut kemarin, hanya saja ia meragukan soal tulisan hangul tersebut, ia tidak percaya itu bukanlah sebuah simbol elemen kebaikan seperti yang dikatakan Sugar saat itu.

"Hmphh..."

Sugar melepas tautan mereka sepihak. Ia kesal ketika hanya dirinya saja yang bergerak. Runch mendadak terdiam total, apakah ia sedang terlihat buruk?

"Kau yang meyerangku, tapi kau juga yang membuatku seperti paling bernapsu" Sugar memalingkan muka

"Maaf" kata itu meluncur begitu saja dari bibir Runch. Ia menggapai anak rambut Sugar, mengusapnya sayang. Kemudian menangkup dagu kekasihnya tersebut sambil menatapnya intens. "Tadi aku kepikiran sesuatu, penting sekali"

Sugar masih tidak mau bicara.

Runch menghela napas, ia berujar kembali "Pokoknya kamu harus percaya. Aku mencintaimu bukan karena wajah bahkan tubuhmu. Aku suka dirimu apa adanya, tanpa alasan tertentu"

Apa yang bisa aku percaya –batin Sugar

"Kenapa kau tiba-tiba bicara begini? Aku tentu percaya padamu, kau meragukanku?" Sugar menunjukkan raut kecewa

"Tidak, tapi..." Runch mengulum bibirnya, gugup sekali ingin mengatakannya. Tapi ia pikir, ini harus secepatnya diungkapkan "Aku hanya merasa kau tidak benar-benar mencintaiku"

[END] Sampah Masyarakat -NamgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang