21. Seokjin

1.1K 230 32
                                    

Satu-satunya yang menjawab benar tantangan kemarin adalah @kktrinee
Good job dear!
.

.
.

Aku Min Seokjin. Kini usiaku menginjak 25 tahun. Dulu aku dihadiahi seorang adik lelaki oleh kedua orangtua ku, mereka menamainya Min Yoongi, yang artinya 'sesuatu yang berkilau'. Jarak umurku dengan Yoongi hanya terpaut 4 tahun.

Layaknya anak kecil pada umumnya, tentu saja aku bahagia. Adik ku tumbuh dengan sehat dan lucu, pipinya bulat berisi, rambutnya hitam lebat, ketika tersenyum matanya akan hilang. Ah, aku masih punya fotonya, saat itu Ayah yang memotretnya ketika kami piknik di taman.

Saat Yoongi berusia 3 tahun, anak itu mulai aktif bermain, yang ku tahu teman dekatnya adalah Kim Namjoon yang notabene merupakan kakak sepupuku walau aku lebih tua darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Yoongi berusia 3 tahun, anak itu mulai aktif bermain, yang ku tahu teman dekatnya adalah Kim Namjoon yang notabene merupakan kakak sepupuku walau aku lebih tua darinya. Anak itu lebih sering menghabiskan waktunya dengan Namjoon daripada aku yang Kakaknya sendiri. Jadwal sekolah yang padat mengharuskanku pulang pada jam 5 sore, dilanjut dengan les. Sesampainya di rumah tubuhku sudah lelah dan tidak kuat menahan kantuk, kegiatan itu terus berulang setiap hari hingga jarang sekali aku menyempatkan bermain bersamanya.

Oh ya, waktu itu kondisi ekonomi keluarga kami bisa dibilang sangat berkecukupan. Ayahku bekerja sebagai dealer di perusahaan Hyundai, sedang ibuku hanya ibu rumah tangga biasa. Suatu hari, Ayahku mundur dari jabatannya karena suatu hal yang tidak ku ketahui secara pasti, namun aku menduga bahwa Ayah saat itu sedang difitnah oleh beberapa pesaingnya hingga sang bos memecatnya dari perusahaan.

Bukannya mencari pekerjaan lain, Ayah malah terhasut teman-temannya untuk bermain judi. Hadiahnya memang fantastis, namun bodohnya ayah mau saja dikelabuhi oleh mereka. Di rumah, Ibu makin pusing bukan kepalang, tagihan menanti di mana-mana, mulai dari biaya sekolah Yoongi, hingga keperluanku yang sebentar lagi akan masuk SMP. Demi menambah penghasilan, ibu membuka bisnis laundry. Namun usaha tersebut tidak berjalan lancar, sepi nya peminat membuat Ibuku stres, ditambah kelakuan ayah yang selalu pulang larut dan menghabiskan uang. Saat itulah aku merasakan ketidakharmonisan di rumah ini.

Yoongi kecil yang polos sudah mau membantu pekerjaan orang tua. Itu memang baik, tapi lama-lama ibu seolah menjadikan Yoongi sebagai pembantu, waktu bermainnya tersita habis hanya untuk melakukan pekerjaan rumah. Melihatnya saja membuatku marah, pernah aku memprotes Ibu, dan berakhir dengan diriku yang dipukuli. Akhirnya aku hanya diam, melihat anak itu bekerja membuatku sedih, tapi aku tak bisa menolong.

Sementara aku? Haha, aku sadar bahwa masa anak-anak tidak akan datang dua kali. Aku tidak ingin rugi, sebagai seorang anak aku ingin merasakan kebahagiaan sebagaimana yang di rasakan anak lain sebayaku. Teman-teman mengajakku bermain game online di PC bang, aku terfokus memikirkan strategi supaya menang dan membuatku lupa akan kondisi rumah. Sejujurnya aku sangat tertekan, sama sekali tidak merasa nyaman tinggal di rumah, aku sudah lupa apa itu perhatian dan kasih sayang orangtua, mereka berdua sibuk memutar otak agar mendapat penghasilan.

[END] Sampah Masyarakat -NamgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang