Epilogue

9.2K 945 54
                                    

"Jangan meletakkan handuk basah di tempat tidur, astaga!" Tangannya sibuk mengambil handuk dari ranjang besarnya.

"Iya maaf, aku lupa." Senyuman manis menjadi balasan atas gerutuannya pagi ini.

"Ck! Alasanmu selalu begitu." Ia berlalu sambil melanjutkan kegiatan paginya untuk membereskan kekacauan kamar yang diakibatkan oleh tingkah laku pasangannya yang selalu membawa pekerjaan rumah sakit ke kamar tidur mereka.

"Sayang, kau lihat kacamataku?" Pasangannya kembali berbicara riuh karena merasa kehilangan kacamatanya.

"Lihat ke cermin dan kau akan menemukan kacamatamu. Cepat turun, sarapan sudah siap." Ia memutar bola matanya malas, perangai orang yang sangat berantakan dan ceroboh ini, bisa-bisanya ia akhirnya menjalani kehidupan bersama dalam ikatan pernikahan.

"Jeon Wonwoo! Dasiku belum terpasang, aku ada rapat dengan pemegang saham rumah sakit pagi ini." Baru tiga anak tangga yang Wonwoo pijak untuk menuju ruang makan rumah mereka, suara Mingyu kembali menggelegar panik. Sebuah helaan napas panjang dan gelengan kepala mengiringi langkah Wonwoo yang berbalik untuk kembali menuju kamar tidur mereka.

"Dokter Kim Mingyu yang terhormat, lain kali kalau aku sarankan untuk hidup teratur tolong digubris ya. Jangan menyusahkan begini." Wonwoo mengucapkan sebuah kalimat sindiran untuk Mingyu sambil tersenyum manis, namun tangannya tetap dengan cekatan melilitkan dasi pada leher kokoh suaminya itu.

"Karena pasangan itu saling melengkapi, maka cukup kau saja yang hidup teratur, sayang. Kalau aku mengikuti gaya hidupmu, maka rumah kita akan sepi dan monoton." Mingyu membalas kalimat Wonwoo sambil mencuri satu dua kecupan pada kening dan ujung hidung Wonwoo, bagian wajah yang selalu menjadi kesukaannya.

"Aku mencintaimu, Kim." Bagaimanapun cerobohnya Mingyu, Wonwoo memang tak pernah bisa marah berlarut-larut terhadap teman baiknya itu, dan Mingyu kembali mendaratkan ciuman pada kening Wonwoo sambil memeluknya erat.

~~~

Satu tahun setelah Jisoo dan Seokmin menikah, Mingyu memutuskan untuk memantapkan hatinya memilih Wonwoo untuk menjadi teman hidupnya. Jongin dan Kyungsoo ikut berbahagia atas keputusan keduanya. Tak pernah ada kata cinta sebelum Mingyu serius meminta Wonwoo mengisi sisa hidupnya. Mereka tertawa bersama, saling membagi perhatian, memprioritaskan satu sama lain, dan berbicara apapun tentang hal yang acak. Wonwoo merasa Mingyu dapat mengerti dirinya melebihi orang lain, lelucon tak penting yang sering dilemparkan Mingyu menjadi hiburan tersendiri bagi Wonwoo. Baginya, seseorang yang terlalu romantis akan cepat membuat bosan. Mingyu berbeda, ia membuat Wonwoo tersipu dengan caranya sendiri, perhatian kecil yang terlampau acak bahkan seringkali tak terduga.

"Sayang, kau melamun?" Mingyu memperhatikan tangan Wonwoo yang tiba-tiba terhenti pada leher kemejanya, dasi biru tua sudah terpasang sempurna, namun tangan Wonwoo masih setia berdiam di dada Mingyu.

"Ah, tidak. Terima kasih, Mingyu. Terima kasih atas semuanya. Atas perhatian yang kau berikan. Atas pembicaraan-pembicaraan yang tak pernah membosankan. Terima kasih telah menjadi teman terbaikku selama dua tahun ini. Dan semoga tetap menjadi teman terbaik untuk selamanya." Wonwoo menatap mata Mingyu dengan senyuman yang tak pernah luntur dari bibirnya.

"So lucky to have you, Jeon Wonwoo."

"Me too, Kim Mingyu."

Sebuah ciuman lembut mewarnai pagi di kediaman pasangan baru itu, dengan kening bertumpu satu sama lain, dengan jemari bertaut yang berhiaskan cincin silver di masing-masing jari manis mereka. Menikahi teman terbaik adalah salah satu anugerah yang disyukuri oleh Mingyu maupun Wonwoo dalam hidup mereka.

~~~

P.S.

Menikahi teman terbaik adalah impian author sebenernya. Lol!

Officially end.

Thanks for everything, my dearest readers 💕

Selamat bertemu di kotak pandora selanjutnya!

Persona [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang