"Jisoo-hyung, kita pulang bersama 'kan?" Mingyu sedikit mengejar Jisoo yang mempercepat langkahnya, setelah pengakuan Mingyu tentang perasaannya dan juga traumanya berdekatan dengan wanita maka Mingyu semakin mengekori Jisoo ke mana pun pria manis bermata kucing itu pergi. Jisoo tahu ia juga memiliki orientasi yang tidak seperti orang lain pada umumnya. Perasaannya telah jatuh terlebih dahulu pada hoobae-nya di klub vokal, Seokmin.
"Tidak bisa Mingyu, aku ada kelas tambahan di klub vokal. Dan jangan menungguku kali ini, karena aku akan pulang dengan seseorang." Jawaban yang diberikan Jisoo sukses membuat Mingyu menundukkan wajahnya.
Dengan mata sendu dan berkaca-kaca ia kembali mencoba membujuk Jisoo, "Tapi hyung, aku takut kalau pulang lebih dulu darimu. Aku takut, dengan Mama."
Tolong ingatkan Jisoo bahwa Mingyu masih tenggelam dalam traumanya. Mingyu telah hidup dengan Jisoo sejak peristiwa itu, bertiga dengan Mamaㅡibunda Jisooㅡdi rumah besar yang jauh dari kehidupan masa kecil Mingyu. Keluarga Hong memutuskan untuk pindah dari Anyang ke Seoul setelah melihat Mingyu tidak juga reda dari traumanya. Tuan Kim yang telah mengetahui semuanya begitu murka dan menjebloskan istrinya ke penjara, Jongin telah tinggal dengan ayahnya dan melanjutkan kuliah di bidang ekonomi dan bisnis untuk meneruskan perusahaan keluarga Kim. Sedangkan Tuan Kim telah mempercayakan Mingyu untuk tinggal dengan keluarga Hong.
"Kenapa harus takut dengan Mama?" Jisoo mengernyitkan dahinya bingung, seingat dirinya Mingyu sudah bisa berdekatan dengan Mama.
"Eh bukan, bukan itu... Hanya saja aku ingin bersama hyung ke mana pun." Mingyu mengusap tengkuknya canggung dan memberikan cengiran polosnya.
"Aku sudah tingkat akhir, tidak bisa kau ikuti terus. Lagipula, setelah lulus Senior High School aku akan melanjutkan kuliah ke tempat Papa di Amerika." Jisoo memaksa diri untuk berkata tegas, karena ia ingin Mingyu tidak banyak berharap atas perasaannya. Jisoo telah menyusun mimpi-mimpinya bersama Seokmin, berkuliah ke Amerika mengambil bidang desain interior, dengan Seokmin yang ingin sekali bisa menempuh pendidikan di Juilliard. Lagipula di Amerika ia bisa dengan bebas berhubungan dengan Seokmin, sebuah romansa tabu yang diperjuangkan.
~~~
"Jisoo-hyung masih belum ada kabar?" Soonyoung menyesap kopinya yang telah mendingin karena ia lupakan sejak tadi. Di hadapannya, terduduk Mingyu dengan wajah lusuhnya yang terkesan sedang dalam kondisi yang tidak baik. Helaan napas panjang dari lawan bicaranya terdengar samar-samar.
"Bukan itu yang kupikirkan." Mingyu menunduk, mengaduk latte yang sejak tadi belum diminumnya.
"Lalu apa?" Dengan jiwa selalu ingin tahunya, Soonyoung mencoba menggali informasi tentang Mingyu dan Wonwoo untuk diberitahu ke Jisoo yang masih betah di Osaka.
"Kau masih ingat dokter Jeon? Rekanku di departemen bedah, sahabatnya kekasihmu." Mingyu bertanya dengan perlahan.
"Iya, iya. Aku ingat. Aku juga kenal dia, tidak usah bertele-tele. Memangnya ada masalah apa kau sampai memikirkan dia?" Soonyoung bertanya tak sabaran, pasalnya ini akan menjadi hal yang sangat menarik bahwa Mingyu mulai melihat keberadaan Wonwoo.
"Padahal aku baru saja menjalin hubungan baik dengannya. Tapi aku juga yang merusaknya. Hmmh." Mingyu menghela napas panjang sambil menenggelamkan wajah ke dalam lipatan lengannya yang ia tumpu di atas meja.
"Sebegitu dipikirkannya ya?" Soonyoung berujar dengan nada mengejek.
"Ah iya ya, mengapa aku terlalu memikirkan dia sih? Padahal sejak awal aku 'kan menabuh genderang perang padanya." Mingyu menegakkan duduknya dan menepis segala pikiran tentang dokter manis bernama Jeon Wonwoo yang menggelayuti pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Meanie] ✓
FanfictionJeon Wonwoo, dokter muda yang sukses dengan gelar spesialis bedah. Konservatif dan hidupnya sangat terikat peraturan. Baginya, hidup yang lurus-lurus saja akan lebih menenangkan. ~~~ Kim Mingyu, dokter kepala departe...