Violet baru bisa merebahkan tubuhnya pukul dua siang. Sesampai di kamar kosnya dia harus membereskan banyak hal. Termasuk memasak makan siang untuk dirinya sendiri. Tempat indekos khusus perempuan itu menyediakan dapur kecil hingga penghuninya bisa memasak makanan sendiri.
Tempat indekos ini tidak mewah. Kamarnya kecil. Hanya cukup diisi kasur yang digelar langsung di lantai dan sebuah lemari lipat. Namun itu tak masalah baginya. Yang penting harga sewa kamarnya ini terjangkau dan dia masih bisa ke rumah sakit tempatnya bekerja hanya dengan berjalan kaki.
Tak lama dia terlelap setelah semalaman terjaga. Hari ini dia bertugas jaga malam lagi. Jam kerjanya mulai pukul sembilan malam sampai pukul tujuh pagi. Selama enam hari dia harus bertugas shift malam. Setelah itu dia mendapat libur sehari. Seminggu berikutnya barulah dia bertugas di shift pagi.
Pukul delapan malam dia sudah berangkat ke rumah sakit. Membawa bekal secukupnya untuk membuatnya tetap terjaga semalaman.
Malam ini dia mendapat tugas berjaga di IGD. Sebagai suster baru, Violet harus tahu cara menangani pasien gawat darurat. Dia bisa belajar dari rekan bertugasnya kali ini, Suster Erna yang sudah bekerja lima tahun di rumah sakit ini dan sudah berpengalaman bertugas di IGD
Sejak sebelum jam kerjanya dimulai, ruang IGD sudah sibuk. Dokter dan suster yang bertugas sebelumnya baru selesai menangani pasien gawat darurat.
Ruang IGD memang tidak pernah menganggur. Selalu saja ada pasien yang datang dalam keadaan parah dan butuh penanganan secepatnya.
Keadaan ruang ini baru saja tenang sejenak setelah pasien dipindahkan ke ruang ICU. Violet menunggu di meja jaga, sementara Suster Erna mengecek kesiapan ruang penanganan pasien.
Suasana hening, Violet hanya sendirian. Namun matanya menyipit saat melihat gadis kecil berdiri di ambang pintu ruang IGD.
Tak seharusnya ada anak kecil berada di tempat ini sendirian di waktu malam. Violet mengerjap beberapa kali, mengira dia hanya berhalusinasi. Tapi gadis kecil itu tetap terlihat berdiri di ambang pintu.
Violet bangun dari duduknya. Dia melangkah mendekat. Dia menebak usia gadis itu sekitar sepuluh tahun. Rambutnya melebihi bahu dan dikepang dua, mengenakan gaun putih sepanjang lutut dengan bagian bawah lebar dan mekar.
Gadis kecil itu melangkah mundur seiring Violet yang melangkah maju. Hingga Violet berada di teras ruang IGD, barulah gadis kecil itu berhenti mundur.
"Kamu siapa? Kenapa di sini? Ayah dan Ibu kamu di mana?" tanya Violet sambil membungkuk agar kepalanya sejajar dengan kepala gadis kecil itu.
Gadis kecil itu tetap diam hanya menatap Violet.
"Suster Vio? Kamu tugas di sini juga? Kamu ngomong sama siapa?"
Violet tersentak mendengar sapaan itu. Dia menoleh perlahan. Di sampingnya sudah berdiri Bian sedang memandanginya dengan tatapan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mereka Sudah Mati (Judul awal : ROH) Telah Terbit Dan Akan Difilmkan
Horreur#1 in horror/28/12/2018 Cerita ini awalnya dulu berjudul ROH, sekarang diganti menjadi MEREKA SUDAH MATI. SINOPSIS : Sejak pernah hampir tenggelam di sebuah danau di desa kakeknya dan ditolong sesosok pemuda misterius, Violet memiliki kemampuan tak...