Prolog

173 7 12
                                    

Assalamualaikum wr.wb ❤

Aku buat cerita ini, tentang Seorang wanita dari Kampung yang amat bersyukur dikasih kesempatan bisa melanjutkan sekolah Magisternya di Kota Jakarta, Dan ia bertemu dengan seorang Lelaki tampan yang menjadi rebutan Semua cewek termasuk para Fansnya..
Lelaki yang sangat populer ini bernama Gunawan Alexandro,
Ia dipertemukan oleh Wanita Anggun bernama Annida Khumairah.

Jangan Lupa yah ngasih votenya, dan juga jangan Lupa dibaca yah 😊
Soalnya biasanya gak dibaca hanya dilewatin aja sih,
Semoga kalian baca dan nyentuh di hati..

Tinggalkan komentar dan juga vote, Biar aku tahu Kalian ada..

Salam Sayang, N2harla ❤❤

●●●●

Jika waktu dapat diputar kembali, Aku hanya ingin Menjadi Anak pesantren. Belajar Menghafal Ayat-ayat suci Allah.
Berdzikir setiap hari bersama para santri, Alangkah teduhnya hati ini.

Namun, waktu tak dapat diulang kembali. Waktu terus berjalan tanpa aku bisa menghentikannya.
Aku tahu, semua tidak akan pernah terlambat.

*Nida Khumairah*

Aku bersyukur waktu berjalan cepat, Allah mempertemukan aku dengan gadis Anggun seperti dirinya,
Kata orang, dia gadis biasa.
Itulah kata orang, mereka hanya bisa menilai dari Luarnya.
Tanpa mereka tahu siapa gadis itu sebenarnya .
Gadis yang sudah mengajarkan Banyak hal kepadaku.
Dan aku mencintai dia .

*Gunawan Alexandro*

Mobil Kijang berwarna hitam berhenti secara perlahan di depan kampus Universitas Negeri Jakarta.
Pintu mobil terbuka, dan turunlah seorang gadis berjilbab Coklat Muda, sambil menyunggingkan senyum kepada seorang anak berumur 5 tahun.

" Ibu Guru, Besok bisa nebeng lagi sama Alin , naik mobil Paman ajah, Bu Guru," rengek manja anak itu.

Gadis itu hanya tersenyum sambil melambai tangan ke arah Alin.

" Ibu Guru Alin, Kalau Alin nakal nanti jewer saja telinganya," kata pemuda yang sedang memegang setir mobil, ia tersenyum pada Nida.
Nida membalasnya lalu menunduk.

" Alin gak nakal koq, Hanya kelebihan Aktif aja mas hehe" jawab Nida.

" Alin, Bu guru masuk dulu yaah, Sampai besok. Jangan lupa sekolah yah."

" Baik Bu guru." Jawab Anak itu.

Nida segera berbalik arah menuju gerbang kampus, tanpa tahu kalau Lelaki di dalam mobil tadi ingin sekali meminta sesuatu kepadanya.

Nida segera berlalu dari pandangan Guna..

***

  Langit seakan runtuh menimpaku,
Bumi kurasa sempit jika tanpa dirimu.
Begitu cepat kurasa kamu sudah berlalu jauh dari pandanganku.
Setiap hari, setiap pagi bahkan setiap detik. Mata ini selalu mencarimu.
Mas, hanya Fotomu yang bisa kulihat.
Namamu hanya bisa kusebut di dalam Doa.

Baru kemarin suara itu memanggilku, Menyapaku setiap pagi. Membangunkanku untuk membasuh hati di dalam Cahaya sang Maha Cinta.

Baru kemarin mas, sekarang kenyataannya Mas harus pergi dari Nida. Mas harus jauh dari Nida.
Nida tahu ini sudah menjadi ketetapan sang Khalik.
Tapi Mas, Kenapa harus Nida yang merasakan ini?
Kenapa ini terjadi dalam kehidupan kita Mas?

*Annida khumairah*

••••

Annida mengingat beberapa hari yang Lalu, Ia bersama suaminya sedang duduk bersama di teras depan rumah mereka. Rumah itu baru di beli suaminya setelah mereka menikah.

"Dek. Mas mau nanya sesuatu boleh?" tanya Guna kepada Istrinya.

"Boleh Mas. Adek siap dengar koq. Dan juga siap buat jawab." kata Nida sambil memandangi wajah suaminya itu.

"Kenapa waktu pertama kali adek liat mas, adek gak teriak-teriak.?"

"Dih Mas, pertanyaan apa itu? Emangnya pertama kali kita ketemu itu mas ngerampok Nida yah.?" ucap Nida sambil tertawa.
Guna mendekatkan wajahnya ke Nida. Lalu mencubit pipi istrinya itu.

"Emang waktu itu Nida gak tahu, kalau Mas mu ini artis.?" tanya Guna Lagi.
Nida hanya tersenyum malu ditatap oleh suaminya.

"Tahu koq Mas." Jawab Nida.

"Nah itu, koq biasa aja yah Nidanya ? atau jangan-jangan gengsi ya?hayooo.." goda suaminya itu.

"Nggak Mas. Bukan gitu Mas, Mas tahu kan Sikap wanita yang seharusnya itu kayak gimana ke Lawan jenisnya. Apalagi yang bukan mahram. Mas kan juga manusia, Lelaki juga Mas. Ngga seharusnya Nida berlebihan di depan Mas, makanya Nida berusaha untuk menahan rasa itu."

Gunawan manggut-manggut, sekarang ia mengerti kenapa istrinya waktu itu bersikap seperti itu.

"Adek." panggil Guna.

"Iya Mas." jawab Nida sambil menunduk.

"Wajah Adek lebih Cantik loh dari Rembulan dan Pelangi."

"Rembulan dan pelangi gak punya wajah Mas."

"Hehehe, Ya Ampun adek susah banget di gombalinnya,"

Nida celingak celinguk melihat di sekitar Rumah, pandangannya berputar ke segala arah. Guna yang menatapnya keheranan.

"Kenapa dek?" tanya Guna keheranan melihat tingkah istrinya.

"Gak Mas. Adek hanya mastiin aja, ini lagi gak syuting sinetron kan? Gak ada sutradaranya kan?" tanya Nida masih celingak celinguk tidak jelas.

" Yah Nggaklah Dek sholehah." jawab guna terkekeh.

"Sekarang penulis Skenarionya Mas udah bukan sutradara Lagi sayang." ucap Guna sambil membelai kepala Istrinya yang dibaluti jilbab Merah jambu itu.
Nida menoleh seakan tak mengerti maksud suaminya.

"Siapa penulisnya Mas? Emang Sutradaranya diganti?" tanya Nida polos.

"Allah yang jadi sutradanya."

Nida lalu tersipu malu. Ia lalu menyandarkan Kepalanya ke bahu suami tersayangnya itu.

Shalawat jangan lupa selalu kirimkan untuk Baginda Tercinta, Rasulullah s.a.w ❤❤

Cahaya Cinta Di langit JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang