Part 18

35 0 0
                                    


Man ana' man ana
Man ana Laulakum,
Kaiyfa ma hubukuum ' kayifa ma ahwakum.

Mbak Zahra Mengupas buah sambil mendengar Sholawat merdu dari Ai khodijah di ponselnya.
Lalu ia duduk di kursi makan di dapur, kemudian mulai melahap Buah pepaya yang ia kupas tadi. Suaminya baru saja pulang dari kantor Langsung menuju dapur karena mendengar seruan merdu di dapur.

" Istriku, kenapa sendirian makannya? Gak ngajak Nida? " tanya Fajar Lalu mengecup dahi Istrinya.

" oh iya Mas Fajar, Aku tadi mau ngajak cuma denger dari kamarnya dia lagi tilawah. "

"Oh yaudah, aku ke dalam dulu ya, ganti Baju. "
Fajar Belum Sempat melangkah dari dapur, terdengar suara jeritan dari Zahra, istrinya.

"Mas, Mas Fajar. Perutku sakit Mas." zahra meringis kesakitan sambil memegang perutnya.

"Astaghfirullah, kamu kenapa Ra?" kita ke Rumah sakit yah.

Fajar segera membopong istrinya keluar menuju depan pintu, Annida yang baru saja keluar dari kamarnya tiba-tiba kaget melihat Mbak Zahra yang sedang meringis kesakitan.
Nida Lalu membantu Fajar Membopong Mbak Zahra menuju Mobil, 5 menit kemudian mobil segera melaju dengan cepat menuju Rumah sakit.

Sesampai Di rumah sakit, terlihat beberapa perawat segera membawa Mbak Zahra masuk ke ruang UGD. Sementara Fajar sedang mengisi adminsitrasinya. Nida duduk di ruang tunggu dengan cemas sambil mondar mandir, ia sangat khawatir dengan keadaan Mbak Zahra.
Seorang Dokter keluar Lalu Memanggil Fajar, Hampir Setengah Jam Fajar di dalam, Lalu Keluar dengan Wajah yang sangat Sedih dan juga Lemas.
Nida segera menghampiri Kakak Iparnya itu.

"Mas Fajar, Mbak Zahra kenapa?" tanya Nida Cemas.

"Mbak Zahra Keguguran Nida." jawab Fajar sambil berlinang Air Mata.

"Astaghfirullah, Ya Allah Mbak Zahra." hati Nida sangat sedih,mengingat ini bukan Pertama kali buat mbak Zahra, melainkan ini kedua kalinya Ia Mengalami peristiwa menyedihkan ini.

" Tadi juga Dokter bilang kalau rahimnya harus segera diangkat, kalau tidak akan berbahaya buat Mbak Zahra. "

Nida kemudian berpikir betapa Sedih hati Mbak Zahra nanti jika ia tahu kejadian ini, Dua kali menanti anak namun Selalu seperti ini kejadiannya. Allah pasti punya rencana terbaik dibalik semua ini. Mbak Zahra pasti kuat menghadapi ini. Yakin Nida dalam Hatinya.

Belum sempat menyelesaikan pikirannya tentang Mbak Zahra, Nida kaget dengan suara dari arah pintu depan, ada beberapa Lelaki beserta perawat sedang membawa dua Lelaki yang tak sadarkan diri di atas brankar dorong atau tempat tidur rumah sakit, Jantungnya terpukul, tiba-tiba terasa nyilu di dada melihat seorang Lelaki berlinangan darah dengan Luka di bagian kepalanya, Lelaki yang sangat ia kenal, Bahkan beberapa jam tadi Bercakap-cakap dengannya di depan Mesjid.
Lelaki yang beberapa jam tadi masih sehat, masih mengukir senyum manis di wajahnya.
Kemudian orang-orang itu berlalu masuk ke dalam ruang UGD.
Nida hanya mematung tak percaya dengan apa yang ia Lihat Baru saja.

                             ---

Adzan subuh berkumandang bersamaan dengan gerimis yang membasahi bumi jakarta sedikit demi sedikit , Nida yang semalaman tidur di Rumah sakit itu segera bangun dan memperbaiki jilbabnya yang kusut , ia melihat Mbak Zahra sedang tidur lelap, ingin sekali ia membangunkannya tetapi memikirkan kondisi mbak Zahra yang belum benar-benar pulih, kondisi fisik dan juga batin mbak Zahra yang belum sepenuhnya terobati.
Nida berjalan keluar membuka pintu dan menutupnya kembali, ia mencari masjid untuk melaksanakan shalat subuh.
Nida akhirnya mendapati Masjid tersebut.
Seusai shalat, Nida kembali Lagi ke Ruang tempat mbak Zahra , ia akan mengirimkan pesan kepada Mbak Rini bahwa hari ini ia belum ke sekolah, karena harus menemani Mbak Zahra di Rumah sakit, sedangkan Mas Fajar tidak bisa  meninggalkan pekerjaannya di kantor.
Nida membuka pintu lagi dan melihat Mbak Zahra masih terbaring di tempat tidur tapi sudah membuka matanya, Nida tersenyum .

"Mbak Zahra.." panggil Nida pelan sambil mengusap bahunya.

" Nida , kamu tidur disini semalam ?" Tanya Mbak Zahra matanya masih sembab.

"Iya mbak, mas fajar tadi selesai shalat subuh sudah balik ke rumah."
Nida mengambil air.
"Mbak minum dulu, mbak mau makan apa ?  biar Nida beliin di Luar "

"Gak usah , Mbak pengen makan makanan yang dikasih dari Rumah sakit aja". Kata Mbak Zahra kemudian berusaha untuk bangun.

"Mbak tiduran aja dulu, jangan dulu maksain bangun" . Nida menahan Bahu kakaknya itu..

Mbak Zahra kembali berbaring Lemah di tempat tidur. Nida semakin sedih melihat kondisi mbak Zahra, sudah dua kali menginginkan anak, tetapi selalu berakhir seperti ini. Keguguran .
Hati Nida pun masih berkecamuk sejak tadi malam.

                             -----
Shalawat serta salam selalu haturkan untuk Rasulullah Saw 🌹🌹

Nantikan next partnya yah, maaf Lama baru publish lagi,
Salam sayang ..


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cahaya Cinta Di langit JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang