Part 12

47 1 1
                                    


Hidup ini bukan kebetulan, tapi semua sudah diatur oleh sang Maha Cinta. Siapa jodoh kita? Bagaimana takdir hidup kita, semua sudah di atur dan dirancang dengan baik. Jika kita paham, maka kita harus jemput takdir kita dengan sabar dan Doa .

~Annida Humairah~

Cahaya Mentari pagi perlahan mulai mencerahkan Bumi Allah ini. Sengatannya mampu menghangatkan hati. Membasuh pikiran untuk tetap Melangkah pasti menjemput RidhoNya, Allah selalu punya cara terbaik bagu Hambanya yang selalu berusaha, tidak pemalas dan selalu bertekad yakin di dalam hati. Matahari pagi ini memiliki makna tersendiri bagi para Manusia di Bumi ini, Ada yang menantinya dan ada juga yang tidak ingin akan kemunculannya, Setiap manusia juga harus bersyukur dengan adanya matahari, Jika kita lihat dan pahami dengan mata hati, kita akan tahu betapa Allah memberikan Matahari untuk kehidupan kita ini begitu penting, Kenapa? Karena sinarannya mampu membuat kita tersenyum sambil memejamkan mata, mensyukuri nikmat pagi dan siang hari. dan ini hanya bisa dipahami oleh Orang-orang tertentu.

Nida berjalan masuk ke dalam Halaman sekolahnya, Anak-anak berlari berhamburan ke arahnya. Ada yang memeluknya dari belakang, ada yang langsung menyalami tangan Nida, dan ada juga yang memuji kecantikan wanita itu pada pagi cerah ini.

Nida melangkah masuk ke dalam sekolah, Tiba-tiba suara Mama Alin memanggilnya dari belakang. Nida kemudian menoleh.

"Ibu Nida.." Panggil Mama Alin.

"Eh Mama Alin." jawab Nida dan disusul dengan Menyalami tangan Wanita itu.

"Saya cuma mau ngasih ini sama Ibu Nida." kata Mama Alin, ia membuka sebuah kertas di dalam tasnya dan menyodorkan pada Nida.

" Acara syukuran kecil-kecilan di Rumah saya, nanti Ibu Nida datang yah, sudah ada alamatnya disitu."

Nida menatap Kertas kecil bertuliskan namanya itu penuh keheranan, Mama Alin mengundangnya? Otomatis disana ada Mas Guna, Dan kenapa dia di undang, keluarga juga bukan. Mungkin saja karena Alin adalah Muridnya jadi Nida di undang.
Nida segera menghentikan lamunannya itu, ia menatap Mama Alin.

" Oh iya Mama Alin, makasih yah insya Allah saya datang." ujar Nida sambil tersenyum.

"Alhamdulillah, saya harap yah Ibu Nida bisa datang."

Degg....
.
.

Ada sedikit dentuman di hati Nida mendengar ucapan Mama Alin di depannya ini, mungkin Nida terkesan agak Lebay, tapi jika dipikir-pikir ia bukanlah siapa-siapa tapi sangat ditunggu kedatangannya.

Ah, ini membuat pikiranku berpikir semakin jauh, aku rasa ini seperti dongeng.

Gumamnya dalam hati...

"Iya Mama Alin, sekali lagi Makasih, saya sempatkan untuk datang."

.
.
.
.

Selesai...
.
.
.

"Keren Gun. Oke kita lanjut lagi jam dua siang." kata seorang lelaki berkacamata hitam kepada Guna.

"Oke Bang." Sahut Guna sambil mengambil air mineral dan meminumnya.

Cuaca hari ini dirasa panas sekali, jadi Guna harus banyak minum air putih agar menghindari dehidrasi.
Guna melangkah mendekati temannya, Babos yang sedang duduk sambil makan mie, Lelaki ini memang seleranya doyan makan, sehingga tidak salah jika badannya seperti sapi.
Guna duduk di sebelah temannya yang gendut itu, Terdengar langkah sepatu yang sangat keras dari arah kiri mereka , langkah itu menuju ke tempat dimana mereka berdua sedang duduk.

" Hay Mas Guna." sapa wanita itu yang adalah meydi, lawan main Guna di setiap film yang ia perankan.
Guna hanya menyapanya sekilas. Gadis itu tidak tinggal diam, ia berhenti dan duduk di samping Guna.

"Udah makan belum?" tanya Meydi basa-basi.

"Udah tadi." jawab Guna pendek.

"Sedih yah, kali ini kita nggak satu job lagi," kata meydi seraya membuat wajahnya menunduk Lesu. Sepertinya ia amat senang jika selalu digandengkan bersama Guna dalam setiap Film.

Guna hanya mengangguk. Mereka memang terlihat sangat akrab dan serasi di Layar Lebar, tetapi di kehidupan sekarang, Guna sangat cuek. Bahkan, ia tidak pernah menyapa meydi duluan, Gadis itu yang selalu suka cari perhatian kepadanya.
Meydi pun sadar, sikap Guna selama ini kepadanya sangatlah dingin, dan Guna pun tidak pernah sekali meneleponnya. Setiap story  meydi di instagram pun tidak pernah ada nama Guna di setiap catatan pengguna yang telah melihat story wanita cantik berambut pendek itu. tetapi, Meydi tidak pernah menyerah, dia selalu cari kesempatan untuk bisa dekat dengan Guna, walaupun respon Lelaki itu biasa-biasa saja. Meydi pun secara terang-terangan mengumumkan ke media bahwa dia suka dengan Guna. dan Guna, jika ditanya begitu ia hanya tersenyum dan tidak pernah menjawabnya.

Ponsel Guna berdering, Lelaki itu kemudian dengan sigap mengambil Ponselnya di dalam tas punggung di sebelah kursi yang sekarang ia duduki itu.

"Assalamualaikum Guna," suara seorang perempuan, ternyata yang menelepon adalah Mama Alin.

"Walaikumsalam Iya Mbak." jawab Guna penuh keseriusan.

"Kamu sibuk? Bisa jemput Alin.... "belum sempat Mama Alin selesai bicara Guna sudah dengan sigapnya berdiri.

"Oke Mbak. Assalamualaikum." Guna dengan cepat mengambil tas punggungnya, sehingga membuat Babos yang sedang asik dengan mienya kaget, dan meydi di sampingnya pun keheranan menatap Guna.

"Bro pergi dulu yah," ucap Guna kemudian melangkah cepat ke depan.

"Kemana bro?"tanya Babos cepat.

"Jemput Alin," ucap Guna lagi, tergesa-gesa.

"Jemput Alin apa Ibu Gurunya?" Goda Babos. Dan Guna hanya berbalik sekilas tersenyum kearahnya.
Guna berjalan cepat, sesekali melihat ke jam tangan yang melingkar rapi di tangannya itu.

Pukul sepuluh lewat lima menit, masih ada waktu beberapa menit lagi untuk bisa bertemu dia.

Guna meninggalkan ruangan itu dengan cepat, tersisa Babos yang kembali Lahap dengan mienya, sementara meydi dalam pikirannya penuh tanda tanya.

Terakhir, Mama Alin hanya senyum sambil geleng-geleng kepala di Kantornya, membayangkan adiknya yang sedang jatuh cinta itu.

"Pasti Guna Lucu sekali kalau lagi tergesa-gesa begitu, apapun gak bakal dia peduliin," gumamnya sendirian di dalam ruangan.

Alhamdulillah, akhirnya part ini selesai.

Jangan lupa kirimkan sholawat untuk Baginda Rasulullah saw ❤

Cahaya Cinta Di langit JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang