Part 16

55 2 1
                                    

Sebuah bunga terletak rapi di atas meja kelasnya Nida, Hari ini ia memakai kerudung merah dengan motif bunga warna - warni
Bunga yang sekarang Nida pandang berwarna merah dan indah sekali.
Wanita itu meraih bunga di atas meja itu kemudian memandang lekat.
Ia sempat memuji keindahan bunga itu, baunya pun harum.
Bunga berwarna merah.
Ada secarik kertas yang di tempelkan di bagian tengah tangkainya.

Untukmu, semoga harimu indah dan harum seperti bunga ini....

Tidak ada Nama seseorang yang ditulis, sebagai sang pengirim bunga tersebut.
Nida kemudian menaruhnya lagi di atas meja, dan berjalan keluar menuju halaman depan. Ia akan menjemput kedatangan anak-anak murid kesayangannya.
Masih pagi sekali, Artinya si pengirim Bunga itu datang lebih awal darinya.
Sebenarnya, ia masih penasaran dengan sang pengirim bunga Berwarna merah dan harum itu, Namun segera ia menggubris pikirannya menjauh dari prasangka pengirim bunga itu.
Nida mengecek Ponselnya, ada satu pesan masuk dari Laras.
Laras mengirim pesan agar sebentar siang, ia yang akan menjemput Nida. Alih-alih agar nasibnya  seberuntung hari kemarin, bisa bertemu dengan Gunawan.
Nida hanya melihat pesan itu, kemudian kembali menaruh ponsel di dalam saku bajunya.

              •••••••

Gunawan menyetir mobilnya, perlahan dia memakirkan mobilnya di depan sekolah. melihat sekolah sebentar dari dalam mobil kemudian membuka pintu mobil lalu turun, dan berjalan menuju halaman sekolah tempat keponakannya berada. 

"Paman. " panggil Alin yang melihat pamannya Dari jauh lalu berlari menghampiri Gunawan.

" paman lagi Yang jemput Alin Hari
Ini."

Alin hanya tersenyum manis di depan pamannya, mulutnya dipenuhi dengan roti yang dia makan sedari tadi. 

" sampai belepotan begini Alin,  mulutnya.  " ucap guna sambil membersihkan mulut keponakannya.
Alin masih saja makan roti kesukaannya itu. 

" Eh Alin sayang,  makannya tidak boleh berdiri.  " ucap Nida tiba- tiba dari belakang. 
Sehingga membuat Gunawan kaget dan cepat menoleh ke belakang.  Ia kenal sekali dengan suara perempuan itu.

" Ibu Guru pernah bilang kan,  Makan dan minum tidak boleh sambil berdiri,  Ajaran Rasulullah untuk umatnya kalau lagi makan gimana? Ada hadisnya kan? " lanjut Nida lagi sambil tersenyum.

Annida bagai bidadari yang tiba-tiba muncul di belakang Guna dan juga Alin. Alin segera berlari kecil menuju kursi yang ada di depannya lalu ia segera duduk disitu.
Annida hanya tersenyum,  kemudian ikut duduk di samping Alin.  Gunawan yang melihat itu juga hanya bisa tersenyum simpul kemudian berdiri di depan mereka.
Alin tertawa kecil sambil menyeka mulutnya yang penuh dengan roti.

" Lain kali makan tidak boleh berdiri lagi ya.  " ucap Nida sambil mengusap kepala Alin.

"Iya Ibu guru,  Alin lupa sih.  " kata Alin manja. 

" Tuh dengar kata ibu guru," tambah Guna. 

"Oh iya,  Alin mau pulang kan?  Sudah di jemput sama paman,  sana ambil tasnya.  " tambah Nida lagi.
Anak itu segera masuk menuju Loker dan mengambil tas berwarna merah muda. 

Sementara itu,  Nida mulai canggung lagi,  karena di depannya berdiri seorang pemuda gagah dengan kemeja coklat panjang. 
Gunawan sesekali melirik nida,  kemudian menengok kiri- kanan entah apa yang di lihat.  Dalam hati ia begitu memuji Nida,  tidak hanya cantik namun ia paham betul aturan-aturan hidup.  Pemuda itu mulai membayangkan jika Annida nanti menjadi istrinya pasti ia banyak mendapat ilmu Agama yang bisa sedikit merubah hidupnya itu. 

" Oh iya Bu guru,  Hari ini belum ke kampus? " tanya Guna tiba-tiba membuka pembicaraan. 
Nida kemudian menggeser badannya sedikit ke arah kiri tempat duduk,  Guna yang menyadari itu,  kemudian duduk tenang di samping Nida. 

" ke kampus,  saya lagi nunggu laras.  "
Jawab Nida sambil menunduk. 

" Oh,  sebenarnya begini.. " Gunawan ingin melanjutkan pembicaraannya,  tapi Alin tiba-tiba datang dan meneriaki pamannya itu.

" Ayo paman,  Alin sudah siap nih. " teriak Alin lalu nyosor ke badan pamannya itu.  Nida yang sedari tadi menunggu apa yang ingin dibicarakan oleh Gunawan,  akhirnya berdiri dan diikuti oleh gunawan juga. 

"Ibu guru,  Alin pulang yah,  sampai besok. " ucap Alin yang kemudian mencium tangan Ibu gurunya. 

"Iya,  hati-hati yah. "


Shalawat serta salam jangan lupa untuk selalu kita haturkan kepada baginda Rasul.. 

Bismillah,  maaf yah Aku baru post lagi,  soal kemarin hampir berbulan-bulan tak repost, dikarenakan handpone ku rusak. 

Mulai hari ini dan seterusnya aku bakal post terus..
Jangan bosan-bosan yah...

Cahaya Cinta Di langit JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang