Part 4

63 2 4
                                    

" Kenapa Diam saja? Benar kan kamu itu Memang Munafik Nida? Haha." kata Riska lagi penuh ejek.

Nida masih diam menahan amarah. Ia menunduk meremas jemarinya. Rasanya ia ingin sekali berteriak.

" Beb, Dia Cemburu tuh kamu pacaran sama aku, yah jelaslah dia kan masih sayang tapi gak ngaku, dan aku emang udah gak sayang lagi sama dia."

"Dia terlalu berharap yah beb, Kasihan."

Perkataan Ali dan Riska membuat Nida sakit hati. Ia tidak terima dengan perlakuan mereka. Bagaimanapun Nida harus angkat bicara.

" Yah terlalu berharap sam..." belum habis Ali berbicara Nida sudah memotongnya.

" Kau Ingat Ali, Siapa yang memutuskan Hubungan ini? Yah aku yang melakukannya. Dan alasannya adalah aku ingin memperbaiki diriku, dan sudah ku bilang padamu bahwa hubungan yang kita berdua jalani itu tidak dibolehkan dalam Agama, Aku tahu dulu aku yang mau menjadi pacarmu, Tapi pada waktu itu aku salah, Aku belum paham betul syari'at Islam yang sebenarnya. Biar kujelaskan pada kalian."

Nida melangkah maju ke depan lalu menatap tajam Ali, Riska beserta teman-temannya.

" Asal kalian tahu, seorang manusia jika sudah memilih untuk Hijrah di jalan Allah mereka tidak lagi menyentuh keburukan-keburukan sekecil apapun itu. Selama ini kita sudah salah, seharusnya kita tahu perempuan dan Laki-laki yang bukan mahram tidak boleh bersentuhan, tidak boleh jalan berduaan. Aku tahu dan Aku taat, Kenapa kalian malah mencemohku? Aku sama sekali tidak pernah mengganggu kalian." tegas Nida.

" Kenapa kamu mengganggu Ali? Halah bilang aja kamu itu hanya berusaha baik di depan saja kan? Biar di sanjung. Dasar Munafik." Sahut Riska membantah.

" Apa yang aku ganggu ? Apa Riska? Coba jelaskan Semua perkataanmu selama dua hari ini? Perkataanmu tentang aku merebut Ali darimu? Jelaskan padaku Riska. Aku sekalipun tidak pernah mengganggunya. Dan kau Ali, Seharusnya kau sadar. Dan bisa memberitahu pada pacarmu itu."

Ali dan Riska diam seketika, beserta teman-temannya. Nida mengucap istighfar berulang kali di dalam hati. Semoga saja ia tak salah dalam berucap.

" Sekarang aku mau pergi, Permisi."

Nida berlalu meninggalkan Mereka yang hanya menatap Diam Langkah Nida.
Belum sempat ia melangkah jauh dari mereka, Tiba-tiba sebuah suara tak mengenakan terdengar panas di telinganya.

" Dasar Munafik Kamu Nida." suara itu sangat keras dan Lantang sehingga membuat Langkah Nida tiba-tiba terhenti.
Nida menoleh dan ia mendapati Riska dengan tatapan tajam penuh kepadanya.

" Kita Buktikan siapa yang Munafik Riska." Nida balik menatap tajam Riska, kali ini ia tidak mau menjadi seorang yang pendiam lagi. Ia harus angkat suara.

" Oke , Kita buktikan." Kata Riska menyeringai.

" Kalau kamu bilang aku munafik lalu bagaimana denganmu? Bagaimana dengan Obat yang kau tukar waktu pertandingan sepak bola kemarin? Kamu menukarnya kan Riska? Sehingga Roby yang meminumnya menjadi pusing. Kamu melakukan itu semua demi membuat tim pacar kesayanganmu menang kan? Ayo siapa yang lebih munafik Riska? Kau tertawa di belakang panggung, Dan semua orang mengira bahwa Si Astri lah yang menukarnya , Karena pada saat itu adiknya satu tim dengan Ali. Sehingga kamu punya alasan menuduhnya karena dia sangat ingin mendapatkan sepeda keren yang dijanjikan pak Lurah untuk pencetak gol terbaik di lapangan. Semua orang menuduh Astri yang tidak bersalah bahkan tidak tahu apa-apa, sementara kamu masih saja berjalan di atas tanah dengan Senangnya. Tidakkah kau yang munafik Riska?" tegas Nida. Ia tidak peduli, kebenaran itu harus di ungkapkannya.

" Kamu Pembohong Nida. Pembohong. Aku tidak pernah melakukan semua itu." bentak Riska keras, ia mengelak.

Ali beserta kedua teman Riska, membelalakan mata. Mereka tidak percaya dengan omongan Nida. Terutama Ali ia menatap tajam ke arah Riska.

" Beb, Jangan percaya. Dia hanya ingin membuat namaku busuk di depanmu beb" kata Riska lagi sambil bermohon-mohon kepada Ali.

" Oh Aku bohong? Kalau aku bohong, maka Video rekaman itu cukup jadi bukti di Kelurahan nanti, semula aku memilih untuk menyimpannya saja. Tetapi kamu malah menggangguku Riska, dan kali ini kamu harus mempertanggung jawabkan perlakuanmu itu. Bersihkan Nama Astri." bentak Nida.

Riska kaget setengah mati, ditambah Ali.
Nida segera berlalu meninggalkan Mereka yang masih dalam tanda tanya. Kecuali Riska, ia dipenuhi ketakutan...





Shalawat jangan lupa selalu kirimkan untuk Baginda Tercinta, Rasulullah s.a.w ❤❤

Cahaya Cinta Di langit JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang