Part 9

48 2 0
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul delapan  tepat, Anak-anak di sekolah sudah mulai berbaris rapi dan masuk ke kelas masing-masing.

Nida langsung Akrab dengan Ibu mira, wanita yang diceritakan oleh mbak rini, umurnya belum terlalu tua, Ibu Mira 2 tahun lebih tua darinya.

"Jangan sungkan yah kalau mau tanya-tanya." kata Bu mira.

"Iya mbak."

Anak-anak duduk melingkar di dalam kelas, Nida duduk di sebelah Bu Mira.
Ketikasedang asik bercerita dengan anak-anak. Ada seorang anak perempuan yang menangis di depan pintu. Nampaknya Anak itu tidak mau masuk ke dalam kelas. Anak perempuan itu terus menangis sambil memukul-mukul Ibunya.
Ibu Mira segera beranjak berdiri menghampiri anak itu.

Sepuluh  menit dibujuk oleh Ibu Mira, tetapi tidak mempan. Anak itu terus merengek di depan pintu.
Nida yang melihat itu kemudian berdiri menghampiri anak perempuan tersebut.

"Mbak biar Saya aja." kata Nida kepada Ibu Mira. Dan Ibu Mira seakan mengerti lalu berbalik ke arah anak-anak yang melingkar tadi, yang lain sudah usil gara-gara ditinggal.

"Hai Anak manis, Koq cemberut begitu? Gak mau main sama Ibu Guru.?" Nida berusaha membujuk anak perempuan itu. Anak itu masih belum menatapnya, ia masih setia memeluk paha ibunya. Menyembunyikan wajahnya disana.

"Di Rumah pasti main sendiri kan? Enakan di sekolah. Banyak teman, ada Ibu Guru kan bisa main bareng kan yah?"

Sedikit demi sedikit wajah anak itu mulai bergerak , rupanya ia ingin melihat suara siapa yang berusaha menghiburnya itu.

"Ke sekolah sudah cantik begini, pakai tas baru kan? Trus bawa bekal makanan yang enak lagi. Sayang kalau anak manis gak ikut main di kelas hari ini sama Ibu guru. "

Wajah anak itu sempurna menatap Nida, namun masih malu-malu.

"Yuk sama Ibu Guru, biar mamanya pergi kerja. Kalau mama pergi kerja , dapat uang kan Anak manis bisa minta dibelikan apa saja sama mama." Lanjut Nida lagi.

Dan Wajah anak perempuan itu mulai senyum ke arah Nida, Wajahnya sudah ceria seketika. Ia menurut ketika Nida memegang tangannya dan membawanya masuk ke dalam kelas.

"Sama Ibu Guru yuk.?"

Berhasil. Alhamdulillah.

"Bu guru titip Alin yah." Kata seorang wanita cantik yang adalah ibu dari anak perempuan itu. Ia segera berlalu dan pergi keluar.

Sementara Nida sudah membawa anak perempuan itu bergabung bersama teman-temannya.

Sehari di Sekolah Semuanya berjalan Lancar dan Anak perempuan bernama Alin itu tak mau lepas dari Nida, ia selalu berada di samping Nida sampai Jam pulang.

Nida sudah berkenalan dengan semua Guru di Sekolah. mereka semua ada enam guru di tambah Nida.
Ia langsung Akrab dengan mereka.
.
.
.
.
.

Keesokan Harinya,  Nida diantar oleh Zahra.
Nida turun dari mobil dengan perasaan yang sangat bersyukur atas Nikmat yang Allah berikan kepadanya.
Sungguh sangat di luar dugaan, akhirnya ia bisa Kuliah sambil ngajar juga di jakarta.
Tak hentinya ia mengucap syukur.

Nida melangkahkan kaki masuk ke dalam Gedung sekolah. Sebuah suara yang nyaring mengagetkannya dari belakang.

"Ibu Guruuuuu.." seorang Anak perempuan berlari ke arahnya.

"Assalamualaikum Alin. Sudah ceria hari ini. Siapa yang antar?"

"Walaikumsalam. Mama Bu Guru.."sambil menunjuk seorang wanita berjilbab pink yang sedang berjalan menuju ke arahnya.

Cahaya Cinta Di langit JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang