M (Bagian 1)

9.8K 572 62
                                    


Buk…

Seokijn melempar sebongkah bunga kol ke arah Namjoon yang sudah berjalan beberapa langkah meninggalkan kedai sayurnya. Dadanya sudah naik turun menahan sesak akibat terlalu emosi dengan pria yang sudah berbuat sesuka hati. Jangan lupakan wajah cantiknya yang sudah berubah bak kepiting rebus.
Bunga kol mendarat tepat di tengkuk Namjoon membuat sang empunya emosi. Namjoon sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi. Wanita yang satu ini memang sukar sekali dihadapi. Terlalu keras kepala, berani dan suka melawan.
Namjoon berbalik, berjalan cepat ke arah Seokjin. Wanita itu tidak takut sama sekali, ia juga menatap wajah Namjoon gentar tanpa rasa takut.

“KAU!” Namjoon berdiri tepat dihadapan Seokjin, jari telunjuknya ia arahkan tepat di depan mata Seokjin.

“Kenapa?” Seokjin melototkan matanya dan berucap ketus. Menantang.

Mereka diam sejenak membuat beberapa pria berbadan tegap yang berdiri di belakang Namjoon terlihat bingung. Sedangkan para pedagang dan pembeli yang berlalu lalang sudah bergerumul menyaksikan dua orang yang sama-sama keras kepala sedang bersitegang. Bibi Han seorang pedagang buah di sebelah toko Seokjin sudah memasang tampang khawatir. Ia berdiri di belakang Seokjin sambil mengelus lengan wanita itu lembut. Menenangkan.

“Bawa dia!” perintah Namjoon kepada pengawalnya yang berbadan tegap. Pengawal itu langsung menuruti sang majikkan. Mengangkat tubuh Seokjin seperti karung beras, meletakkan tubuh telungkup Seokjin di bahu kekarnya. Seokjin berteriak, meronta-ronta agar tubuhnya dilepaskan. Namun usahanya sia-sia. Para pengawal Namjoon memiliki badan berotot seperti besi.

“YAKK…YAK..KIM NAMJOON!! LEPASKAN AKU.. DASAR MONSTER GILA!! LEPASKAN!” Seokjin terus meronta, memukul tubuh si pengawal dan memaki Namjoon, tapi Namjoon tetap berjalan, mengabaikan Seokjin yang sudah memakinya. Bibi Han yang sempat berusaha menahan tubuh Seokjin malah terhempas jatuh tak berdaya.

“BIBI.. BIBI HAN! TOLONG BANTU AKU BI..!” Teriak Seokjin meminta tolong. Namun apa daya Bibi Han tidak bisa berbuat apapun. Dia juga tak ingin berurusan dengan Kim Namjoon. Seorang pebisnis kejam yang terobsesi meratakan semua rumah-rumah dan lahan rakyat miskin. Air mata Seokjin tumpah seketika. Jujur dia juga merasa takut kepada Namjoon. Tapi keras kepala dan rasa sayang terhadap tempat tinggalnya membuat Seokjin mengubur rasa takutnya dalam-dalam.

“Ikat kaki, tangan dan tutup mulutnya!” Namjoon benar-benar sudah jengah dengan sikap Seokjin. Pengawal langsung menuruti perintah Namjoon.

“Letakkan di bagasi Bos?” tanya salah satu pengawal.

“Jangan, aku tidak ingin dia mati. Letakkan di sampingku!” Namjoon langsung masuk ke dalam mobil, begitu pun Seokjin yang di lemparkan secara paksa masuk ke dalam mobil dan tersungkur tepat di samping Namjoon.

Seokjin tak juga lelah setelah meronta hebat. Dia masih bergerak berusaha melepaskan ikatan pada kaki dan tangannya. Dengan mulut tertutup lakban Seokjin tak bisa berteriak dan hanya mengeram menahan emosi. Begitu terus sampai Namjoon terusik.

“DIAM! Atau kau tak akan melihat adik mu lagi!” Bentak Namjoon. Seokjin pun langsung tersentak kaget. Dia diam, Namjoon mulai mengancam nyawa adiknya. Melihat Seokjin terdiam dengan air mata yang sudah mengalir deras disertai keadaan yang sudah berantakkan membuat Namjoon bergerak menangkup dagu Seokjin dengan jari dan jempolnya, membuat kepala Seokjin bergerak mengikuti pergerakkan tangan Namjoon. Namjoon membawa, dan mengarahkan wajah itu tepat dihadapannya. Tiba-tiba Namjoon mengelus pipi Seokjin lembut.

“Menurutlah pada ku. Kau akan selamat.” Ucapnya tepat di bibir Seokjin. Seokjin masih berani menatap mata Namjoon tajam. Lamat Namjoon memandang wajah Seokjin “Kau cantik juga.” Ucapnya, kemudian mencampakkan wajah Seokjin. “Sayang terlalu keras kepala.” Kembali Namjoon berucap menghadap ke depan, membiarkan Seokjin terdiam dengan keadaan berantakkan.

My Stubborn BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang