"Aku membenci mu!"
Kesal, siapa yang tidak kesal kekasih berjalan dengan wanita lain. Adik tiri katanya. Jadi sekarang aku siapa? Tak habis pikir Jungkook sudah lelah. Tapi kata orang dalam sebuah hubungan tidak mungkin baik-baik saja.
Laut indah berombak besar..
Sungai menenangkan berarus deras..
Angin sejuk bertopan mematikan..
Jungkook tau benar ini resiko ketika Taehyung memutuskan untuk tinggal bersama ibu kandungnya. Jungkook tidak bisa menolak, berberat hati dengan wajah nelangsa tetap menerima keputusan Taehyung. Bisa apa putri Jaksa ternama ini, memasang wajah jutek, bibir tak luput dari senyum kecut, serta kata-kata pedas kerap kali terlontar kala melihat Taehyung bersama adik tirinya.
Masih merajuk dengan pipi menggembung bak ikan Fugu. Lucu, Taehyung ingin tertawa tapi ini bukan waktu yang tepat. Tertawalah, setengah nyawa Kim Taehyung nyaris keluar dari raga.
Keduanya masih terdiam pasca Jungkook berkata 'Benci' Taeyung tahu itu hanya spontanitas atas dasar rasa kesal yang mendalam. Tapi hatinya cukup nyelekit.
"Kau benar-benar membenci ku?" Taehyung menatap wajah manis dengan pipi bersemu merah, disertai rambut indah yang sedari tadi bergerak lembut melawan terpaan angin. Cantik, Taehyung tidak pernah sekali pun melihat gadis semanis Jungkook, giginya bahkan sangat lucu ingin sekali rasanya ia mengabsen satu persatu dengan lidahnya. Taehyung menggeleng kecil mencoba keluar dari lamunan gila akibat terlalu puas memandang Sang kekasih. "Kalau marah kamu cantik."
Jungkook masih enggan membuka mulutnya. Terlampau kesal kali ini. karena Taehyung sanggup membatalkan kencan demi sang adik.
Tidak ada tanggapan. Keras kepala memang. Apa guna mendudukkan diri di taman untuk menyelesaikan masalah. Taehyung tahu dia bersalah, tapi ia juga tak mungkin membiarkan adiknya hampir mati. Meskipun hanya adik tiri tapi Sanha juga adiknya. Tanggung jawab sebagai kakak untuk melindungi adiknya.
"Aku minta maaf. Tapi ku mohon jangan ucapkan kata-kata itu."
Bergerak sedikit tubuh Jungkook memberi respon, hingga kedua pundak bergetar, sambil kedua telapak tangan menutupi wajahnya. Ia menangis, kenapa Jungkook selalu saja kalah jika Taehyung sudah berkata hal-hal serius. Sekecil apapun perkataan itu selalu saja mengenai relung hatinya. Kini ia yang merasa bersalah. Jungkook tidak pernah membenci Taehyung. Tidak, Taehyung segala-galanya.
Melihat kekasihnya mulai lemah, Taehyung tak membuang kesempatan untuk mengambil kedua tangan Jungkook dan menggenggamnya erat penuh perlindungan.
"Aku tau kau tidak membenci ku, aku tau kau hanya marah. Ku mohon maafkan aku Jungkook. Keadaan benar-benar tidak memungkinkan kemarin. Ibu sibuk, ayah apa lagi. Sobin sekolah dan Sanha harus buru-buru dibawa ke rumah sakit. Aku tidak tahu kalau anak itu punya alergi. Dia seenaknya memakan sup kepiting yang ku bawa dari rumah Seokjin Noona. Tadinya aku mau bersiap pergi menjemputmu, tapi kau tau Sanha. Ia terlalu manja dan berbuat sesuka hati. Aku punya adik yang terkadang sedikit menyusahkan. Dan aku tidak mau kekasihku demikian."
Memainkan jemari lentik Jungkook yang masih menunduk. Taehyung masih dengan santai tanpa emosi berusaha menjelaskan dan menyelesaikan hal yang menurutnya bukan masalah. Tapi mana bisa kita egois menganggap enteng rasa sakit orang berdasarkan besar kecil tingkat masalah. Orang berhak juga untuk marah.
Jungkook terisak, kali ini semakin bersalah lah ia atas semua ucapannya. Ia berkata kasar, marah tanpa memberi Taehyung kesempatan untuk berbicara. Sepertinya Jungkook harus lebih banyak belajar untuk bagaimana bersikap. Taehyung benar-benar pria dengan sikap yang dewasa. Dibanding Yoongi, Taehyung lebih bisa bersikap koorporatif dan bijaksana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stubborn Bride
FanfictionNamjin (Jin GS) Yoonmin (Jimin GS) Taekook (Jungkook GS) Cast BTS Seokjin menjadi keras kepala akibat perjalan hidup yang pahit, dan Namjoon membuat hidupnya semakin menderita karena sebuah ambisi. "Aku membencimu, Kim Namjoon! " Seokjin "Mau...