Hoseok memijit keningnya yang berkerut. Pusing dengan segala berkas dan kertas-kertas yang menumpuk. Kaca mata dia lepas, mengusap sedikit ujung mata, kemudian menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kerja. Ingin rasanya Hoseok merebahkan seluruh tubuhnya di kasur nyaman nan empuk. Tapi apa daya, banyak kasus yang harus ia selesaikan. Terang saja lelah, ia menerima banyak sekali kasus. Ingin menolak namun enggan. Berfikir, kenapa banyak sekali orang berbuat masalah akhir-akhir ini. Apakah kehidupan sudah sangat penat.
Sebagai seorang pengacara muda dan juga sebagai seorang putra dari hakim terkenal. Hoseok kerap sekali diinginkan. Orang berfikir akan mudah memenangkan kasus dipengadilan karena Hoseok anak dari seorang hakim. Nyatanya adalah tidak, yang ada dia dan ayahnya kerap sekali berdebat, hal kecil sekalipun. Dua kepala berisi hafalan buku undang-undang, hukum dan politik. Sulit rasanya untuk tidak berdebat, karena hal itu lah Hoseok memutuskan untuk tinggal di apartemen saja, tentu saja apartemen hasil jerih payah sendiri, hasil dari kasus-kasus yang sudah ia menangkan. Jungkook saja menumpang hidup dengannya. Pembawaannya yang ramah dan murah senyum membuat sosok Hoseok disukai banyak orang.
"Tuan Jung!" seseorang mengetuk pintu ruang kerja, Hoseok meneggakkan tubuhnya. Dan mempersilahkan seseorang itu masuk.
"Seseorang ingin bertemu." Ucap sekretarisnya.
"Siapa?"
"Jaksa Ma."
Hoseok melebarkan matanya. "Suruh masuk saja!"
"Baik tuan."
.
.
.
My Stubborn Bride
.
.
.
Namjoon dan Seokjin hanya terdiam tanpa suara di meja makan. Begitu juga nyonya Kim dan Taehyung. Alat-alat makan saling beradu mengisi kesunyian ruang makan. Dua pekerja rumah yang berdiri menunggu sang majikan makan juga enggan buka suara.
"Apa.. kalian semua sedang sariawan?" Taehyung buka suara. Ia paling tidak suka dengan suasana dingin dan canggung.
"Tae, hari ini ada acara?" Tanya nyonya Kim. Mengabaikan dua orang di depannya yang masih bergelut dengan hati masing-masing.
"Ada nyonya. Aku ingin berkencan dengan Junkook. Ahh~~ aku sangat merindukannya."
"Benarkah? Titip salam Eomma padanya ya. Enak sekali.. berkencan. Sepasang kekasih seharusnya begitu kan?" sindir Nyonya Kim. Namjoon dan Seokjin masih terdiam.
Kalau di pikir-pikir sudah berapa bulan Seokjin dan Namjoon menyadari perasaan masing-masing namun mereka tidak pernah menyempatkan diri untuk berkencan. Namjoon yang sibuk dan Seokjin yang masa bodo akan hal-hal seperti itu.
Nyonya Kim berkata, namun mata melirik sinis ke arah Seokjin dan Namjoon.
"Aku selesai." Namjoon bangkit dari meja makan, bergerak menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Seokjin dan Nyonya Kim melirik sesaat Namjoon bergerak. Sementara Taehyung hanya asik dengan sarapannya. Nyonya Kim memandang Seokjin memberi kode untuk menyusul Namjoon. Seokjin hanya terbelalak menunjuk dirinya sendiri. "Aku!" serunya, Nyonya Kim mengangguk. Seokjin tersenyum kecil kemudian menurut dan bergerak menyusul Namjoon ke kamarnya.
Seokjin menggetuk pintu dan mendapat sahutan masuk dari dalam. Seokjin membuka pintu, Namjoon kaget begitu melihat sosok Seokjin yang ada di hadapannya.
"Kau! Ada apa?" Tanya Namjoon.
"Kau butuh bantuan?" Seokjin menjawab segan. Masih terdiam, mengancing lengan kemeja dengan dasi yang menggantung di leher. Seokjin berjalan mendekat. Gugup kini menghampiri dirinya. Namjoon terdiam saat Seokjin sudah berdiri tepat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stubborn Bride
FanfictionNamjin (Jin GS) Yoonmin (Jimin GS) Taekook (Jungkook GS) Cast BTS Seokjin menjadi keras kepala akibat perjalan hidup yang pahit, dan Namjoon membuat hidupnya semakin menderita karena sebuah ambisi. "Aku membencimu, Kim Namjoon! " Seokjin "Mau...