R (Bagian 12)

3.1K 329 28
                                    

Seokjin membuka kedai sayurnya hari ini. Meskipun sepi, Seokjin tidak bisa melepas mata pencariannya. Mungkin secara materi dia sudah berkecukupan. Taehyung sudah menghasilkan uang banyak dari hasil bekerja dengan Yoongi.

Namun Seokjin sangat mencintai pekerjaannya. Ia masih ingin berjualan dan bercengkrama dengan para warga. Meskipun hatinya sedikit gusar apakah kali ini warga akan menerima usulannya atau tidak.

Ia sudah berjanji pada Namjoon. Bukan serta merta karena Namjoon. Tapi juga demi kebaikan warga. Kalau dipikir pun, percuma saja di pertahankan. Sebagian warga sudah memilih pindah, pasar mulai sepi. Pendapatan menipis. Setiap hari ada saja warga yang memilih untuk pindah dan meninggalkan rumah mereka. Sepertinya Seokjin harus mengalah kali ini.



.
.
.

My Stubborn Bride

.
.
.




Pagi hari cukup cerah, Seokjin tersenyum menyapa para pedagang dan juga beberapa pembeli.

"Seokjin, kau sehat nak?" sapa wanita tua, Bibi Han, menghampiri Seokjin.

"Aku baik bi.. Bibi bagaimana?"

"Aku sehat, kau dari mana saja nak?  Sudah seminggu kami tidak melihat kau di rumah. Dan kedai mu tutup." Bibi Han bertanya dengan raut wajah resah.

"Aku.. Aku pergi bi. Sedang ada urusan." Seokjin masih belum berani buka suara perkara hubungan dekatnya dengan Namjoon. Rasa takut masih menyelimuti dirinya.

"Jujur saja!  Bibi melihat mobil pria itu kemarin."

"Mobil, pria?  Maksud bibi? "

"Iya Seokjin. Si Kaya itu. Pria yang ingin menggusur wilayah kita. Siapa namanya. Nam.. Nam.. " Wanita berperawakan setengah baya berusia kurang dari 40 tahun menyahut.

"NAMJOON! namannya Namjoon! " sambung Pria bertubuh kekar dengan pisau besar di tangannya.

"Ah.. Iya Namjoon. Kim Namjoon kan! " Bibi Shin pedagang buah kembali buka suara.

Keadaan mulai ramai. Pasar penuh dengan para pedagang, kedai mereka bersebelahan jadi apapun pembicaraan bisa saja terdengar. Itu lah salah satu hal yang Seokjin rindukan. Bercengkrama dengan para pedagang yang sekaligus tetangganya. Mereka memang terlihat kasar, tapi hati mereka sungguh baik.

Bini Han mendekati Seokjin. Menatap Seokjin dengan tatapan penuh harap.
"Katakan saja. Ada apa?  Hum! "

"Iya.. Bilang saja!  Tidak usah takut. Kami tidak akan marah padamu Seokjin." Ucap bibi Shin.

"Iya.. Kenapa Seokjin. Apa dia melakukan sesuatu padamu. Apa dia menyakitimu. Beritahu aku. Biar ku potong lehernya! " Pria berusia 45 tahun. Penjual ikan di sebelah kedai Seokjin. Paman Byun, berbicara penuh ancaman.

Seokjin tertawa kecil "Tidak.. Dia tidak menyakitiku paman. Justru dia pria yang baik."

"Ku rasa begitu! " sambung gadis muda seusia Seokjin. Tersenyum ramah menunggu ikan yang sedang dibersihkan oleh paman Byun.

"Maksudmu?" Seokjin terlihat bingung.

Gadis itu berjalan mendekati Seokjin. "Aku melihat mobilnya tadi malam. Ku pikir dia akan keluar dan menemuimu mu. Ternyata tidak. Dia hanya berdiam di dalam mobil menatap rumah mu. Aku sempat bertanya. "Apa yang dia lakukan" ku pikir dia penguntit. Dia tidak menjawab, hanya tersenyum ramah dan pergi. Aku heran, apa yang dia lakukan di depan rumah mu Seokjin. Pria aneh."

"Benarkah? Dia di depan rumah ku tadi malam. "

Gadis itu mengangguk yakin "Hum.. Benar!"

"Ada apa nak?" Bibi Han kembali bertanya.

My Stubborn BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang