Semenjak kedatangan neji, ruang keluarga terasa mencekam. Semua mata tertuju pada Hinata. Terutama tatapan neji.
Hinata yang di tatap seperti itu merasa takut, rok nya dia remas sekuat mungkin Hingga lecak.
"Hinata apakah masalah ini ada hubungannya dengan mu?" tanya Neji
Dari awal memang Neji sangat tidak menyukai Hinata, karena menurut Neji hinata terlalu di manjakan oleh ayah dan ibunya. Tidak hanya Neji bahkan hanabi juga membenci hinata.
Hanabi dan Neji masing-masing sudah memiliki keluarga. Rumah tangga mereka sangat harmonis tidak seperti dirinya. Terkadang hinata iri dengan mereka.
"Nii-san a...aku" hinata takut pada kakanya itu, tatapan Neji sangat mengintimidasi dirinya.
"JAWAB HINATA!" bentak Neji, Neji sangat tidak suka dengan ke gagapan hinata.
"Neji" tegur hiashi membuat Neji mendengus kesal.
"Lagi-lagi seperti ini, ayah dan ibu selalu saja membela dia! Anak ayah itu bukan hanya Hinata. Aku bingung dengan dirinya padahal maut selalu saja berusaha menghampiri dia tapi dia belum juga mati." neji menatap hinata dengan tatapan mengejek. "Kapan penyakitnya itu membawa dia pergi dari dunia ini. Dia selalu saja membawa sial" lanjut Neji
Degg
'nii-san apakah segitu bencinya kau pada ku? Bahkan kau berharap agar aku segera mati.'
'Apakah kehadiran ku tidak pernah diharapkan di muka bumi ini? Lalu untuk apa aku diciptakan? Mengapa tuhan begitu jahat pada ku?'
"NEJI" kali ini bukan hiashi yang menegur anaknya tapi Hikari.
"Ibu karena dia perusahaan kita akan segera bangkrut"
Plaak
"Neji dia adikmu hiks.." tumpah sudah air mata Hikari.
"Adik? Apa yang sudah dia lakukan sebagai adik? Bahkan sebagai anak ibu dia sama sekali tidak berguna"
Hinata yang mendengarkan itu berusaha menulikan telinganya. Walau percuma.
'Apa yang sudah ku lakukan sebagai adik? Nii-san benar aku memang tidak berguna.'
Neji benar, dirinya hanya tinggal menghitung waktu kapan ajalnya benar-benar datang. Sampai sekarang keluarga nya belum menemukan pendonor yang cocok untuk hatinya.
Transplantasi hati bisa didapatkan dari orang yang sudah meninggal atau hidup. Sayangnya, tidak mudah untuk memperoleh donor hati, apalagi yang benar-benar sesuai. Itu sebabnya mencari pendonor hati yang sesuai umumnya memakan waktu lama.
Saat ini hinata hanya bergantung pada obat yang selalu dokter berikan padanya.
Dan sudah beberapa kali ia di operasi sebelum ia bertemu dengan Naruto.
Peradangan hati yang ia alami tentu keluarga segera bergerak cepat untuk menyembuhkannya. Tapi pengobatan yang ia lakukan tidak semuanya berhasil. Ia kira selama beberapa tahun berjalan ia sudah sembuh tapi peradangan hati itu kembali lagi dan bahkan lebih parah lagi. Dokter menyarankan agar lebih baik segera dilakukan transplatasi sebelum penyakit ini terus bertambah parah. Tapi yang menjadi masalahnya itu untuk mencari pendonor itu yang sulit. Sekarang Hinata baru pada tahap sirosis, yaitu jaringan parut berat pada hati. Pada titik ini, hati tidak bisa lagi sembuh dengan sendirinya. Butuh beberapa tahun untuk menyadari sirosis muncul. Dan Hinata baru menyadarinya baru-baru ini karena sebelumnya dokter bilang ia masih pada tahap fibrosis.
Naruto apakah dia tau tentang penyakitnya? Tentu saja tidak bahkan naruto tidak pernah peduli tentang dirinya.
"Nii-san go...gomen, a..aku akan pergi, jika aku membuat kalian selalu dalam masalah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan
Teen Fiction[naruhina] Terkadang cinta membuat kita egois, bodoh dan mudah dipermainkan dengan nama atas cinta. Tapi saat kita menemukan cinta yang baru saat itu juga kita harus menghilangkan ego kita.