empat belas

3.4K 194 26
                                    

Toneri dan dokter lain kewalahan menghadapi operasi Hinata, terlebih lagi dokter bedah yang paling hebat di rumah sakit ini yaitu Sakura sudah pergi. Jika ada dia, mungkin operasi ini akan terasa lebih mudah.

Sudah beberapa jam mereka melakukan operasi tapi belum kunjung selesai juga.

Pencangkokan hati telah mereka lakukan dan itu banyak sekali kendala.

Sesekali Toneri meneteskan air mata selama operasi ini. Ia tidak akan memaafkan dirinya jika Hinata tidak selamat.

Toneri pun menyuruh suster disebelahnya untuk memanggil dokter saraf untuk memeriksa kepala Hinata yang mengalami benturan

....


Naruto masih setia menunggu di depan. Wajahnya sudah babak belur dihajar Kiba.

Kiba saat ini telah pulang, dia juga memiliki kewajiban dirumah walau dari raut wajahnya ada rasa enggan untuk meninggalkan rumah sakit.

Naruto khawatir apa yang akan terjadi jika Hinata harus meninggalkannya. Hanya ditinggal sebentar saja Naruto sudah frustasi apalagi selamanya.

Keluarga? Naruto belum menghubungi satu pun keluarga Hinata maupun dirinya. Katakanlah dirinya egois, ia takut jika semua orang akan menyudutkannya untuk meninggalkan Hinata.

degg

Jantung Naruto berpacu begitu kencang saat Toneri dan dokter lain keluar dari ruang operasi.

Wajah Toneri terlihat sedih, Jalannya sangat lunglai. Naruto dengan gusar menghampiri mereka, menanyakan keadaan sang istri pada Toneri.

Tapi yang ia dapat hanya lirikan yang tajam seolah Toneri sangat membencinya.

Naruto bertanya-tanya, ada apa ini?

Toneri hanya berjalan melalui Naruto tanpa sepatah kata pun. Di pikirannya pun mulai berpikiran yang tidak-tidak.

Naruto memilih untuk menanyakan keadaan sang istri pada dokter yang baru saja keluar bersama Toneri.

Terdiam kaku saat mendengar penjelasan sang dokter. Mencerna perkataan dokter tersebut, bolehkah dirinya bahagia diatas penderitaan Hinata saat ini?

Istrinya mengalami cedera pada saraf tulang belakang sehingga mengakibatkan Paraplegia, yaitu kelumpuhan yang dapat terjadi pada setengah tubuh bagian bawah di kedua tungkainya.

Tapi dokter bilang itu tidaklah menjadi permanen jika istrinya rutin melakukan terapi.

Tetapi bukan itu yang membuatnya bahagia, dirinya bahagia karena dokter bilang kebesaran mungkin Hinata akan mengalami hilang ingatan akibat benturan yang sangat keras akibat kecelakaan tersebut.

Bolehkah ia bahagia? Dengan itu Hinata akan melupakan segalanya, segalanya tentang masa lalu kelamnya bersama dengannya.

Tapi Naruto harus menelan pil pahit, istrinya mengalami koma. Jika koma yang dialaminya hingga bertahun-tahun kemungkinan kecil ia akan selamat.

Dan dokter tidak tahu kapan Hinata akan sadar. Lagipula Hinata juga harus berada dirumah sakit sekurang-kurangnya 15 hari untuk berjaga-jaga terjadinya komplikasi hati mengingat ia baru saja melakukan pencangkokan hati.

Naruto dengan segera menelepon Shikamaru.

"Shika persiapkan keberangkatan ku dengan Hinata ke Amerika secepatnya"

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang