delapan

2K 177 11
                                    

Masih menunggu, sudah beberapa jam dirinya menunggu. Melihat koridor yang sudah sepi, hingga akhirnya dokter pun keluar bersama beberapa suster.

Dokter tersebut Menjelaskan apa yang terjadi pada Hinata, Naruto sudah mempersiapkan mental untuk mendengarkannya "Nyonya Hinata tidak mengapa" ujar Dokter itu membuat Naruto bernafas lega. "Tapi maafkan kami, anak kalian tidak bisa kami selamat kan"

Naruto sudah menduga hal ini, dirinya tidak begitu terkejut. Walau ada sedikit rasa sedih, mungkin karena naluri sebagai calon ayah.

Setidaknya Hinata selamat itu saja yang dipikirkan Naruto, dirinya harus patut bersyukur.

Memindahkan Hinata keruang rawat inap VVIP. Entah apa yang akan Naruto jelaskan pada Hinata nanti. Respon apa yang akan diberikan Hinata nanti?

Ibunya, dia lupa memberi kabar pada ibunya. Dia pun menelepon ibunya tapi tidak diangkat.

Mengetik beberapa pesan untuk memberitahu kabar ini, mungkin saat ini ibunya sedang tidur mengingat sekarang sudah larut malam.

Matahari sudah hadir dengan cahaya yang begitu cerah membagi kebahagian kepada setiap insan dimuka bumi ini. Terkecuali seluruh anggota Namikaze yang sedang menunggu sang putri tidur yang tak kunjung bangun.

Kushina dan Minato baru saja tiba.

"Wajah mu mengapa?" tanya Minato pada putranya itu.

"Perkelahian antar pria" jawab Naruto.

"Kau semalam mabuk?" tanya Minato mengintimidasi.

Tidak ada jawaban dari Naruto, Minato berpikir mungkin Naruto menghajar seorang pria dengan keadaan mabuk. Persis seperti dirinya dulu saat masih muda.

"Sebaikanya kau ganti pakaian mu" ujar Kushina saat melihat ada darah melekat pada baju anaknya itu.

Kushina melempar pakaian pada Naruto, dia sudah menyiapkan pakaian untuk Naruto. Naruto harus menemani Hinata dirumah sakit untuk beberapa hari ini.

"Baiklah" Naruto pergi ke kamar mandi mengganti pakaian. Bau Darah dan alkohol sangat menyatu disana.

Setelah selesai berganti pakaian, dia pun menghampiri ibunya. Ibunya sedang menatap Hinata dengan prihatin. Minato yang yang ada disamping nya hanya mengusap rambut sang istri.

"Kaa-san, ada yang ingin ku katakan" ujar Naruto yang sudah mendudukan dirinya disebrang ibunya.

"Aku sudah tau" Kushina berucap dengan nada yang lirih "cucuku tidak bisa diselamatkan" air mata pun tumpah.

Ibunya saja yang sebagai neneknya menangis, bagaimana dengan Hinata? Hinata yang sudah sangat lama menantikan anak ini.

"Tapi kaa-san belum tau mengapa hal ini bisa terjadi?" Kushina menyeka air matanya dia meminta penjelasan pada Naruto.

Apakah Naruto harus jujur pada ibunya itu? Jika ini semua karena Naruto yang frustasi ditinggal Sakura. Yang akhirnya dia mabuk dan melampiaskan nya pada Hinata.

Lalu jika Naruto menjelaskan secara jujur apa yang akan dilakukan ibunya itu?

Naruto memutuskan untuk menjelaskan semuanya dari awal tanpa ada kebohongan. Apapun yang terjadi sebaiknya diselesaikan sekarang juga.

Tidak apa jika dirinya akan dipukul ibunya setidaknya Naruto tidak perlu berbohong.

Buuggh

Bukan sang ibu yang memukulnya. Tapi Ayahnya, ayahnya yang selama ini bahkan tidak pernah membentak sekarang memukulnya.

Naruto merasakan hidungnya seperti akan patah, darah keluar dari sana. Luka semalam belum sembuh sekarang sudah ditambah lagi.

Kushina hanya menangis sesenggukan. Dia membiarkan sang suami menghajar putranya.

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang