Kenapa… kenapa harus kakak?
Sasuke tak habis pikir.
Menyakitkan, saat melihat seseorang yang dia hormati selama ini melukai orang lain di depan matanya sendiri.
Apa lagi sampai melakukan hal menjijikkan seperti tadi.
Apa sebenarnya yang sudah dipikirkan oleh Itachi?
"Bukankah tadi ... Kak Izumi?" Sasuke bergumam pelan, langkahnya terhenti.
Kenapa dia malah pergi?
Sial, dia merasa bodoh karena baru menyadari itu. Harusnya, dia tidak pergi begitu saja. Seharusnya, ia menolong Izumi. Sekarang, jika ia ingin kembali, pun pasti akan bertemu dengan Itachi lagi.
Lebih baik aku pergi saja.
"Sasuke!"
Seruan yang berasal tidak jauh dari belakang, membuatnya urung melanjutkan langkah. Ia ingin pergi, tapi kenapa hanya dari suara Itachi saja, mampu membuat langkahnya tertahan begini? Seolah ia memang tak mempunyai cukup kekuatan untuk mengabaikan Itachi.
Berdiri seperti orang bodoh, tanpa sedikit pun menoleh. Membiarkan Itachi yang melesat, kini berada tepat dua langkah di belakangnya.
"Ada apa?" Sasuke bertanya dingin. Ia cukup peka untuk mengetahui bahwa Itachi tengah menatapnya dari posisi yang cukup dekat.
"Maafkan aku."
Sasuke terdiam beberapa lama. "Minta maaflah pada Kak Izumi. Jangan denganku."
Itachi bungkam. Selama sekian detik ia tidak memberi respons. Sasuke tidak ingin tahu apa yang sedang dipikirkannya. Melanjutkan bicara, dia berusaha untuk tidak peduli atas reaksi Itachi yang mungkin cukup terkejut dengan ucapannya.
"Aku yakin. Kau sangat kenal diakan? Izumi Uchiha, dulu anak yang selalu dekat dengan kakak. Aku pernah melihat kebersamaan kalian beberapa kali dan sampai sekarang pun aku masih ingat.
"Tapi, setelah berita tentang kematian kakak menyebar di klan kita … entah bagaimana, dia bersikap dan berbicara dengan kami seolah tak mengenal kakak sebelumnya."
Tubuh Itachi menegang, ia bergumam lirih. "Sasuke."
Sasuke berbalik, menatap tajam netra sendu kakaknya. "Apa yang sebenarnya terjadi, Kak? Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dari kami semua."
Ada jeda hingga beberapa saat lamanya. Sampai Itachi mengambil napas perlahan, mungkin ini sudah waktunya Sasuke tahu.
"Aku memanipulasi memorinya. Ayah, Ibu … dan Shisui pun tahu. Karena kakak berbeda, Sasuke. Aku bisa saja kehilangan kendali di saat-saat tertentu. Itu sebabnya, aku memilih tinggal di tempat ini dan memisahkan diri dari yang lain."
Mata Sasuke membelalak sempurna. Terlalu mengejutkan. Apa maksudnya berbeda? Apa ini ada kaitannya dengan berita bohong tentang kematian Itachi yang telah lalu?
"Ka-kakak, kau—?"
"Kau cukup pintar Sasuke. Aku yakin walaupun sedikit, kau pasti mengerti dengan apa yang aku katakan."
"Tidak! T-tidak mungkin! Maksudmu, mereka semua mengasingkanmu karena menganggapmu berbahaya, begitu? Kau tidak ingin melihat Kak Izumi cemas karena kondisimu saat ini, jadi kau—? Ti-tidak, itu mustahil! K-kau tidak mungkin—"
"Itulah kenyataannya Sasuke."
Raga Sasuke seolah kehilangan penopang, ia nyaris limbung. Tatapannya kosong. Ia tidak ingin memercayai perkataan Itachi. Terlalu sulit untuk diterima.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐵𝑙𝑜𝑜𝑑𝑦 𝐴𝑛𝑖𝑚𝑜𝑠𝑖𝑡𝑦
FanfictionTentang Itachi dengan segala rahasianya. Tentang Izumi dengan semua dendam dari masa lalunya. Tentang pelarian Shisui, dan pengejaran ketiganya terhadap Danzo. Mereka tidak menyangka jika jalan yang mereka pilih malam itu akan menimbulkan kekacauan...